webnovel

Dua Kehidupan

Suara burung berkicau menyambut pagi ini. Keluarga Ashilah yang hanya hidup bertiga dengan Ayah dan adik sematawayangnya pun berbagi tugas pada pagi ini. Ashilah memasak untuk sarapan mereka bertiga. Sedangkan Qanita, adik dari Ashilah membersihkan rumah yang kecil tetapi sangat terasa nyaman dan hangat karena keharmonisan mereka bertiga. Tidak lama kemudian Ayah mereka keluar dari dalam kamar dengan menggunakan pakaian seragam kerjanya. Ayah Ashilah dan Qanita bekerja sebagai satpam di sebuah komplek.

"Anak Ayah yang cantik-cantik lagi pada bersih-bersih ya?" tanya Ayahnya dengan senyuman yang sangat sumringah.

"Iya, Ayah. Sini, kita sarapan dulu Ayah, de," ajak Ashilah.

"Asik. Masakan Ashilah pasti enak banget nih."

"Pastinya dong, hehe."

Kini setelah Ashilah selesai masak, mereka bertiga pun langsung sarapan bersama di ruang makan yang sederhana. Suasana terasa begitu hangat. Karena bagi mereka bertiga, ketika mereka masih bisa berkumpul seperti ini, mereka sudah sangat bersyukur. Tidak ada hal lain yang lebih membahagiakan kecuali bisa berkumpul bersama.

"Anak Ayah udah dewasa. Kalian udah harus bisa jaga diri kalian baik-baik ya walaupun nanti Ayah udah ga ada."

Tiba-tiba saja Ayah dari Ashilah dan Qanita berbicara seperti itu. Ashilah dan Qanita tidak suka mendengarnya.

"Ayah. Ayah ini bicara apa sih. Kita bertiga kan akan selalu seperti ini, Yah. Ada aku, Qanita, dan Ayah," jawab Ashilah sambil mengernyitkan dahinya.

"Iya, sayang. Do'ain aja supaya Ayah panjang umur."

"Pastinya, Ayah."

"Yaudah kalo gitu Ayah berangkat kerja dulu ya. Kalian berdua jaga diri baik-baik."

"Iya, Ayah. Ayah hati-hati ya."

"Iya, nak. Ayo Qanita, kita berangkat sekolah sekarang."

"Iya, Ayah. Aku berangkat ke sekolah dulu ya kak."

"Iya, de. Belajar yang rajin ya."

"Pasti, kak. Bye kak."

"Bye."

Sekarang tepat pada pukul 6 pagi Ayah dan Qanita pergi meninggalkan rumah. Sebelum Ayah berangkat kerja, kebiasaan Ayah adalah mengantar Qanita untuk berangkat ke sekolah dulu. Sekarang ini Qanita sedang duduk di kelas 3 sekolah menengah atas. Tinggal satu tahun lagi Qanita bisa lulus sekolah. Setelah lulus sekolah, Qanita berencana untuk langsung bekerja supaya bisa membantu kakak dan Ayahnya mencari rezeki. Selama Ayah dan Qanita tidak berada di rumah, Ashilah melanjutkan membersihkan rumah sebentar. Seperti menyapu, mencuci pakaian dan yang lainnya. Setelah itu baru Ashilah pergi untuk bekerja di salah satu toko.

*******

Berbeda dengan kehidupan laki-laki yang tampan nan kaya raya yang satu ini. Dia memiliki nama panjang Rafandra Baheera. Atau biasa di panggil Rafa. Semua kebutuhannya di urus oleh beberapa sistem rumah tangganya. Mulai dari mencuci pakaian, menyetrika, masak dan yang lainnya. Ketika Rafa terbangun dari tidurnya, di meja makan sudah terdapat berbagai macam lauk pauk yang sangat enak tanpa harus susah payah untuk memasaknya lagi.

Rafa tinggal bersama dengan Mamahnya, Neneknya dan juga satu orang adiknya yang sudah lebih dahulu menikah daripadanya. Rafa juga sebenarnya sudah mempunyai pasangan kekasih yang sangat dia cintai. Yaitu sekertaris pribadinya sendiri di kantor. Pekerjaan Rafa adalah sebagai CEO di kantor keluarganya sendiri. Perusahaan itu bernama perusahaan Baheera Crop.

"Hallo. Iya sayang. Aku pasti jemput kamu kok. Kamu tunggu di sana ya. Sebentar lagi aku jemput kamu. Bye."

Baru saja keluar dari dalam kamarnya, Rafa sudah di sibukkan dengan kekasihnya itu. Kebiasaan Rafa adalah memang menjemput kekasih hatinya ke Apartemennya untuk berangkat kerja bersama. Karena Rafa memang sangat mencintai kekasih hatinya ini yang memiliki nama Arista. Semua anggota keluarganya pun sudah mengetahuinya.

"Rafa. Kamu ini bagaiman si. Bukannya langsung duduk sini di ruang makan kita sarapan bersama. Kamu malah asik telepon sama cewek kamu itu," protes Mamahnya.

Rafa hanya tersenyum dan kemudian berkata,

"Iya, Mah. Kayanya Rafa sarapan di luar aja deh sama Arista, Mah, Nek. Soalnya Rafa udah janji juga sama dia. Dan Rafa pagi ini juga ada meeting penting. Jadinya sekalian aja ya Mah, Nek."

"Ya sudah kalo memang mau kamu seperti itu. Tapi kamu ingat ya. Kamu jangan sampai mengabaikan perusahaan keluarga kita karena kamu terlalu sibuk sama Arista. Karena cuma kamu cucu laki-laki Nenek di sini," jawab Neneknya.

"Iya, Nek. Aku janji. Yaudah kalo gitu Rafa pamit dulu ya Mah, Nek."

"Iya. Kamu hati-hati, nak."

"Iya, Mah."

Rafa pun berangkat ke kantor untuk bekerja sebagai CEO di perusahaan keluarganya. Rafa pergi dengan menggunakan mobil mewahnya. Kali ini Rafa akan menjemput Arista kembali di Apartemennya untuk berangkat kerja bersama. Apartemen yang di tempatkan oleh Arista juga adalah pemberian dari Rafa. Sebegitu cintanya memang Hans kepada Arista.

*******

Pagi-pagi seperti ini Arista sudah sangat rapih lengkap dengan pakaian kantornya. Arista hanya tinggal menunggu Rafa datang untuk menjemputnya. Arista menunggunya di depan Apartemen sambil terus memegang kaca di tangan kanannya. Karena Arista tidak mau sampai terlihat jelek sedikitpun di mata Rafa.

"Rafa lama banget sih. Tadi katanya mau jalan ke sini. Aku ga boleh kelihatan jelek nih di mata Rafa. Pokoknya aku harus terlihat cantik terus. Supaya Rafa ga bosan sama aku dan berpaling ke wanita lain. Karena Rafa selamanya akan tetap menjadi milik aku," ucap Arista.

Tidak lama kemudian Rafa tiba di depan Apartemennya. Arista pun langsung memberikan senyuman sumringahnya kepada Rafa. Rafa turun dari dalam mobilnya.

"Hai sayang. Maaf ya lama. Soalnya di jalan macet banget."

"Oh iya ga apa-apa kok sayang. Jadinya kita sekarang mau sarapan dulu atau gimana?"

"Aku si pinginnya sarapan dulu. Kamu belum sarapan juga kan?"

"Belum sih."

"Yaudah kalo gitu kita cari tempat sarapan dulu ya."

"Iya sayang."

Rafa menggandeng tangan Arista dengan sangat mesranya. Kemudian Rafa membukakan pintu mobil untuk Arista. Rafa memang selalu memperlakukan Arista layaknya ratu.

"Makasih sayang."

"Sama-sama sayang."

Kini Rafa dan Arista pun pergi untuk mencari tempat sarapan terlebih dahulu. Baru setelah itu mereka berdua akan pergi ke kantor bersama. Karena memang sudah bukan suatu hal yang tabu lagi jika Rafa dan Arista datang ke kantor bersamaan. Semua karyawan di sana sudah mengetahui hubungan antara Rafa dan Arista.

Di sepanjang perjalanan Rafa dan Arista saling berpegangan tangan dan tatap-tatapan. Layaknya sepasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu. Padahal sebenarnya setiap hari mereka berdua selalu bersama. Baik itu di dalam kantor maupun diluar kantor. Bahkan ketika hari libur pun mereka berdua tetap jalan bersama.

Kali ini Arista pun meletakkan kepalanya di pundak Rafa. Wajah mereka sangat dekat kali ini. Hingga akhirnya Rafa tidak fokus dengan menyertir mobilnya.

"Aaaa..."

-TBC-