webnovel

Young Gods & Goddesses

'Young Gods and Goddesses' yang artinya Dewa dan Dewi muda, atau bisa disebut Rogha. 12 Dewa-Dewi Olympus, diantaranya; Zeus, Poseidon, Hades, Demeter, Hermes, Artemis, Apollo, Afrodit, Ares, Athena, Hephatestus dan Hestia. Masing-masing dari Dewa-Dewi, mereka mengutus Manusia, Nimfa, dan Elf. Untuk dijadikan Rogha. Rogha berperan penting untuk menjaga keseimbangan Alam semesta. Mereka yang terpilih menjadi Rogha akan memiliki kekuatan setara dengan Dewa-Dewi yang memilihnya. Ada beberapa aturan untuk menjadi Rogha. Pertama, Mendapatkan 3 Jenis liontin berbeda. Kedua, Mencapai puncak Gunung Olympus. _______________________________________________ PERHATIAN!!! Novel sedang dalam tahap pengembangan. Akan di revisi besar-besaran. Mulai 1 Januari 2023, diperkirakan 3-5 Bulan kedepan baru akan selesai. Prolog ~ Follow Instagram @aoko_novel untuk memberikan Support :D. Terimakasih.

Aoyama_Kouji · Fantasi
Peringkat tidak cukup
45 Chs

Nimfa Rogha Zeus

Kembali ke Asslan yang terlihat diam melihat penampilan Mina

"Emm hai..."

Ucap asslan gugup tak faham apa yang gadis itu ungkapkan dalam benaknya bukan kah dia adalah mina terus kenapa dia mengatakan sebegitu dekatnya aku dengan nya...

wanita itu menyipitkan mata seraya ngangkat tudung kepalanya dan menutup sebagian besar kepala dan wajahnya dengan tudung itu

"Entah apa maksud Mina membawa mu tapi itu lebih baik ketimbang ramalan nya

terhadap mu "

Ucap wanita itu seraya berjalan menjauhi hutan dan menuju ke dataran lapang Asslan pun masih berusaha memutar otak dan mencari penjelasan yang logis terhadap perubahan karakter yang di alami Mina

"Emm hai kau apa kau mina...?" Nampak nada bicara Asslan terdengar gugup

"..."

Tanpa jawaban

"Emm kau tau tadi anak yang bernama Alex tadi tampak ketakutan saat kau gunakan kemampuan mu jahahaha" Asslan nampak mencoba mencairkan suasana

"...."

Tanpa respon

"Hai ayo lah kau tak serius kan tentang mengucilkan ku"

"..."

"Hai Min...."

Saat Asslan hendak mengatakan nama Mina, terlihat sebuah benang tipis melilit lehernya benang itu tersalur ke pundak wanita itu dan berakhir di jarinya

"Sebut namanya lagi dan aku akan menjadikan namamu terpahat di sebuah batu"

Ancam wanita itu seraya menunjuk ke sebuah batu namun sesaat setelah itu wanita itu terjatuh dan pingsan

Bruuk...

Asslan yang melihat kejadian aneh tersebut pun mendekat meski dengan jeratan benang yang belum lepas di lehernya

"Hai kau baik baik saja?... Apa yang..." Asslan tampak kembali terkejut kini dia melihat wajahnya dan warna rambutnya kembali seperti Mina lagi dengan rambut hitam panjangnya dan mata birunya, namun kini Mina terlihat lemas

"Cih... Asslan toh... Apa yang terjadi?" Ucap mina seraya berusaha bangkit dari dekapan asslan namun terlihat seperti seluruh tenaganya hilang

Mina melihat ke utara dan mengatakan sesuatau seperti sebuah permohonan, kemudian terlihat para centaur terlihat dari kejauhan selain centaur juga terlihat kawanan rusa , kuda , dan juga burung hantu mendekati mereka

***

Dalam Olympus ada beberapa mahluk yang

Memang mendiami tempat itu seperti naga, hidra, kijang, Pegasus, harpy, empusa, kerberos, dan beberapa penghuni lainnya

Namun di sana juga terdapat sebuah peradaban yang sangat mirip dengan peradaban manusia.yaitu para Nimfa

Para Nimfa sangat terikat dengan mana dan mereka memiliki umur yang terbilang panjang, umumnya Nimfa adalah perempuan dan mereka lebih memandang rendah terhadap golongan laki laki,bagi mereka laki laki adalah sebuah beban dan parasit karna hanya bisa pesta dan tidur¹ gambaran itu mereka peroleh karna mereka sering di kejar kejar oleh para Satir² yang notabenya adalah laki laki

***

Pada saat yang bersamaan ada sebuah desa para Nimfa yang berada jauh di dalam hutan

Tap

Tap

Tap

"Elen... Tidak! Jangan" Teriak seorang perempuan dari semak semak, karna melihat Eleniel sedang hendak mengarahkan sumpit nya ke arah rusa

Wussh

Sebuah jarum keluar dari sumpit Eleniel dan tepat mengenai tenggorokan rusa tersebut dan segera membuat rusa yang tadinya sedang terlihat santai memakan rerumputan di padang rumput kini terkapar tak dapat bergerak karna jarum dari sumpit milik Eleniel.

" Ah... Dasar Marie jadi meleset kan dari target "

Terlihat raut wajah Eleniel mengerut dan kesal karna tingkah laku Amarie yang sudah membuat bidikannya tidak akurat

"Hiks... Padahal sudak ku bilang jangan, dasar Elen bodoh... Bodoh bodoh..!!"

Terlihat bahwa Amarie nampak terpukul melihat rusa yang tadinya tenang kini akan menjadi makan malam mereka, sambil mengusap linangan airmata nya kini dia mendekati rusa tersebut lalu mengelusnya dengan perlahan

" ηρεμήστε στη φύση εκεί "

Ucap Amarie dan sesaat setelah itu rusa tersebut akhirnya tak bergerak

"Sudah Marie di kehidupan ini semua mahluk saling mendukung untuk menopang kehidupan mahluk lain"

Ucap wanita lain yang nampak keluar dari semak semak dan segera menghampiri rusa tersebut kemudian mengikat kedua kaki dengan sebuah kayu panjang dan memberi kode kepada Eleniel untuk membantunya membawa makan malam mereka kembali ke desa

" Ha...? Kok aku bukan nya aku yang bertugas sebagai pemburu kali ini"

"Aaaah.. Kak Ana terlalu baik dengan Amarie "

Eleniel mengatakan 2 kalimat sekaligus namun dia tetep membantu Anariel kakaknya dalam mengangkat rusa tersebut dan di ikuti dengan Amarie yang masih terlihat sedih atas nasip rusa tersebut

Para Nimpa tersebut pun kembali ke desa dan meletakkan rusa ke sebuah batu besar untuk di bersihkan dan di kuliti. Terlihat Anariel kemudian pergi Kembali ke rumah kepala suku diikuti dengan adiknya Eleniel sedangkan Amarie nampak terlihat sibuk membantu Nimfa lainnya menyiapkan masakan makan malam mereka

Krek

Krek

Srok

Srok

"Sebenarnya aku akan segera pergi dari desa ini Elen..."

Ucap Anariel sambil masuk ke dalam rumah kepala suku kemudian dia meletakkan busurnya di atas sebuah kayu besar

"Ha... Kenapa kak.? Apa ini ada hubungan nya dengan pemilihan Rogha?"

Ucap Eleniel sambil ikut meletak kan sumpit nya di kayu itu mereka saling bertukar pendapat mengenai pemilihan Rogha yang akan segera di laksanakan di kaki gunung olympus dan mereka membahas bahwa demi Rogha (calon rogha) sangat tidak adil mengingat kalau kecocokan mana para Nimfa lebih unggul ketimbang para manusia

Namun justru demi rogha banyak terpilih dari kalangan manusia dan hal itu membuat para Nimfa merasa terusik dengan jumlah itu

"Jadi kalian akan berangkat sekarang"

Ucap ibu Anariel dan Eleniel yang juga kepala suku, karna mereka terlihat sedang membahas mengenai rogha

"Ibu... Sebenarnya aku tak berpikir akan meninggal kan desa ini namun..."

Ucapan Anariel di hentikan dengan nada suara lembut dari kepala suku

"Tsuut.... Kalian adalah yang terbaik di desa ini ibu yakin Gaia akan selalu memberkati kalian"

Ucapnya seraya menyerahkan senjata kepada kedua putrinya

***

Hari mulai menjelang malam kini sebuah api unggun yang sangat besar berada di tengah desa sudah di nyalakan semua Nimfa berada di sekitarnya untuk merayakan keberangkatan demi rogha

" Ana... Ana...ana "

Teriak Amarie sambil melambaikan tangan kepada Anariel dan Eleniel

" Ah aku sangat kangen sama kamu Ana.. Hiks. Dari tadi aku hanya berhadapan dengan tungku saja hiks.."

Amarie terlihat seperti anak kecil sambil memeluk Anariel dengan erat sedangkan Anariel terlihat merah merona terlihat dari telinga runcingnya dan wajahnya

"Ih... Kalian apa apan sih hump..."

Eleniel tampak cemburu dan berusaha menarik Amarie dari Anariel

"Nggak mau.... Maunya sama Ana,Elen tu kejam jadi gx mau"

Nampak penolakan Amarie saat hendak di dekap oleh Eleniel , namun Eleniel tak menyerah begitu saja dia segera meniup lembut telinga Amarie sehingga membuat tubuh wanita itu nampak lemas

Fuuuu....

"Kya.... Dasar Elen. Ah... Das...ar"

Nampak Amarie tak mampu melawan lagi dan mulai terlihat memerah di wajahnya

"Elen hentikan! Jangan menjahili Marie kasian dia tau"

Ucap Anariel sambil menarik Amarie yang sudah terlihat sudah mabuk cinta, melihat tingkah laku ketiga para gadis membuat para satir (manusia dengan kaki domba) yang juga di undang dalam pesta perayaan keberangkatan demi rogha tak mampu berkedip dan pesta mereka terus diadakan sampai fajar terbit

Time skip...

Sampai lah di puncak acara dimana kepala suku ( ibu Anariel dan Eleniel) mulai berjalan menuju sebuah pohon furry yang terlihat sangat besar terletak di tengah desa di ikuti dengan para Nimfa dan Satir di belakangnya

"Wahai rakyat ku, kawanku,serta anak ku. Para dewa telah memanggil Rogha Rogha dari segala penjuru tak terkecuali para manusia yang sama sekali tak ada hubungannya dengan mana, "

Suara kepala suku menggema terdengar sampai keluar desa semua gemuru para Nimfa dan Satir terdengar memeriahkan suasana

"Kita Nimfa yang di sayangi oleh mana pun juga di panggil! Marilah berdiri wahai para demi rogha tersayang ku....."

Kemudian berdirilah Anariel,Eleniel dan Amarie di hadapan kaum Nimfa dan mereka pun segera mendekatkan diri ke kepala suku

Tap

Tap

Tap

Setelah cukup dekat di tangan mereka pun diletakkan daun furry beserta sebuah jarum oleh kepala suku untuk melihat ability mana yang di telah terlihat di mereka.

Saat darah Anariel bersatu dengan daun furry terlihat daun itu melengkung

"Beast..."

"Wow beast!!!"

"Hemm paling tidak bukan hal yang mengecewakan"

Gemuruh para Nimfa terdengar saat mengetahui bahwa Anariel terpilih sebagai Demi rogha dengan ability Beast

Kemudian datang saat Eleniel, sama saat darah nya menyentuh daun furry terlihat daun itu pun juga melengkung yang menandakan Eleniel juga terpilih sebagai Rogha Beast

Namun berbeda saat Amarie sedang meneteskan darahnya di daun itu

Kres..

Terlihat daun yang terlihat bagus sekarang mulai terkikis sedikit demi sedikit dan akhirnya potongan potongan kecil daun furry yang berwarna putih kekuningan terbang tertiup angin serasa meenandakan bahwa rogha dengan ability terkuat muncul

"Apa mata ku menipu ku? Dewa zeus memperlihatkan bahwa Nimfa memiliki potensi menjadi Rogha dengan adanya ability spell caster di sini!!!" Ucap kepala suku takjub dengan fenomena langka tersebut

Sorakan pun mengiringi perjalanan mereka yang kini sudah mengetahui ability mereka masing" Dan mengantar mereka ke gerbang desa

Para demi rogha itu pun segera melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan kaki menuruni sebuah bukit sembari menuju ke kaki gunung olympus