webnovel

YOU AND ME? THEN HIM?

Kehidupan lelaki bernama Rivarrel Avandy Ryszard yang tenang seketika saja berubah drastis saat beberapa orang dari masa lalunya mengungkap kehidupan lama. Ingatannya tentang masa lalu membuat ia kembali menjadi sosoknya saat itu. Saat dimana ia begitu dekat dengan orang-orang tersebut. Sesosok orang yang ia kenal menjadi musuhnya saat itu. Sayangnya, Rivarrel sama sekali tidak mengetahui siapa dia. Dan berbagai masalah pun mulai terjadi. Kejadian-kejadian tak terduga mulai menghantui kehidupan Rivarrel yang tenang. Orang-orang dari masa lalu mencoba untuk menyelamatkannya dari beberapa kejadian tersebut. Apa yang akan dilakukan mereka? Lalu bagaimana Rivarrel menjalani hidupnya yang semakin terancam? Dan siapa sosok yang dikenal Rivarrel itu? Silahkan dibaca.

ookamisanti_ · perkotaan
Peringkat tidak cukup
135 Chs

Chapter 21

"Gue gak tau apa yang terjadi setelah itu. Saat itu gue mengalami koma dan bangun-bangun ada dirumah sakit Singapura dan papa bilang kalau TG8 tinggalin gue gitu aja saat kejadian itu." lanjutnya. Ia semakin memijat kepalanya yang mulai terasa sakit.

"Koma? Kok bisa? Emang apa yang terjadi sampai loe koma?" tanya Alvin penasaran. Tentu saja ia terkejut dengan pengakuan lelaki cupu itu.

"Gue bilang gue gak tau, Vin. Setelah gue bangun, gue jadi amnesia sementara dan gue sama sekali gak ingat apa yang terjadi sama gue setelah perkelahian itu. Dan beberapa ingatan gue tentang TG8 dan masa lalu kecil gue sama sekali gak bisa gue ingat. Sampai sekarang gue juga masih bertanya-tanya apa yang terjadi. Papa dan mama gue gak bisa menceritakannya karena mereka takut kalau gue coba buat ingat-ingat malah berdampak buruk buat otak gue."

"Miris banget hidup loe, Rel. Gara-gara geng loe itu loe malah hampir mati loh. Koma itu gak main-main, Rel. Koma itu antara hidup dan mati loe. Kalau aja loe gak dikasih kesempatan buat hidup sama Tuhan, loe bisa disurga sekarang. Ini semua gara-gara mereka, Rel. Bahkan loe bilang tadi mereka tinggalin loe kan? Jahat banget mereka. Udah bikin loh hampir mati, tinggalin loe pula lagi. Kalau gue ada diposisi loe, gue ogah sih berteman lagi sama mereka kalau gue ketemu lagi sama mereka." kata Alvin panjang lebar membuat Varrel menunduk. Mungkin yang dikatakan Alvin benar, tapi Varrel mencoba untuk menyangkalnya. Ia tidak ingin menyalahkan The Grazon 8 atas kejadian yang menimpanya beberapa tahun yang lalu. Semua ini adalah keinginannya untuk bertarung, maka ia tak bisa menyalahkan mereka.

"Denger Rel, denger baik-baik. Gue gak mau loe kenapa-kenapa lagi, jadi kalau loe seandainya ketemu lagi sama temen-temen loe yang dulu, loe harus ngehindar atau gue yang bakalan ngelarang mereka buat ketemu loe." kata Alvin. Varrel menoleh.

"Kenapa gue harus ngehindar?"

"Varrel, mereka yang udah ngebuat loe koma, ngebuat loe amnesia dan ngebuat orang tua loe khawatir sama loe bahkan mereka udah ngebuat loe hampir mati. Gak mungkin kan loe mau berbaik hati temenan sama mereka sedangkan mereka udah membuat loe celaka dan gue gak mau kalau loe temenan lagi sama mereka. Gue ini temen loe, sahabat loe, gue udah anggap loe keluarga gue, bahkan saudara dan gue gak mau loe celaka lagi gara-gara mereka. Gue bisa aja loh melakukan hal jahat sama mereka kalau mereka ngedeketin loe lagi." tegas Alvin.

"Janganlah sampai segitunya, Vin. Gue juga kan gak tau apakah nanti gue ketemu lagi sama mereka atau enggak. Intinya ya gimana reaksi guenya sama mereka nanti. Kalau gue ngerasa mereka bersalah, ya gue terpaksa bakalan menjauhi mereka, kalau gue ngerasa mereka gak bersalah, ya loe taulah pasti gue gak akan menjauh sama sekali. Lagipula kejadian itu kan sebuah cobaan yang Tuhan berikan sama gue atas apa yang gue lakukan sama adik-adik kelas dulu. Dan jujur sih, gue agak menyesal saat tau gue mengalami hal itu. Tapi gue sama sekali gak menyalahkan siapa yang salah atas kejadian yang menimpa gue itu. Semua ini adalah karma buat gue!" jawab Varrel membuat Alvin mengerang kesal.

"Loe terlalu rendah hati, Rel. Cobalah buat balas dendam di hati loe walaupun sedikit. Ingat! Mereka yang udah membuat loe kayak gini." kata Alvin kukuh mencoba untuk meyakini Varrel. Lelaki cupu itu menggeleng.

"Udahlah, Vin. Gue males ngebahasnya." kata Varrel sambil menunduk dan memijat kepalanya. Seketika saja mereka terdiam. Varrel memikirkan apa yang dikatakan Alvin padanya, tapi tetap saja hatinya menolak perkataan lelaki sipit itu. Sedangkan Alvin sepertinya ia tengah kesal dengan tanggapan Varrel yang menurutnya sangat naif.

"Dan sebelumnya nama gue Avan" lanjut Varrel. Alvin terkejut.

"Avan? Terus kenapa loe ganti nama?"

"Gue gak tau. Semuanya berubah gitu aja."

"Nama loe bagus juga Avan. Terus Avan sama Varrel itu darimana asalnya tuh nama?"

"Aiishh.. nama gue RiVARREL AVANdy Ryszard. Dari situ nama gue berasal" jawab Varrel penuh penekanan dinamanya. Alvin manggut-manggut mengerti.

"Terus? "

"Gue dulu itu anak yang berandal, gak tau aturan, suka malakin orang, berantem dan diam-diam gue juga sering merokok. Tapi setelah gabung sama mereka gue jadi anak yang penurut. Gak suka malak, berantem tau aturan dan jarang merokok. Karena kak Stev pernah bilang. ' anak kecil kayak loe gak boleh ngerokok, jantung loe nanti rusak. Siapa yang akan ribet? kita sama orang tua loe. Dan loe tau sendirikan? loe gak mau menyusahkan siapa aja dihidup loe.' Gue masih inget kata-kata itu bahkan sampai sekarang. Dulu sebelum gue resmi jadi anggota TG8, Kak Stev lah yang pertama ngajak gue gabung dan dia yang ngajarin gue segala hal. Dari hapus semua kecuekan gue sama orang lain, saling tolong menolong, murah senyum, semua deh. Tapi setelah itu gue gak tau kenapa perasaan itu sama sekali gak gue rasain." Ujar Varrel tanpa jeda. Alvin menatap Varrel dalam. Betapa indah persahabatan mereka. Ingin rasanya ia berada di antara mereka, pasti akan sangat menyenangkan.

"Loe dulu suka malakin orang? ngerokok? berantem? Gila. Bukan loe banget tuh. Sekarang lihat diri loe! Cupu, jelek, cungkring lagi." ledek Alvin seenaknya. Varrel menatap Alvin tajam.

"Hehhe... bercanda." cengir Alvin.

"Ehm.. Iya. Itu emang bukan gue banget. Tapi dulu gue gitu kok hehehe.." cengir Varrel. Alvin mengernyitkan dahinya.

"Terus? loe sekarang masih bisa berantem?"

"Gak tau. Gue belum pernah ngehajar orang lagi."

"Nah, kalau loe dulu kayak gitu lebih baik loe ubah sekarang gaya loe kayak Avan. Kan keren, Rel. Eh ngomong-ngomong gue manggil loe Avan ya?" ucap Alvin.

"Jangan deh. Gue masih pengen jadi Varrel. Kalau loe manggil gue Avan, takutnya ada apa-apa." kata Varrel menolak. Alvin mengernyitkan dahinya.

"Maksud loe?"

"Ah, gak apa-apa. Lupain aja." Melihat Varrel menceritakan siapa dirinya membuat lelaki sipit itu puas. Wajahnya terlihat sangat senang. Ya, tentu karena Varrel sangat jarang menceritakan siapa dirinya kepada Alvin. Jujur saja, Alvin ingin menjadi teman Varrel seutuhnya walaupun ia tau lelaki itu bergaya culun. Tapi ia akan mencoba membuat Varrel tidak kesepian dan ia tidak akan membiarkan Varrel diperlakukan buruk oleh orang lain apalagi jika sampai dibully. Ia sama sekali tak akan terima, pasti ia akan melakukan sesuatu jika lelaki cupu itu terluka.

bersambung....

Jangan lupa vote & comment