webnovel

Diusir secara kasar

Diusir dari rumah sendiri ketika masih duduk di bangku SMA membuat Fanya tak tahu harus tinggal di mana lagi. Masa depannya telah hancur karena ulah dia sendiri ia harus menanggung semuanya bahkan untuk menghidupi dirinya sendiri dan anak yang sedang di kandungnya.

"Sekarang aku harus ke mana aku tak mempunyai keluarga lagi bahkan Ibuku sendiri telah mengusirku secara kasar karena perbuatan aku ini,"isaknya dengan membawa tas yang berisikan baju-baju miliknya.

Tubuhnya semakin lemas dan anak yang di kandungnya juga butuh nutrisi dan juga makanan-makanan yang sehat sedangkan ia tak tahu harus ke mana, pekerjaan pun tak punya bahkan yang dia tahu hanyalah ber foya-foya dan menghabis kan uang kedua orang tuanya. Di umur 19 tahun Fanya belum memiliki pengalaman apapun bahkan sekolah pun belum lulus.

Susah baginya untuk mencari pekerjaan dengan kondisi yang sedang hamil dan tak mempunyai pengalaman.

"Anya... " panggil seorang wanita yang tiba-tiba ada dihadapannya dan langsung saja memeluknya.

Wanita itu memeluk Fanya dengan sangat erat. Aurel memang teman baik Fanya semasa sekolah di bangku SMA.

"Hei!! Ngapain kamu di sini dan kamu juga ngapain sih kok bawa-bawa tas seperti itu kamu mau ke mana?" Tanya Aurel yang menatap wajah Fanya yang terlihat sangat lelah.

"Gara-gara kelalaianku kedua orang tuaku dan semua keluarga aku membenci aku, bahkan mengusirku dari rumah jadi aku terlantar seperti ini," ujarnya dengan meneteskan air matanya.

Mendengarkan perkataan dari fanya Aurel tak sanggup untuk melihat teman baik nya itu terlantar di jalanan.

"Yuk ikut denganku di kost an aku mungkin kamu bisa beristirahat di sana!" Ucap Aurel yang menawarkan bantuan kepada Fanya.

"Ya terima kasih ya rel," Ucapnya dengan sangat malu karena merepotkan teman baik nya itu.

Aurel dan juga Fanya pergi bergegas ke kos di mana Aurel tinggal ketika itu di perjalanan Fanya selalu saja bertanya kepada Aurel.

"Rel apakah kamu tahu di mana orang membutuhkan pembantu atau kah pelayan aku butuh uang," ujar Fanya yang terlihat sangat membutuhkan uang untuk menunjang hidupnya.

"Untuk sekarang kamu jangan dulu bekerja kan ada aku aku ini adalah teman kamu jadi kamu bisa istirahat dulu sepertinya kamu kecapekan kelelahan kalau kamu sudah beristirahat nanti kita akan pikirkan kamu akan bekerja di mana," ujar Aurel yang mencoba tenang untuk teman baiknya itu.

Fanya siap bekerja apapun untuk dirinya hidup dan makan-makanan bergizi untuk anak yang di kandungnya tidak seperti itu.

Rel aku harus mendapatkan pekerjaan sekarang juga apa kamu tidak bisa membantuku?" Ucapnya bertanya kepada Aurel.

Ketika itu Aurel langsung saja menatap mata fanya kamu ada apa sih masalah kamu sebesar apa sampai sampai kamu seperti ini dan terlantar di jalanan seperti ini kamu bisa bilang kan denganku apa masalah kamu?" tanya Aurel yang sangat penasaran dengan apa yang terjadi kepada teman baiknya.

Fanya pun menceritakan semua kejadian yang dia alami kepada Aurel.

"Bukannya aku sudah bilang dengan kamu bahwa keluarga aku sudah menghina aku dan bahkan menggunjing aku, aku tidak punya siapa-siapa lagi sekarang Rel," ujarnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Oke nanti lah kamu berbicara denganku sekarang kita ke kosku saja dulu," ucap Aurel.

Tak berselang lama akhirnya mereka pun sampai di kos Aurel.

"Okey duduk lah dulu aku akan membuat kan kamu minuman," ucap Aurel yang langsung saja bergegas pergi ke dapurnya untuk membuat kan minuman untuk teman baik nya.

Kini Fanya bingung harus berbuat apa dan harus bekerja di mana untuk menghidupi dirinya sendiri dan juga anak yang telah di kandungnya.

Akhirnya setelah Aurel menawari minum kepada fanya Aurel pun langsung saja mengintrogasi sahabat karibnya itu.

"Hey jadi kamu mau bekerja tidak lagi sekolah?" Tanya Aurel yang mengawali pertanyaan pertanyaannya untuk menggali informasi sebenarnya apa yang telah terjadi kepada Fanya.

"Iya aku mau bekerja apapun yang penting aku bisa hidup dan juga aku bisa makan makanan bergizi untuk anak yang aku kandung sekarang ," ucapnya dengan lantang berbicara kepada Aurel yang ada dihadapannya.

"Maksud kamu??" Tanya Aurel yang terlihat sangat bingung dengan perkataan dari sahabatnya itu.

"Ya gitu lah Rel aku salah langkah dan keluarga aku tidak mau lagi mengakuiku bahkan aku sudah di buang seperti sampah!" ucapnya dengan lesu dan meneteskan air mata.

"Kamu yang sabar ya tapi saran aku kamu harus kembali ke rumah kamu kita ini masih anak sekolah dan tidak pantas kamu hidup di luaran seperti ini ini bahaya buat kamu," ujar Aurel memberikan saran kepada Fanya.

Fanya masih teringat jelas bahwasanya kedua orang tua kandungnya begitu sangat kejam dan membuang Fanya seperti sampah ketika Fanya terjerumus pada pergaulan bebas.

"Akan tetapi aku sekarang butuh uang dan bagaimana nasib anak yang aku kandung sekarang Rel tolong bantu aku untuk mencari pekerjaan untuk aku menghidupi anaku ini," Isaknya meratapi nasib yang kurang beruntung.

"Hmm apa nggak sebaiknya kamu pulang saja Nya soalnya ini bukan masalah kecil lo ini masalah besar kita masih anak SMA Nya, kita belum bisa apa apa sedangkan aku saja yang broken home terpaksa ngekos aja menurutku ini sudah sangat sakit apalagi kamu yang mau hidup sendiri dan bahkan sekarang kamu sedang mengandung," ucapnya yang memberikan perhatian kepada Fanya.

Fanya bersikeras untuk selalu saja mencari nafkah untuk dirinya dan juga anak yang di kandungnya.

"Ya walaupun aku hanya anak SMA aku akan buktikan bahwasannya aku bisa hidup tanpa keluarga aku, aku benar-benar sudah di buang layaknya sampah dan aku benar-benar sakit hati Rel," ujarnya dengan meneteskan air mata membasahi pipinya.

"Iya kamu yang sabar ya sementara waktu kamu bisa kok tinggal di sini dulu, oh ya terus gimana sekolah kamu apakah masih lanjut?" Tanya Aurel dengan nada yang sangat pelan karena Aurel takut jika Fanya tersinggung.

"Hmm aku sudah tidak sekolah lagi rel aku tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan sekolah aku dan bahkan untuk makan pun aku masih bingung Rel dan aku berterimakasih banget ya dengan kamu sudah mau menampungku di kos kamu, aku beruntung mempunyai teman seperti kamu!" Ucapnya kepada Aurel.

"Iya, terutama sekarang kamu mencari kontrakan yang bisa kamu tinggali dan nanti aku juga akan membantumu untuk mencari pekerjaan agar kamu bisa menghidupi dirimu sendiri dan juga anak yang kamu kandung ya," ucap Aurel berbicara kepada Fanya.

Fanya hanya menginginkan cepat mendapatkan pekerjaan karena Fanya memikirkan anak yang sedang di kandungnya membutuhkan banyak nutrisi dan juga makanan-makanan yang bergizi.

****