Aidan dan Edi terdiam, tapi tatapan keduanya tampak tersirat rasa kebencian satu sama lain.
Simbok Aidan kini melirik kepada keponakannya, yang tampak mematung melihat perkelahian itu.
"Din, kamu ini bagaimana toh. ada yang bertengkar sampai wajahnya nyaris hancur seperti ini kok ya kamu diam saja! Kenapa kamu tidak melerai mereka!"
"Budhe, bagaimana aku mau melerai toh. Mana kuat aku melerai mereka? Mereka saling adu pukul sudah seperti kerbau kelaparan. Tenagaku tidak cukup kuat untuk mencoba memisahkan mereka. Jadi, dari pada aku memisahkan mereka, aku berdoa kepada Tuhan agar mereka sadar akan kesalahan mereka, dan mereka berhenti adu jotos,"
Simbok Aidan pun mendengus, sampai semua orang yang ada di sana ikut mendengus mendengar ucapan dari Udin tersebut.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com