"Kenapa tadi lu hentiin gua?" Andre menghentakkan segelas teh kiwi yang dia minum ke atas mejanya sambil melotot pada remaja lain di hadapannya. Mereka baru bertemu hari ini, setidaknya Andre tak pernah ingat mereka jumpa di kota J, dan si tan ini sudah berani menghentikannya untuk menerjang Wijaya. Haish!
"Ya lu hampir bikin keributan bang. Gua pendatang, gua nggak mau baru datang langsung ditendang," lelaki di depan Andre menjawab enteng sambil menggoyangkan kopi americano. Sembari berkata dia memandang Andre lekat, seulas senyum kecil bertengger di wajahnya.
Namun Andre tak sependapat. Dia mengerutkan kening, membalas tatapan lelaki yang lebih muda itu dengan pandangan sengit. Cuma dia tahu ada benarnya ucapan mahkluk bernama Herma itu. Tak lucu kalau dia sampai kena masalah padahal statusnya di sini hanya pengantar.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com