Aku masih tak percaya menatap testpack itu. Aku hamil? Mungkin untuk anak seusiaku merupakan pukulan keras. Namun, karena statusku yang sudah istri orang, jadi bukanlah sebuah musibah. Inilah Anugerah terindah. Semenjak aku hamil Gio begitu perhatian denganku. Bukan perhatian sih sebenarnya lebih ke arah parno. Dia bahkan tidak mengizinkanku ke dapur. Takut ketumpahan air panaslah, takut kena pisaulah. Heran ada aja manusia macam Gio.
"Gio, aku capek rebahan terus" Aku mengeluh.
"Kamu harus istirahat" Jawabnya
"Gio tolong, aku ini hamil bukan sakit parah. Aku pengen gerak" Rengekku
"Oke, kita ke dokter. Karena jadwal rutin untuk kontrol" Aku mendesah pasrah.
Aku benar-benar bosan. Hidup seperti karpet. Rebahan terus setiap saat. Kegiatanku cuman makan, tidur, nonton film. Udah gitu aja. Siapa yang tidak bosan?
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com