webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · perkotaan
Peringkat tidak cukup
409 Chs

Adaptation 4

William menghela nafas panjang sambil membuka matanya. Ia tersenyum ketika melihat Esmee berbaring miring memunggunginya. William menatap punggung Esmee yang terbuka dan membelainya. Ia kemudian memiringkan tubuhnya dan memeluk Esmee.

"Aku mencintaimu, Esmee," gumam William di telinga Esmee.

Esmee membalas ucapan William dengan menggumam pelan. Ia ingin membuka matanya namun sepertinya rasa kantuk masih menggelayut di ujung kelopak matanya. Setelah melewati malam panjang yang penuh gairah bersama William, rasanya Esmee tidak mau terburu-buru membuka matanya.

"Kau tidak mau bangun?" tanya William.

Esmee menggeleng pelan. "Aku masih mengantuk."

William berdecak pelan. Ia kemudian mengecup lembut bahu Esmee. Setelah itu ia membenamkan wajahnya di tengkuk Esmee dan menghirup dalam-dalam aroma tubuh Esmee. William merasa ia tidak akan pernah bosan mencium aroma tubuh Esmee yang selalu membuatnya nyaman.

"Kapan kau kembali ke Paris?" tanya Esmee. Masih dengan mata yang terpejam.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com