Beberapa hari setelah Irawan mengetahui perbuatan putranya pada Zafira, putri dari salah satu karyawannya, pria paruh baya itu mengurung Gilang di rumah utama dan tak membiarkan lelaki muda itu ke mana-mana.
Irawan sedang memutar otaknya agar Gilang dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya. Jika dia berterus terang pada Juan dan putrinya sekarang, Irawan takut Zafira akan histeris mengingat gadis itu masih sedang berjuang keras melawan traumanya.
Irawan bahkan mengunjungi klinik dokter Hesti dan mencari tau semua catatan medis Zafira selama dirawat di sana setelah peristiwa itu. Dari dokter Hesti, Irawan memperoleh informasi jika Zafira adalah gadis kuat yang bertekad melawan trauma dan rasa takutnya setelah perbuatan keji Gilang padanya. Meskipun Zafira sempat histeris selama beberapa hari, namun dokter Hesti telah menanganinya dengan baik.
"Apa Tuan mau langsung pulang?" tanya Juan pada Pak Irawan ketika dia sudah mulai kembali aktif menjadi supir pribadi kepercayaan Irawan.
"Ehm, kita mampir ke rumahmu dulu."
"Maaf, Tuan? Ke rumah saya?"
"Ya, boleh kan?"
"Eh, maaf. Boleh, Tuan. Tapi ... kenapa mampir ke rumah saya? Apa saya ada salah, Tuan?" tanya Juan gugup.
Irawan tertawa mendengar pertanyaan Juan. "Kamu nggak ada salah, Juan. Saya hanya ingin menikmati teh buatan putrimu. Entah mengapa saya sangat menyukainya, rasanya sangat pas. Bolehkan?" Irawan beralasan.
"Tentu saja boleh, Tuan. Kalau begitu saya akan menelpon Zafira untuk segera pulang."
"Memangnya putrimu ke mana?"
"Tadi Zafira mengabari saya, katanya mau mampir ke klinik setelah pulang kerja."
"Klinik? Apa putrimu sedang sakit?"
"Tidak, Tuan. Zafira hanya punya berteman baik dengan pemilik klinik."
****
"Zafira mau nggak kerja di perusahaan saya," ucap Irawan saat Zafira menyuguhkan segelas teh padanya.
"Maaf, Tuan?"
"Iya, kebetulan perusahaan sedang membutuhkan beberapa tambahan karyawan. Saya rasa Zafira cocok untuk menjadi salah satu karyawan kami, mengingat ayahmu adalah salah satu karyawan terbaik kami karena kejujurannya."
"Terima kasih atas tawarannya, Tuan. Fira sangat tersanjung. Tapi mohon maaf Fira nggak bisa menerima," jawab Zafira sopan.
"Kenapa, Nak?"
Juan dan Zafira terkejut mendengar atasan Juan, pemilik perusahaan properti terkenal itu memanggil Zafira dengan sebutan 'Nak'.
"Kebetulan saya baru saja menerima tawaran untuk bekerja di sebuah klinik, Tuan."
"Wah, sayang sekali. Sepertinya penawaran saya terlambat."
“Fira menerima tawaran bekerja di klinik Dokter Hesti?” tanya Juan pada putrinya.
“Iya, Yah. Fira mau resign dari perusahaan percetakan tempat Fira bekerja sekarang dan menerima tawaran untuk membantu Dokter Hesti di kliniknya. Nggak apa-apa kan, Yah?”
“Nggak apa-apa, Nak. Asal itu membuatmu senang dan bahagia, ayah akan mendukungnya.”
Irawan sengaja terus mengajak Zafira mengobrol. Itu membuat Juan sedikit curiga ada sesuatu yang disembunyikan oleh tuannya itu.
"Saya pamit dulu, ya, terima kasih atas suguhan teh nya, Nak," Irawan berpamitan pada Zafira dan ibunya.
"Terima kasih juga sudah mampir ke gubug kami, Tuan," jawab Zafira.
"Tidak usah panggil tuan, Nak. Panggil saya Pak Irawan saja."
"Baik, Tuan. Eh maaf. Baik, Pak."
"Ayah juga pamit untuk mengantar Tuan Irawan dulu ya, Bu, Fira," Juan pun berpamitan pada istri dan putrinya untuk mengantar Boss nya itu pulang ke rumahnya.
***
Sudah sebulanan ini Irawan terus melakukan pendekatan pada Zafira, beberapa kali bahkan Irawan mengunjungi gadis itu di klinik dokter Hesti dengan alasan memeriksakan kesehatan di klinik tersebut. Dokter Hesti sendiri sudah mengetahui siapa Irawan, pengusaha terkenal yang tak mungkin mmemriksakan kesehatan pada klinik sederhana miliknya jika tanpa maksud lain.
Dari awal Irawan sudah mengatakan maksud dan tujuannya pada dokter Hesti yaitu untuk mendekati Zafira, gadis korban pemerkosaan yang dilakukan oleh putra mahkotanya. Dokter Hesti pun membantu Irawan karena melihat niat tulus dari pria itu untuk bertanggung jawab atas perbuatan keji putranya.
Sedangkan Juan dan keluarga kecilnya masih terus bertanya-tanya ada apa dengan Boss perusahaan tempat Juan bekerja itu. Setelah kedatangannya pertama kali ke rumah Juan bersama putranya, Irawan terus menjadi tak seperti biasanya. Selain lebih sering berkunjung, beberapa kali Juan dan keluarganya bahkan mendapat kiriman yang dikirim atas nama Irawan. Baik itu kiriman berupa makanan ataupun barang. Irawan bahkan menyuruh Juan dan keluarganya untuk tidak memanggilnya dengan sebutan “Tuan” seperti biasanya dan menyuruh mereka menggantinya dengan sebutan “Pak Irawan”.
“Sudah lama Pak Irawan jadi pasien Dokter Hesti?” tanya Zafira ketika dokter Hesty mengajak Zafira makan siang di kafe dekat kilnik.
“Belum lama ini. Kenapa Fira?” tanya Dokter Hesti.
“Nggak apa-apa, Dok. Fira hanya merasa aneh. Kita semua tau siapa Tuan Irawan, pengusaha properti yang terkenal di kota ini, tapi mengapa dia memeriksakan kesehatannya di klinik kecil ini? Bukannya biasanya para pengusaha kaya seperti mereka rela merogoh kocek demi pemeriksaan kesehatan di rumah sakit yang fasilitasnya bagus, bahkan sampai ke luar negeri.”
Bersambung.