" what ? " tanya zea sambil menaikkan satu alisnya
" ck , gw duluan yang mau duduk disini . dan lo sebagai murid biasa di sekolah ini harusnya hormat sama ratu sekolah " ucap gadis bernama anfisa yang notebadnya menjadi ratu sekolah saat ini sambil mengibas - ngibaskan rambutnya
" apa tadi ? hormat ? kenapa kita harus hormat sama orang kayak lo yang jadi ratu sekolah karena hasil nyogok .hasil nyogok aja gayanya udah selangit ew " ucap zea yang langsung menarik aza untuk duduk dibangku yang mereka perebutkan tersebut
" lo ! " ucap anfisa emosi sambil menunjuk wajah zea dengan wajah yang merah padam
" jangan pernah lo brani nunjuk muka gw " ucap zea yang langsung berdiri dan ingin memplintir tangan anfisa tetapi sudah dicegah terlebih dahulu oleh aza
" eh aduh aduh ini eneng eneng geulis jangan pada ribut atuh , cakep cakep gaboleh ribut ya . mending makan nasi goreng ya sekarang ya . neng anfisa itu ada meja kosong disana , neng aza sama zea sudah mau duduk disini duluan tadi " ucap bu tina melerai zea dan anfisa
" awas lo " ucap anfisa sebelum meninggalkan zea dan aza bersama antek anteknya
" nantangin , sini maju " ucap zea yang sudah terlanjur emosi
" aduh udah neng zea , cakep cakep ternyata pinter urusan pergeludan ya " gumam bu tina yang masih ada dibangku itu
" zea gasuka bagian kepalanya di tunjuk bu , kepala bagian tubuh yang paling terhormat . Dan zea gaakan diem kalau udah bagian yang paling terhormatnya berani di tunjuk oleh orang " jelas aza yang membuat bu tina menganggukkan kepalanya
" gw duluan kekelas , makanannya tolong dibungkus aja ya bu . Za , tolong tungguin bungkusannya gw duluan " zea pun langsung berjalan pergi keluar dari kantin sekolah meninggalkan aza yang merasa panik karena tau emosi zea belum reda sama sekali
seperti biasa zea selalu menjadi bahan sorotan , kemana pun dia pergi dan dimanapun dia berada . Bahkan dia jauh lebih terkenal dari pada anfisa yang mempunyai gelar " ratu sekolah " saat ini .
zea pun sama sekali tidak mempedulikan berbagai macam tatapan yang diberikan siswa - siswi terhadapnya , dia terus berjalan dengan badan yang berdiri tegak tegas dan mata yang terus melihat kedepan . hingga dia menekan tombol lift yang ada di sekolahnya untuk pergi ke kelasnya yang berada di lantai 4 gedung sekolah itu .
sementara aza masih menunggu bungkusan nasi goreng kambing yang baru saja mereka beli dan ingin makan , tetapi karena ada sedikit masalah yang disebabkan oleh nenek lampir anfisa membuat semuanya hancur .
" ah coba aja gaada manusia sialan itu , perut gw pasti udah kenyang sekarang " umpat aza yang masi berdiri di depan stand nasi goreng kambing tersebut .
" ini neng makanannya , sendoknya udah ada di dalem ya " ucap ibu tina selaku penjual nasi goreng kambing itu.
" iya bu makasi ya " ucap aza yang segera mengambil bungkusannya itu lalu segera pergi ke kelas .
" kenapa muka lo murung gitu ze ? " ucap gavin bingung karena wajah zea benar - benar lebih murung dari biasanya .
zea yang tidak mengubsir pertanyaan dari gavin pun terus berjalan ke bangku sekolahnya , lalu langsung mengambil earpods dan memasangnya di kedua telinganya lalu ia pun membaca buku novel yang selalu ia bawa kemanapun dia pergi .
" lo kenapa kayak orang habis dikejar setan gitu ? " gavin bertanya kedua kalinya saat melihat aza datang dengah nafas yang terengah - engah karena berlari dari lift menuju kelas yang jaraknya lumayan jauh
dan untuk kedua kalinya juga pertanyaan gavin tidak dijawab , dan sialnya dia bertanya kepada dua perempuan yang memang dikenal irit berbicara .
" pfft mampus di kacangin , lagian udah tau mereka berdua orangnya kayak gitu .Masih aja kepedaan pertanyaan lo bakal dijawab " ucap rio lalu lanjut memakan kuaci yang tadi ia beli
gavin yang mendengar ucapan rio pun hanya diam dan ikut memakan kuaci itu
" ze , makan dulu yuk .Mau gw suapin ? " ucap aza yang langsung duduk disamping kursi yang diduduki zea
" ngga lo makan duluan aja , udah ga nafsu gw " ucap zea lalu lanjut membaca novelnya kembali
" ck jangan gitulah ze " ucap pasrah aza karena aza juga tidak bisa melakukan apapun jika zea sudah terlanjur emosi , karena zea tipikal orang yang jarang marah tetapi sekalinya dia mengeluarkan amarahnya jangan harap dia akan mengalah sebelum dia menang
" WOE ! " ucap siswa kelas sebelah yang tiba - tiba menggebrak meja guru yang ada di ruangan kelas zea
" apasih su , kaget gw sialan! " kesal gavin yang kaget sampai sampai melempar kuaci terakhirnya
" hehe ga kenapa , gw cuman gabut " ucap siswa itu lalu pergi meninggalkan ruangan kelas itu
" orang yang halal untuk dibunuh lalu dibuang ke empang " ucap gavin geram
" baru tau kalau ngebunuh bisa jadi halal " ucap aza yang tidak sengaja mendengar percakapan gavin dan siswa tadi
"semua bisa halal kok , tinggal dihalalin aja " ucap gavin lalu menyenderkan punggungnya ditembok
" malu-maluin aja lo vin " ucap rio yang langsung menampol pelan kepala sahabatnya itu
zea yang merasa kesal karena keributan yang dibuat oleh gavin dan yang lainnya pun kerap berdiri dan ingin pergi . Tetapi aza dengan cepat mencegat tangan zea " mau kemana ? " tanya aza
" rooftop , disini bacot banget . gw kekelas mau nyari ketenangan , ini malah dapetnya keributan " ucap zea yang langsung memandang sinis gavin
" buset tatapannya tajem bener " ucap gavin yang langsung melihat ke arah lain
aza pun langsung menggandeng tangan zea menuju rooftop agar pikiran sahabatnya itu kembali tenang dan emosinya segera mereda . karena jujur , aza takut saat zea marah .
jarak rooftop dan kelasnya tidak terlalu jauh , hanya perlu menaiki satu lantai lagi dan mereka akan langsung sampai di rooftop . jika di sekolah - sekolah lain rooftop menjadi incaran banyak siswa laki-laki hal itu menjadi kebalikan dari sekolah Internasional Jakarta ini . karena siswa-siswi di sekolah ini lebih suka menghabiskan waktu mereka didalam kelas atau di kebun belakang sekolah ini .
zea yang sudah sampai di rooftop pun langsung berjalan kearah pembatas rooftop untuk melihat pemandangan motor dan mobil yang berlalu lalang di depan sekolah mereka , hanya ini satu-satunya hal yang bisa membuat zea tenang dan reda dari amarahnya .Diam di suatu tempat yang sangat tenang , dan menikmati terpaan angin yang menyentuh kulit putih bersihnya itu .
aza yang melihat itu pun ikut memandangi jalanan yang tenang , jika biasanya jakarta dikenal dengan kota yang sangat berisik , macet dan tidak beraturan .Daerah tempat sekolah Internasional ini berada malah kebalikan dari itu , disini tempatnya sangat tenang , jarang ada yang namanya macet , dan pastinya lalu lintas dan pengendara - pengendara disini sangat teratur dan tertib .
" gw terlalu keras ya za tadi ? " tanya zea tiba - tiba
" hm ? ngga , lo bener kok . gw diposisi lo juga pasti bakal marah ze " ucap aza lalu menunjukkan senyumnya
" sampai sekarang gw belum bisa ngatur emosi gw za " ucap zea sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong
"ada saatnya nanti , gaada yang gabisa ze . belum saatnya berarti , nanti tuhan sendiri yang akan ngatur emosi lo dan nyuruh lo buat selalu nahan itu " ucap aza lalu menggenggam telapak tangan zea
" dan gw nunggu saat itu tiba " ucap zea dengan yakin lalu tersenyum memandang aza
" nah gitu dong , senyum " ucap aza lalu memeluk tubuh zea
" thankyou karena lo udah bisa tahan sama sikap gw yang labil ya za " ucap zea membalas pelukan aza dengan erat
" you're welcome ze "
halooo , semoga suka dengan chapter hari ini . inget vote , power dan commentnya ya ! . tunggu zea di chapter selanjutnya.