webnovel

Chapter 1 : SEKOLAH!

Kringgggggg!

Jam weeker berdering sangat keras. Seorang pria terbangun mematikan sumber suara dan kemudian melanjutkan tidurnya.

"REZA! CEPAT BANGUN DAN MANDI! KAMU AKAN TERLAMBAT!"

Suara Mama yang memanggil Reza untuk membangunkan Reza dari tidurnya.

"Reza bangun nanti kamu terlambat," Mama memasuki kamar Reza dan menggoyangkan tubuhnya. Tak ada reaksi sama sekali dari Reza, dia hanya mengatakan sesuatu lalu kembali tidur.

"Iya mah bentar lima menit lagi."

Mama Reza hanya menggelengkan kepalanya kemudian keluar dari kamar. Dia sudah tahu kelakukan anak semata wayangnya ini, semalam Reza bermain game hingga larut malam hingga pada akhirnya dia tertidur di pagi hari padahal hari ini dia harus berangkat ke sekolah.

Ketika tertidur pulas tiba - tiba saja pintu terbuka cukup keras hingga membuat suara benturan yang keras. Seorang gadis dengan gaya rambut berwarna hitam dengan model Bob hair cut pendek 5 cm di atas bahu dengan poni tipis di sepanjang rambut depannya. Memakai seragam sekolah rapih dengan Rok pendek dan kaos kaki panjang yang hampir menutupi kakinya.

Dewi Ratna Sari orang yang telah memasuki kamar Reza tanpa izin adalah sahabat Reza sejak kecil.

Sreeett!

Dewi membuka tirai jendela kamar Reza perlahan sinar matahari memasuki kamar Reza yang gelap gulita dan pengap itu. Namun Reza hanya berbalik badan kemudian kembali tidur.

"Astaga Reza, Bangun!!!""

Dewi menarik selimut nya dan menggoncang tubuh Reza dengan keras.

"Iyaa, lima menit lagi." gumam Reza kemudian menarik selimutnya kembali menutupi tubuhnya.

Dewi berdecak kesal.

"Apa boleh buat, kau yang memulai ini semua. Jadi kau harus menanggung ini semua."

Dengan kencang Dewi menjambak rambut Reza membuat dia berteriak kesakitan.

"Arrrgh sakit sakit, dew sakit lepasin tangan lo"

"engga bakal gue lepasin sebelum lo bangun."

"Iyaa, iyaa ampun sakit lepasin tangannya please, gue kan dah bangun."

Dewi yang melihat Reza kesakitan kemudian melepaskan tangannya dari rambut Reza. Reza hanya merintih kesakitan akibat perbuatan Dewi tersebut.

"Astaga dew, rambut gue jadi rusak. Bisa ga sih jadi cewe lembut dikit gitu, jangan kaya Lakik."

"Apa lu bilang, ini semua tuh gara - gara Lo gamau bangun, cepat mandi nanti kita terlambat!"

"iya, iya."

Dengan langkah gontai, Reza melangkahkan kakinya pelan menuju kamar mandi dengan mata yang masih mengantuk.

"Lama banget sih,"

Dewi mendorong tubuh Reza ke kamar mandi.

"Wi sabar dong, gausah dorong dorong juga,"

Berkat bantuan Dewi akhirnya Reza sampai di depan kamar mandinya. Dengan malas malasan Reza memasuki ke kamar mandi dan mengguyur seluruh badannya dengan air. Setelah semua selesai Reza keluar dari kamar mandi dan melihat Dewi yang berdiri di kamarnya.

"Kenapa lo masih disini?" ucap Reza.

"Gue hanya memastikan lo mandi dengan benar. Gue takut Lo malah tertidur didalam kamar mandi."

"Mana ada orang yang tidur di kamar mandi."

"Kali aja Lo orangnya."

"Au ah, sana gue mau ganti baju, apa lo juga mau melihat gue ganti baju?"

"Dih gak sudi, yang ada mata gue bisulan liat badan triplek loh!"

Dewi pun segera keluar dari kamar Reza

"Dasar."

Reza yang melewati cermin kemudian tubuhnya yang sama sekali tidak terlihat satupun otot yang menonjol, hanya ada tulang tulang yang menonjol. Reza menghembuskan nafasnya pelan, ucapan Dewi ada benarnya.

Tak mau ambil pusing Reza dengan cepat mengambil seragam sekolah dan memakainya kemudian dia bergegas keluar dari kamar. Dia takut sahabatnya itu akan berteriak dan memarahinya.

"Selamat pagi,"

Mamaku menyapaku yang baru saja menuruni tangga.

"Hoammm...pagi,"

Aku berjalan menuju meja makan, hanya ada ibu dan Dewi yang berada disana.

"Loh ayah kemana?" aku menanyakan keberadaan ayah yang tidak kelihatan kepada ibu.

"Ayahmu sudah berangkat kerja,"

"Kok pagi sekali?"

"Pagi dari mananya? ini udah siang, kamu yang daritadi tertidur pulas, untung aja ada Dewi. Kalau ga kamu ga akan berangkat sekolah dan terus tidur hingga malam."

"Hehe,"

Aku hanya tertawa dan menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

Baru saja aku ingin mengambil piring, tiba tiba saja Dewi menarik tangan ku untuk segera bangkit dari kursi.

"Cepat kita terlambat,"

"Tapi aku belum makan,"

"Gaada waktu, sapa suruh bangun siang!"

"Mah, aku sama Reza berangkat dulu ya!" Dewi berpamitan kepada Mama Reza.

"Dew, tunggu sebentar." Reza pun berpamitan kepada mamanya dan mengikuti Dewi dari belakang.

Reza berlarian mengejar Dewi yang jauh di depan, nafasnya yang ngos ngosan terlihat dia sudah kecapean, padahal mereka baru saja berlarian melewati 10 rumah dari rumah Reza tetapi seakan dia sudah ingin mati rasanya.

Reza berhenti sejenak, mengatur nafasnya yang tidak beraturan sambil memegangi dadanya yang berdetak sangat cepat seperti ingin loncat keluar. Dewi yang melihat sahabatnya itu kelelahan berbalik menghampirinya. Berbanding terbalik dengan Reza, raut wajah gadis itu sama sekali tidak terlihat dia kelelahan.

"Ayo cepat nanti kita ketinggalan bus, Za." sambil menarik tangan reza.

"Gue capek Wi, bisa ga sih istirahat dulu bentar, kita cari restoran soalnya gua belom makan," ucap Reza dengan nafas yang terengah engah.

"Gabisa za, lo cowo lo harus kuat. Ayo nanti kita terlambat."

"Emang cowo gaboleh makan ya, Wi?"

Tanpa menjawab pertanyaan Reza, Dewi mengeluarkan kotak makanan yang berisi sandwich. Sebelum mereka berangkat memang Dewi sudah menyiapkan makanan ini untuk Reza makan selama perjalanan, dia tahu akan Reza akan bangun kesiangan.

"Nih makan," Dewi menyodorkan tempat makannya kepada Reza. Dengan senang Reza memakan sandwich itu dengan lahap.

Selama ini Dewi lah yang menemani dan merawat Reza, Reza hanya mempunyai Dewi. Tak ada yang mau berteman dengannya, walaupun ada salah satu mereka yang mendekati Reza itupun karena ada maksud tertentu.

Reza Darma Wangsa pria berkacamata hitam dengan tinggi 175 cukup tinggi. Tetapi sayangnya, tubuhnya yang tinggi tidak imbang dengan berat badannya yang sangat kurus.

Dia adalah cowo culun dengan tubuh yang lemah, dia sama sekali tidak menyukai olahraganya. Baginya, olahraga hanya membuat dirinya capek. Teman seumurannya yang selalu merendahkan Reza dan membully -nya membuat Reza semakin menjadi penyendiri. Maka dari itu dia menghabiskan waktunya di dalam kamar bermain game ataupun menonton film, dia juga menyukai hal hal berbau anime. Seringkali dia membeli barang - barang mahal yang disukai menggunakan duit orang tuanya.

Walaupun begitu orang tua Reza tidak pernah mempersalahkan itu, mereka merupakan keluarga yang cukup kaya raya. Ayahnya yang seorang pilot dan ibunya adalah seorang pramugari.

Mereka bertemu di tempat kerja yang sama seolah sudah ditakdirkan berjodoh kemudian mereka menikah dan mempunyai anak yaitu Reza. Mereka sangat menyayangi anak semata wayangnya itu.

Kedua orang tuanya selama ini tidak tahu kalau anaknya sering dirundung, Reza pun tak berani memberitahu mereka, terutama ibunya. Dia tidak mau ibunya khawatir kalau sampai ibunya tahu pasti dia akan mengadu ke sekolah, Reza tak mau hal itu terjadi, itu membuatnya malah semakin repot.

Untung saja ada Dewi yang selalu menemaninya. Selagi bersamanya Reza tak mempersalahkan hal itu. Semenjak ada Dewi hidupnya sedikit berbeda, dia mengurangi waktu bermain gamenya. Reza juga sekarang sudah tidak selalu berdiam diri di kamar, sesekali dia pergi keluar bersama Dewi.

Itu Semua berkat Dewi, orang yang membuat hidupnya berwarna. Orang yang saat ini menarik tangannya membuat dirinya berlari.