webnovel

Hari baru

Marra dan Ella pulang menggunakan taxi, tapi saat sampai dikediaman Rumani (nama keluarga besar Mario, Nama lengkap papi marra adalah Mario rumani), penjaga gerbang tidak mengijinkan Ella dan marra masuk rumah induk, mereka diarahkan ke paviliun kecil sebelah barat. Baru dari mbok Darmi akhirnya ella tau alasan kenapa mereka diusir dari rumah induk, karena istri kedua mario, Riani pindah kerumah induk dan riani tidak mau jika dia serumah dengan ella dan putrinya, kemauannya didukung oleh kakeknya Edo rumani jadi mario tidak bisa membantahnya.

"Mbok jangan sampe marra tau alasan ini ya, aku takut hal itu akan mempengaruhi pemulihannya" padahal marra ada disana hanya dia tidak ingin membuat ella lebih tertekan jika dia tau, jadi dia hanya diam melanjutkan membaca buku dikursi sudut yang terhalang rak buku tinggi. Dia tidak keberatan tinggal di pavilion kecil itu karena dia suka ketenangan dan disana dia akan lebih mudah melakukan rencananya.

"Baik bu, ibu yang kuat ya"

"Aku berusaha mbok, tolong doakan agar aku bisa lebih iklas ya mbok" mereka masih melanjukan perbincangan, mbok darmi sudah seperti ibu bagi ella dan sebaliknya juga mbok darmi sudah mengganggap ella seperti putrinya sendiri.

Marra menyelinap keluar ruangan disaat mereka tidak memperhatikan dan pada kunjungannya yang kedua kerumah sakit untuk kontrol dan cek lukanya marra berkeras pergi sendiri. Dia meyakinkan ella bahwa dia sudah merasa cukup kuat untuk pergi sendiri, jadi ella mengijinkannya. Sepulang dari rumah sakit marra tidak langsung pulang tapi dia pergi kesebuah bank terbesar diluar kota, disana dia menyebutkan kombinasi angka ruang penyimpanannya kepada teler yang sedang bertugas, disana tersimpan tiga buku tabungan untuk bank yang berbeda, banyak perhiasan berharga dan sebuah surat kuasa yang sudah ditandangani dirinya yang dulu, sebelum bundanya meninggal selain ruang rahasia dikantornya beliau juga memberikan nomor kombinasi ini, disana juga ada surat kuasa dari bundanya jadi bila ada keadaan darurat bundanya tenang meninggalkannya. Mungkin itu yang disebut insting seorang ibu.

Marra hanya mengambil satu buku tabungan dan surat kuasa kemudian memasukkan keduanya kedalam tas ranselnya, sebelum dia keluar ruangan dia memperhatikan ada sebuah kalung liontin tergeletak cantik dalam sebuah kotak kaca. Yang membuatnya kaget adalah liontin itu sama persis dengan liontin pemberian bundanya yang selalu dia pakai, selama ini dia merasa menyesal karena kehilangan liontin itu tapi bagaiman liontin itu berada diaini? walau masih ragu marra mengambil liontin itu dan memakainya. Dari sana marra pergi lagi ke bank BCI sesuai dengan buku tabungan yang dia ambil, di bank itu dia membuat rekening baru dan memindahkan saldo ditabungan pertama ke tabungannya yang baru, kemudian dia membeli sebuah ruko dua lantai di pusat kota yang sedang dijual cepat walau lebih mahal dari harga ruko pada umumnya dia tetap membelinya, setelah itu dia membeli handphone baru dan seperangkat komputer lengkap tapi karena rukonya masih perlu dipindah namakan atas namanya dan perlu dinersihkan dia meminta pada toko komputer untuk menunda pengirimannya dulu. Setelah menyelesaikan semua itu, hari sudah mulai sore saat dia pulang, tapi dia sudah mengirim pesan sebelumnya saat keluar dari rumah sakit ke maminya kalau dia bertemu temannya dan akan pulang telat agar maminya tidak kawatir.

Dia memutuskan untuk istirahat agar lukanya cepat sembuh, karena lukanya cukup parah dari sekolah dia mendapat ijin tidak masuk selama dua minggu, besoknya agen properti yang ditunjuknya untuk membantu proses pindah nama sudah menghubunginya bahwa masalah sudah beres dan ruko sudah diisi barang-barang sesuai permintaannya dan sudah siap dihuni, kemudian dia menghubungi toko agar mengirimkan komputer ke alamat rukonya. Karena hari masih siang dia bersiap untuk pergi.

"Mami marra bosen dirumah, boleh ya marra berlibur ke malang, disana kan udaranya sejuk jadi mungkin marra bisa lebih cepat sembuh, boleh ya mi" dengan tingkah manja bergelayut pada lengan maminya agar diperbolehkan pergi, walau maminya anak yatim dia sangat pintar makanya dia dipercaya mario untuk menjadi manager marketing diperusahaannya.

"Tapi nanti siapa yang jaga kamu disana? mami gak bisa nemenin lo, pekerjaan mami masih numpuk padahal cuma ditinggal gak sampe seminggu"

"Marra kan uda gede mi, nanti tiap jam marra telf mami deh atau vc mami deh kalau mami gak percaya" marra pura-pura ngambek.

"Mami percaya putri mami uda gede, tapi mami tetep kawatir sayang, kalau ada apa-apa gimana?"

"Kan marra uda bilang akan telf mami setiap jam"

"Beneran ya, awas kalau sampe lupa ngabarin mami"

"Yeee marra sayang mami, janji deh ngabarin terus" mbok darmi yang melihat ibu dan anak berpelukan pun ikut terharu. Setelah mendapat ijin maminya marra langsung ke kamarnya mengambil koper yang sudah dia persiapkan sebelumnya. Kemudian dia mendekati mbok darmi yang sedang bersih-bersih didapur dan memeluknua dari belakang.

"marra sayang mbok, beruntung kita memiliki mbok yang masih peduli ke kita, tolong bantu marra jaga mami ya mbok?"

"Mbok juga sayang sama non marra dan ibu, non hati-hati ya disana jangan lupa makan dan istirahat biar cepet sembuh, biar mbok yang jaga ibu disini"

"Terima kasih ya mbok, marra pergi dulu"

Marra tidak pergi kemalang, dia pergi ke kota Surabaya, setelah sampai dirukonya dia mencoba menyalakan komputernya apa sudah terpasang dengan benar, setelah membuat pengamanan tambahan pada server komputernya dia mulai menganalksis situasi bisnis dan keuangan pasar saham dari sana dia akan memutuskan saham mana yang akan menghasilkan keuntungan nanti, marra menggunakan hampir 70% uangnya saat ini untuk membeli saham perusahaan yang dia rasa akan memberi keuntungan padanya, setelah itu dia merancang sebuah program game standard. Selama ini tanpa setau keluarganya saat kuliah keluar negri dia belajar bela diri dan programer. Dia juga membentuk komunitas gamer selama disana. Setelah gamenya dirasa cukup bagus dia meminta anggotanya untuk trial dari sana dia akan mengetahui kelemahan dan kekurangan dari game yang dia buat. Setelah itu dia masuk kesalah satu game yang sangat populer saat ini menggunakan id yang sudah lama tidak digunakan. Performanya dalam bermain game menarik banyak gamer lainnya sekarang dia sudah mencapai level kedua tertinggi setelah setengah hari main, sungguh luar biasa kecepatan tangan dan respon otaknya.

Setelah merasa cukup bersenang-senang dia memutuskna untuk keluar mencari makan sekalian melihat suasana disekitar komplek rukonya. Ternyata keputusannya saat itu tidak salah untuk membeli ruko itu, disini sangat ramai dan salah satu pusat kota yang menguntungkan, rukonya dekat dengan mall terbesar, hotel, pasar lokal dan bank. Dia tersenyum puas dengan keputusannya saat itu.