"Perutnya kenap dielus? Sekarang udah nggak jaim lagi ya makan banyak di depan saya? He...he," ucap Mas Huda.
"Mas Huda ini, jadi bikin saya malu. He ...he," sahut Nadia. Dia lantas menarik lengan Mas Huda buat balik ke motornya.
"Udah yuk, jalan!" ajak Nadia.
Mas Huda tertawa melihat Nadia yang sepertinya agak malu kepadanya.
"Udah nggak usah malu lagi. Makan yang banyak justru penting tahu! Apalagi buat kamu yang kegiatannya banyak banget gitu Nad. He...he," kata Mas Huda.
"Ya kasih tahu sih kasih tahu, tapi nggak perlu ditambah sama tertawa juga kali Mas. Jadinya kan kayak ngeledek rasanya," sahut Nadia.
"Engggak ngeledek, serius ini," sahut Mas Huda sambil memakai kembali jaket serta helmnya.
Nadia melihat wajahnya lalu berkata,"Serius kok pakai senyam-senyum gitu. Itu ngeledek. Udah ah, yuk jalan buruan aja," ajak Nadia yang juga sudah mengenakan helmnya dan siap naik ke motor Mas Huda.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com