webnovel

28. Kencan

Tya dan al menapakkan kakinya begitu saja.Tepat di lapangan utama sekolah.Udara dingin malam tak membuat al dan tya kedinginan.

"Sepi ya" ucap al pelan.Seketika dahi tya berkerut tanda ia sedang berfikir.lalu ia menjentikkan tangannya dan...

Wush...

Seketika lapangan yang tadinya sepi berubah jadi tempat yang sangat meriah.

Lampu di setiap sudut lapangan, meja-meja bulat yang berada di tengah lapangan, alunan musik yang mengalun lembut dan balon-balon berwarna-warni.

Sontak membuat mulut al membuat huruf O Sempurna.

"Udah gausah kaget.Silahkan nikamati malam kencan tya dan al."

***

Tya dan al duduk di  meja yang terletak pada bagian paling tengah.Mereka duduk berhadapan satu sama lain.Membiarkan cinta diantara mereka tumbuh bermekaran.

"Kamu mau makan apa al?" tanya tya sambil menumpukan dagunya pada tangannya.

"Kamu mau masak?" al agak terkejut dengan perkataan tya.Namun setelah ditanya gadis itu hanya tertawa.

"Ya enggak lah...udah pokoknya kamu bilang aja mau makan apa?"

"Aku mau ayam panggang,dengan lelehan keju mozarela diatasnya.Ditambah sedikit lalapan di piringnya" ucap al dengan nada sinis,karna ia yakin tya tak akan bisa melakukan nya.Namun ia baru sadar jika gadis di hadapannya adalah gadis yang penuh kejutan.

Karena tiba-tiba di hadapan al sudah tersaji 1 ekor ayam panggang berwarna coklat. Lelehan keju mozarela berada di atas ayam itu ditambah selada yang mengitari si ayam.Asap megepul dari si ayam.sementara kini tya yang menatapnya dengan sinis.

"Kamu pikir aku ga bisa ya?"

"Iya aku pikir gitu...tapi serius ini keren banget,udah beberapa hari ini aku pengen makan ayam panggang tapi mamah belum sempet bikin dan sekarang udah ada di depan mata" Ucap al yang masih terkagum-kagum.

"Jangan remehin aku al.Setan itu bisa ngelakuin apapun yang mereka mau"

"Ok fine...trus kamu ga makan gitu?" Al menyerah pada keadaan.

"Makan ko...tapi aku mau makan cake aja" al hanya menganggukkan perkataan tya.

***

"Wahhhh!!!!...ini serius kuenya enak banget,dari dulu aku pengen makan ini,tapi takut gemuk.Kalo sekarang aku udah ga perlu khawatir lagi sama berat badan aku." tya melahap kue dihadapan nya dengan lahap.Sementara al masih sibuk dengan ayam panggang nya.

Tiba-tiba tya menaruh sendoknya dan menyandarkan punggungnya.Matanya melihat bintang yang ada di langit.

"Al kamu tau ga?"

"Hm?" al hanya bergumam.

"setelah kita ngelakuin ini semua, bikin orang lain bahagia aku ngerasa kayak senang gitu. Perasaan aku lega banget,Aku nggak tahu lagi tapi aku bener-bener bahagia bisa ngeliat lagi orang-orang yang aku tingglin tersenyum bahagia.Bikin mereka bangkit lagi,kasih harapan mereka buat lanjutin hidup lagi.Dan aku seneng banget bisa ketemu sama mamah,papah lagi.

Negliat mereka jadi keluarga harmonis itu kayak mimpi aku yang paling nyata terkabul.Kamu juga gitu ga al?" tya masih senyum sambil menatap langit.

"Al?" tak ada sautan dari al.Setelah menengok ternyata al sedang sibuk dengan ayam panggangnya.

"ALBIZIA!!" teriak tya kesal.

"Eh iya...iya...kenapa-kenapa?" al kaget bukan kepalang,hampir saja ia tersedak paha ayam.

"Kamu denger ga sih tadi aku ngomong apa?" tanya tya masih dengan emosi.

"Denger...ko denger.Tapi tadi gimana?" tanya al acuh tak acuh sambil mengambil lalapan yang ada di piring.Tya hanya mendengus kesal dengan kelakuan al.

"Kambing dimana-mana emang ga punya perasaan." batin tya.

Tau bahwa mood tya berubah,al mulai berusaha mencairkan suasana.Ia mulai mengganti topik pembicaraan.

"Oh iya...ngomong-ngomong gimana cara kamu bikin kita menang pas turnamen waktu itu?" tanya al sambil melahap potongan ayam tadi.

"Soalnya pas itu aku liat kamu kaya terbang trus abis itu...wush... Kaya ada cahaya biru gitu.dan anehnya pas cahaya itu kena aku,aku ngerasa ada yang aneh di diri aku" al melanjutkan perkataan nya setelah selesai menelan.

"Cahaya biru itu adalah salah satu magic yang aku punya. Cahaya itu bisa membuat seseorang yang aku pilih jadi lebih hebat dalam beberapa hal,tergantung yang aku minta,tapi ga bertahan selamanya cuma bertahan paling lama 3 jam" tya nampak antusias kembali dengan topik pembicaraan mereka.

Tapi sesungguhnya masih ada satu pertanyaan yang ada di benak al.