webnovel

When The Devil Has an Angelic Heart

pernahkah kalian memikirkan bagaimana hidup sebagai seorang yang paling dimusuhi seluruh isi bumi? hidup di dunia yang sangat terpencil dan terkucilkan dari orang-orang. dijauhi oleh semua makhluk. dibenci oleh semesta alam. bagaimana jika terdapat kebaikan dalam setiap hal? seperti halnya Yin dan Yang. semua hal memiliki sisi baik dan buruk. hitam dalam putih dan putih dalam hitam. sebuah cerita yang akan membawa kita berpikir dua kali tentang perspektif berbeda dunia ini. membawa dan mengangkat pemikiran-pemikiran anti-mainstream dari sang penulis. inilah karya fiksi penggemar yang akan membuat siapapun ingin menghabiskan tiap bagiannya dan menemukan jalan baru memandang kehidupan.

wangshinryeok · Fantasi
Peringkat tidak cukup
8 Chs

GENERAL'S GREEN GRASS

Kalau begitu kami pamit. Terimakasih telah menerima kami ucap Woobin kepada pelayan Jeong. Mereka berdua pun beranjak dari ruang tamu dan mulai berjalan keluar dari rumah Professor Kim. Woobin yang sejak keluar dari rumah Professor Kim hanya terdiam membuat Jongsuk menjadi penasaran dan bertanya apakah dia baik-baik saja. Namun Woobin hanya menoleh sebentar dan kembali diam sambil menatap langit biru bersih tanpa awan di pagi hari itu.

Sesampainya di depan gerbang, Jongsuk meminta Woobin untuk kembali sendiri ke rumah nya.

"Woobin, kau pulang sendirian ya. Ada sesuatu yang harus aku selesaikan" ucap Jongsuk kepada Woobin.

"Hey ayolah, kau sudah berjanji untuk menemaniku hari ini. Kita bahkan belum pergi membeli sarapan" jawab Woobin dengan sedikit kesal.

"Haha, lain kali saja, oke? Ini benar-benar penting"

"Baiklah, aku akan makan di kantin kantor Ayah, aku akan menunggu."

"Tidak, jangan menunggu, aku benar-benar harus pergi lumayan lama".

Mereka pun berpisah di depan gerbang itu.

Woobin yang berjalan sendirian ke kantor ayah nya dengan tatapan kosong, melamun di tengah padatnya hiruk pikuk pagi di kota Seoul. Berjalan dia, selangkah demi selangkah dia lewati, kakinya yang panjang terus bersusulan satu sama lain. Tanpa sadar dia tertabrak seorang pria. Pria itu mengenakan kemeja putih dengan padding mantel berwarna hitam diluar dengan warna merah didalam.

"Ah, maaf aku tidak sengaja menabrak mu"

"Hey! Apakah kau tidak bisa lebih berhati-hati sedikit? Semua orang sibuk dipagi hari seperti ini!" jawab Woobin yang kesal.

Pria itu hanya membungkuk dan terus berjalan. Woobin yang kesal kemudian menghiraukan pria tersebut dan melanjutkan jalannya. Namun saat hendak berbalik, ia melihat saputangan pria tersebut jatuh. Sapu tangan itu berwarna merah menyala dengan gambar beruang hitam ditengah nya. Woobin yang hendak mengembalikan saputangan itu kemudian hanya melihat pria itu sirna begitu saja di hadapan nya.

Woobin berjalan membawa saputangan tersebut sampai ke kantin kantor ayahnya. Disana dia duduk dan memesan menu sarapan pagi bibimbap yang berisi tumisan daging sapi kecoklatan, sayur rebus segar, rumput laut, irisan sayur dan telur setengah matang yang terletak di tengah mangkuk. Woobin kemudian mengaduk nasi itu dan terdengar suara berita dari Televisi. Hari Peringatan 20 tahun Tumbuhnya Rumput Hijau di Makam Jenderal Choe Yeo. Woobin yang mendengar berita tersebut hanya tersenyum dan matanya mulai berkaca-kaca menahan kesedihan. Dia pun mengambil buku jurnal dari dalam tas nya.

6 Februari 2009. Hari ini aku melihat lagi peringatan tumbuhnya rumput di makam jenderal besar panglima Choe Yeo. Hari yang sama dengan kelahiran ku, dan juga hari kematian Ibu. Aku tumbuh menjadi anak yang baik, Ibu jangan khawatir disana. Ayah juga bekerja keras dengan perusahaannya. Tidak masalah aku makan sendirian di hari ulang tahun ku yang ke-20. Karena aku yakin, ibu selalu berada didekatku.

Woobin menutup jurnalnya kemudian melanjutkan makannya. Tak selang beberapa lama, Jongsuk pun datang dan berteriak SELAMAT ULANG TAHUN WOOBIN KU SAYANG!. Semua orang di kantin pun melihat hal itu kemudian tertawa. Ya, orang-orang di kantor ayahnya sudah tahu bahwa mereka sudah bersahabat lama.

"Hey, kau bisa memecahkan kaca kantin dengan suara mu itu" ucap Woobin

"Haha, ini aku bawakan kue ulang tahun dan juga sup rumput laut dari tooko kesukaan mu" menyodorkan sup rumput laut ke mulut Woobin

"Jadi, kau tadi pergi duluan, mencari barang-barang ini?" Tanya Woobin

"Makan saja, jangan banyak tanya, dasar bodoh" jawab Jongsuk meletakkan kembali sup rumput lautnya ke meja.

"Yaaaah, sialan, aku semakin tua saja. Aku bahkan sudah masuk kepala dua. Apakah aku terlihat semakin tua?" Tanya Woobin khawatir kegantengan nya berkurang

"Heeh.... Ganteng atau tidak, kau akan bisa menikahi wanita manapun saat kau naik jadi CEO nanti menggantikan Ayahmu di KK Group" jawab Jongsuk sambil memotong kue.

"Aneh, hanya perasaanku saja atau memang kau tidak berubah sejak 10 tahun lalu" Tanya Woobin sambil memgang dagunya.

"Karena aku sangat lucu dan awet muda, aku harap kau tidak membenci ku suatu hari nanti" jelas Jongsuk sambil tertawa

Mereka pun tertawa sambil memakan kue dan sup rumput laut yang dibawa Jongsuk tadi.

Dalam perjalanan kembali ke rumah, Woobin bertanya kepada Jongsuk apakah Jongsuk percaya hantu atau tidak. Jongsuk kemudian berkata bahwa dia percaya hantu, siluman, dan setan. Woobin yang melihat jawaban Jongsuk kemudian bertanya lagi apakah dia percaya bahwa terdapat siluman yang hidup ditengah-tengah manusia ataupun menyamar menjadi manusia. Jongsuk menjawab hal itu dengan memiringkan kepalanya sambil mengangkat bahunya tanda ia tak tahu. Woobin yang kesal dengan respon itu kemudian berjalan mendahului Jongsuk.

Woobin berjalan dengan cepat karena cuaca yang dingin dan berangin. Matanya menutup karena tertiup angina yang datang. Dia berjalan cepat melewati penyebrangan. Jongsuk yang melihat Woobin berjalan terlalu cepat di penyebrangan kemudian berteriak agar Woobin berhati-hati. Tiba-tiba sebuah truk melaju kearah Woobin dan menghantam Woobin dengan sangat keras. Tubuh Woobin terhempas ke-depan. Jongsuk yang melihat kejadian itu pun langsung berlari mengejar Woobin. Dia tak sadarkan diri. Kepalanya berdarah, tubuhnya shock menerima hantaman keras dari truk tersebut. Orang-orang panik melihat kejadian ini.

Jongsuk yang melihat keadaan Woobin menangis dan berharap dia memiliki kekuatan untuk teleportasi membawa Woobin ke Rumah Sakit secepat mungkin. Tiba-tiba ditengah kepanikan itu, Jisoo muncul dan melihat Jongsuk yang terduduk disebelah Woobin yang tergeletak di tengah penyebrangan itu. Jisoo kemudian mengangkat Woobin kemudian hilang begitu saja dari hadapan orang-orang dan dari hadapan Jongsuk. Melihat hal itu, ia kemudian menelpon Jisoo dan bertanya kemana ia membawa Woobin.

Jongsuk yang panik pun segera menelpon Ayah Woobin, CEO Kim Kyung Eub untuk melihat keadaan Woobin. Mereka kemudian bergegas ke rumah sakit. Ayahnya dan Jongsuk kemudian bergegas menuju ruang ICU dan bertanya kepada perawat disana bagaimana keadaan Woobin. Para perawat hanya menjawab seadanya untuk menenangkan Ayah Woobin. Beberapa saat kemudian, ayah Woobin melihat Jisoo dan kemudian terkejut.

"Permisi nona, bisa kita bicara sebentar" Tanya CEO Kim kepada Jisoo

"Mari kita bicara di lantai atas" jawab Jisoo

Mereka berdua kemudian pergi ke lantai paling atas untuk berbicara. Ayah Wobin yang sudah putus asa kemudian berlutut hadapan Jisoo sambil meminta Jisoo untuk menolong dirinya sekali lagi untuk menyelamatkan Woobin. Langit yang tadinya berawan menjadi mendung dan gerimis.

"tidak terasa 20 tahun sudah berlalu. Apakah bantuan dari ku belum cukup membuatmu terpuaskan dengan dunia fana ini?" Tanya Jisoo

"Tidak tuanku, sama sekali tidak. Tapi aku mohon, bantu Woobin selamat kali ini. Dia hartaku satu-satunya di dunia ini" jawab ayah Woobin dengan penuh putus asa

"Aku memohon kepadamu sekali lagi, Tuan Jisoo. Bantulah Woobin. Selamatkan Woobin" tangis Ayah Woobin di hadapan Jisoo

Langit gerimis menjadi hujan dan berpetir hebat.

"Berdoa dan memohonlah hanya kepada Tuhan-mu." Jawab Jisoo dan kemudian menghilang dari hadapan Ayah Woobin.

"Terimaksih Tuan, terimakasih, terimakasih" jawab Ayah Woobin sambil berteriak diatas atap gedung rumah sakit. Badannya yang basah seketika saat Jisoo pergi semakin berat dan membuat dirinya lemas seakaan meaksa dirinya terbaring. Air hujan yang menghempas wajahnya dan menyamarkan air matanya.

Ayah Woobin kemudian turun kembali ke depan ruang operasi. Dia menunggu dan menunggu operasi Woobin. Jongsuk kemudia pulang duluan. Bibi Ye datang membawa makanan untuk Ayah Woobin. Mereka duduk dan menunggu Woobin sampai selesai operasi. 12 jam mereka menunggu akhirnya selesai juga operasi Woobin. Dokter mengatakan bahwa Wobin mungkin akan koma selama beberapa bulan. Yang bisa dilakukan mereka sekarang hanyalah berdoa dan berharap agar Woobin dapat segera pulih. Mendengar pernyataan dokter, Ayah Woobin kemudian kembali menangis dan berterimakasi ke dokter. Sesaat setelah dokter pergi ayah Woobin kemudian berterimakasih kepada Tuhan.