webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · perkotaan
Peringkat tidak cukup
409 Chs

Mon Fils 11

"Itu Papa!" seru Luca ketika melihat William keluar dari gedung apartemennya.

Marion yang duduk di sebelah Luca segera menoleh dan menghela nafas panjang ketika melihat William berjalan menuju mobilnya. Ia kemudian mengusap-usap bahu Luca. Tidak lama kemudian William masuk ke dalam mobilnya.

"Apa kalian lama menungguku?" tanya William sambil menoleh pada Luca.

"Aku mau es krim," ujar Luca sambil tersenyum lebar.

William balas tersenyum pada Luca. "Tentu saja. Kau mau rasa apa? Coklat?"

Luca mengangguk kencang. William mengusap-usap kepala Luca. "Kenakan sabuk pengamanmu. Kita pergi sekarang."

Marion yang duduk di sebelah Luca segera memasangkan sabuk pengaman pada Luca. Sementara itu William segera mengemudikan mobilnya dan pergi dari area apartemen Luca.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com