"Seharusnya kamu bilang lebih awal," Hardi kembali bersuara. Kinan masih diam, dia tak berani membuka suara sedikitpun. "Kenapa kamu nggak bilang kalau kamu enggan memiliki bayi. Kenapa kamu nggak bilang kalau kamu enggan menjadi seorang Ibu. Kalau kamu jujur kepadaku sedari awal. Aku nggak akan menikahimu. Agar semuanya menjadi lebih mudah,"
Meta kaget bukan main dengan ucapan Hardi itu. Kemudian dia melihat sahabatnya kembali meneteskan air matanya. Ya, Kinan tergugu mendengar ucapan Hardi itu. Seolah suaminya telah menyayangkan adanya pernikahan ini.
"Di, lo kalau ngomong tolong dipikir dululah! Kenapa lo malah nyalahin perkawinan kalian. Ini kan—"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com