webnovel

Wild Fantasy

Lilia meremas kuat seprai ranjangnya, ketika pria di atasnya menambahkan kecepatan ritme genjotan miliknya ke dalam miliknya.

Lenguhan kenikmatan yang sejak tadi tidak berhenti keluar dari bibir mungilnya menambah semangat pria itu. Bahkan dia pun semakin menggila mempercepat ritmenya di bawah sana.

Tidak berbeda dengan keadaan pria itu, Lilia pun makin melolong tak tertahankan ketika miliknya dihujam habis-habisan.

"Akuuuu akhhhannn sampaiiiiiihh," pekik Lilia tak tertahankan.

Namun sepertinya pria itu seakan menggoda Lilia saat ini, karena dia mulai memperlambat gerakannya dan hal itu membuat Lilia kesal bukan main karena klimaksnya tak tercapaikan. Apakah pria ini bercanda? Lilia paling tidak suka jika ia akan sampai, siklusnya diganggu.

Pria itu tersenyum miring dan plop! Tanpa memberi aba-aba langsung menghentakkan juniornya semakin ke dalam milik Lilia dan hal itu membuatnya menjingkat tidak siap disertai lenguhan keras. Ini benar-benar luar biasa dan gila.

"Engh!"

Sementara itu, pria misterius itu terkekeh melihat ketidaksiapan Lilia dan untuk kedua kalinya, ia mempercepat kembali gerakannya sampai membuat Lilia kini nampak kewalahan. Sebenarnya mau pria ini apa? Batinnya tidak percaya.

"Ugh!!! Iniiiiii terlaluuu cepaatttt!"

Pria itu tak mendengarkan protes Lilia dan justru kini semakin mempercepat ritme gerakannya dua kali lebih cepat sembari menggigit keras puncak bukit kembar milik gadis itu.

Lilia yang mendapatkan serangan tam terduga pun membulatkan kedua matanya, ia merasa tubuhnya akan meledak karena penyatuan gila ini.

Namun tidak bisa dipungkiri kalau ia sangat menyukai permainan kasar pria itu. Dan ketika ia akan mencapai puncak kenikmatannya, tiba-tiba terdengar suara nyaring di sampingnya, lalu kedua matanya pun terbuka sempurna. Langit-langit kamar bewarna putih yang terasa tidak asing menyambutnya.

Kriiinggggggggggg!

Bunyi alarm terdengar nyaring di seluruh penjuru kamar itu, tangan Lilia benar-benar gatal ingin membanting jam beker itu namun ia sadar jika dirinya masih membutuhkan jam beker ini untuk membangunkannya saat akan sekolah.

"Jam beker menyebalkan! Aku tak mendapat klimaks-ku gara-gara kau," sungutnya kesal. Ya, penyatuan panas itu hanyalah mimpi.

Lilia tidak mengerti, mengapa ketika ia sedang bersenang-senang, harus ada yang menganggu kesenangannya.

Meskipun masih dengan hati yang dongkol, ia mau tidak mau harus bangkit dari kasurnya untuk mandi dan pergi ke sekolah segera.

Helaan nafas panjang keluar dari bibirnya. "Aku benci sekolah! Kapan aku bisa cepat lulus dan tidak kembali kesana?"

Namun kemudian Lilia berdecak. "Tahan Lilia, kurang satu tahun lagi dan kau keluar dari sana."

Setelahnya, ia masuk ke dalam kamar mandinya untuk mandi dan bersiap pergi ke sekolah seperti biasanya. Semoga harinya menyenangkan.

****

Seorang pemuda baru saja tiba di sekolah dengan menggunakan mobil sportnya. Si the most wanted boys ini tidak pernah absen mendapatkan sambutan pekikan dan teriakan histeris para gadis yang ada di sekolah itu.

"Jeff Demian!!! Jadilah kekasihkuuu!"

"Jeff!! Kapan kau tidak tampan sehari saja????!!!!"

"Jeff! Terimalah cintakuuuu!!"

Teriakan mereka semakin kencang ketika Jeff melepas helmnya. Ia sudah terlalu biasa mendapatkan sambutan semacam ini, bahkan karena sangking biasanya, Jeff merasa muak.

"MILIKKKKUU!! MILIKKUUUUU!"

"TAMPAAANNNNN!!"

"JEFF!! PERAWANI AKUUUU!"

Jeff tidak kuasa untuk tidak menggosok telinganya yang pengang. Apakah mereka tidak memiliki kesibukan lain selain berdiri di sepanjang jalan meneriakinya dengan kata-kata yang abusif semacam itu?

"Berisik!" bentaknya keras seraya memasang ekspresi dingin dan suasana berubah hening. Jeff sudah tidak tahan lagi, jika ia tidak tegas, mereka tidak akan diam.

Sementara itu, tidak berapa lama muncul dua pemuda dan seorang gadis dibalik kerumunan para gadis itu yang sejak kedatangan Jeff sudah mengerubung seperti lalat. Ketiga orang itu merupakan sahabat Jeff.

"Ck. Kampungan!" decak kesal gadis berambut kecoklatan itu.

"Benar!" jawab pemuda bername tag Lucas itu.

"Kau tidak lelah selalu disambut dengan lengkingan teriakan beroktaf-oktaf dari mereka?" tanya Andrew heran.

"Menurutmu?" ucap Jeff membalikkan pertanyaan.

Andrew bertepuk tangan dan disambut ekspresi berbeda dari ketiga temannya. Lucas tersenyum, Elle memandang jengah, dan terakhir Jeff yang terlihat tidak peduli.

"Keren!"

Elle mendengus. "Dasar penjilat!" ucap gadis itu dengan memasang ekspresi mengejek pada Andrew, kemudian sikapnya berubah melembut setelah mendekati Jeff. Ia menggelayut lengannya manja, dan hal itu membuat para fans Jeff yang masih berada disana berteriak tidak terima. Dan seperti biasa, Elle tidak peduli.

"Jeff, hari ini jadikan?" tanyanya dengan begitu manja.

Setelah Andrew tadi, kini ganti Elle yang mendapatkan ekspresi berbeda dari ketiga sahabatnya. Lucas yang tetap memasang senyumnya, Andrew yang bersikap seolah-olah akan muntah, dan Jeff yang hanya terkekeh menanggapi sikap Elle, lalu tangannya terangkat untuk mengusap surai lembut rambut gadis itu. "Tentu saja. Apa yang tidak untukmu?" Lalu menatap kedua sahabatnya yang lain. "Kalian juga ikutkan?"

Andrew nampak menggeleng. "Aku ada kencan dengan kekasihku malam ini."

Jeff mengangguk mengerti, pemuda itu jika sudah berjanji dengan kekasihnya pasti acara berkumpul dengan sahabatnya pun pasti di nomor duakan.

Kemudian Jeff berganti menatap Lucas yang seakan menunggu pertanyaannya sejak tadi.

"Kau ikut--

"Dia tidak ikut, katanya mau pergi ke toko buku. Iyakan Lucas?" potong Elle cepat.

"Benarkah? Eyy, mana bisa begitu? Rasanya tidak seru jika kau tidak ikut pergi ke bar malam ini." Jeff nampak kecewa.

Lucas yang tidak menduga akan jawaban Elle, lantas memaksakan senyumnya. "Maaf, tapi aku ingin membeli koleksi komik terbaru."

"Ck, kalian berdua benar-benar serasi, suka sekali menomor duakan persahabatan di atas segalanya," ujar Jeff kesal.

"Sudahlah Jeff, jika mereka tidak mau. Kita berduaan saja," sambung Elle mengambil kesempatan. Ya, gadis itu memang sengaja melakukan hal ini agar bisa berduaan dengan Jeff. Elle memang menyukai pemuda itu.

Andrew berdecak. "Bilang saja kau hanya ingin berduaan bersama Jeff dengan membohongi---"

"Lebih baik kita masuk ke kelas masing-masing saja ya? Jam masuk sudah berbunyi. Bye!"

Lucas membungkam mulut Andrew, kemudian menyeret pemuda itu pergi dari sana meninggalkan Jeff berduaan dengan Elle saja.

"Lucassjmmm lepasssksjk!!"

Sepeninggal kedua pemuda itu, Jeff nampak keheranan. "Mereka kenapa sih?"

"Lupakan saja, ayo masuk ke kelas."

Ya, keempat orang itu terbagi dalam dua kelas.

Andrew sekelas dengan Lucas, sedangkan Jeff sekelas dengan Elle.

"Mengapa kau membungkamku seperti tadi??" sungut Andrew kesal pada Lucas setelah mereka tiba di kelas.

"Sudahlah. Jika memang Elle hanya ingin berduaan dengan Jeff, kita biarkan saja. Sudah terlihat dengan jelaskan jika gadis itu menyukainya?"

Andrew berdecak. "Tapi dia berbohong Lucas, sebenarnya kau mau ikut kan? Gadis itu memang kelewatan."

"Tidak. Elle benar, malam ini aku akan pergi ke toko buku untuk membeli komik terbaru memenuhi koleksiku."

"Sekali saja, sekali saja Lucas. Kau tidak membelanya." Dan setelah mengatakan hal itu, Andrew pergi duduk di kursinya meninggalkan Lucas.

Dan seperti biasa, Lucas hanya terdiam di tempatnya setelah selesai berargumen dengan Andrew.

****

Lilia memandang papan tulis di depannya dengan malas, namun ia tetap berusaha memfokuskan matanya ke depan mengabaikan ponselnya yang terus bergetar karena notif group chat yang sejak tadi memanggil-manggilnya untuk segera dibuka.

Karena ia duduk paling belakang dan pojok dalam kelas itu, akhirnya ia memutuskan membuka ponselnya.

Hei, kalian sedang apa?

Hari ini aku iseng membuka pencarian di internet dan menemukan video terbaru.

Jika kalian ingin melihatnya, ini kukasih videonya.

Lilia menimang-nimang apakah ia akan membuka video itu atau tidak. Ya, grup chat itu merupakan grup berbagi link blue film yang selama ini sering ia dapatkan. Disana ia bertemu dengan orang-orang yang memiliki hobi kurang lebih sama seperti dirinya.

Sebenarnya Lilia ingin sekali membuka nanti sewaktu istirahat, namun masa bodoh. Ia merasa begitu penasaran saat ini. Dan sepertinya ia mendapat hukuman karena sudah tidak sabaran, kareba ia tidak pernah menduga akan terdengar desahan keras dalam video itu.

"Ugghh! Masuki aku lebih keras sayang!"

Semua orang kini menatapnya, Lilia yang membeku di tempatnya. Demi Tuhan, Lilia ingin menghilang sekarang.

"Tamatlah riwayatku! Aku lupa tidak memelankan volumenya!!!!!" teriaknya histeris dalam hati.