webnovel

24. Back to home

Kicauan burung masih setia menemani al pagi ini.bahkan sang mentari mulai menampakkan dirinya malu-malu,tapi itu tak membuat tersadar dari lamunannya.Karna bagaimanapun juga ia harus merelakan tya pergi untuk yang kedua kalinya.Memang terdengar egois,tapi ia tak ingin kehilangan gadis itu.Aneh memang tapi cairan bening itu mulai turun dari sudut matanya.Mengingat apa yang akan terjadi nanti.

"Kamu kenapa nangis?" suara itu.Suara gadis yang sama yang selalu membuat hatinya campur aduk.

"Eh...gapapa ko" al buru-buru menghapus air matanya.Dan tya hanya menatapnya sendu.ia tahu bahawa al tak ingin bercerita padanya,tapi biarlah.biarkan perasaan al tenang baru setelah itu ia akan bercerita dengan sendirinya.

"Hari ini kamu mau kemana lagi" tanya al berusaha mengalihkan perhatian tya.Tapi tya tak menjawab,mendadak ia diam seribu bahasa (diam tapi seribu bahasa?🤔). Perlahan tangan tya mengulurkan sesuatu.Sebuah surat putih tanpa stiker apapun.polos.

Al memiringkan wajahnya seakan meminta jawaban dari tya."itu buat mamah sama papah" ucap tya lesu.

"Yaudah ayo kita kesitu.Tapi tunggu disini ya,dan jangan ngintip! Aku mau ganti baju dulu" tya hanya menggangguk kecil mendengar ucapan al.

Sambil menunggu al,tya hanya diam sambil menikmati kicau burung di pagi hari.

'Suara alam memang yang terbaik' batin tya.

Tiba-tiba al sudah disampingnya.ia sudah mengganti bajunya dengan kemeja dan celana jeans hitam.tanpa basa-basi al langsung menggandeng tya.

"Gajadi" ucap tya menghentikan langkahnya.

"Kenapa?"

"Aku yakin mereka udah bahagia tanpa aku.Karena selama ini aku yang bikin masalah terus sampe Mamah juga dimarahin.Lagi pula mereka pasti seneng karan ga perlu keluarin duit lebih buat beli beras" Al hanya tersenyum,kemudian ia jongkok tepat dihadapan tya sambil berkata pelan.

"Ty...secuek apapun orang,segalak apapun dia,dan semenyebalkan apapun orang itu.Ketika dia kehilangan,itu tetep akan menyakitkan buat dia" tya diam.mematung medengarkan perkataan al.

"Kita pergi sekarang ya"

"Terbang?" tanya tya

"Seterah.Tapi izin ke nyokap dulu ya,soalnya aku capek diomelin terus karna suka ilang tiba-tiba"

"Yaudah"

%%%

Ketika tya dan al turun dari lantai dua.sampai di anak tangga terakhir tiba-tiba mata tya berbinar melihat anak kecil menggemaskan didepannya yang sedang bermain robot-robotan.

"Ih....lucu banget" spontan tya langsung mencubit pipi sang anak.usianya mungkin masih 4 tahun.Al yang melihat itu hanya tersenyum kecil.mood cewek didepan nya memang gampang sekali berubah.

"Al kok kamu ga bilang kalo punya adik cowo selucu ini" ucap tya sambil terus mencubit pipi anak itu.

"Namanya kei" ucap al

"Ishhh lucu banget sih kamu"

"Kaka,sakit..." sontak perkataan kei berhasil membuat tya maupun al diam tiba-tiba.

"Kamu bisa liat kaka?" tanya tya,sambil menatap mata kei yang juga sedang mentapnya.

"Bisa" Seketika senyum lebar tya mengembang seketika.Ia lalu memeluk anak itu.Mungkin benar jika anak seusianya bisa melihat hantu.

"Kaka sesak" ucap kei setengah berteriak.

"AL! ADEK NYA JANGAN DIGANGGU TERUS" sesaat kemudian datang lah ibu al.Wanita paruh baya yang sedang memgang spatula di tangannya.Meskipun sudah berumur tapi dimata tya ia masih terlihat muda.

"Yaampun rapih banget mau kemana sih" ledek ibu al,setelah melihat penampilan al dari atas sampai bawah.Al hanya tersipu malu mendengar perkataan ibunya.

"Wah jangan-jangan mau ketemu cewek ya? Hohoho anak mamah sudah besar" ledek ibu al.

"Apasih ma" ucap al kesal dengan wajah tersipu sambil melihat tya.

"Ih...liat tuh mukanya merah.hahahaha" ledek ibu al sambil menjadi-jadi.

"Mamah" al semakin kesal dengan sang ibu sementara.adiknya hanya tertawa.

"Iya mah...kaka mau pergi sama kaka cantik yang disamping ka al" ucapan kei lagi-lagi membuat al dan tya mematung.Sementara sang ibu hanya menatap kebingungan.

"Ngaco deh!Orang kaka mau pergi sama temen-temen kakak" ucap al seketika,berusaha mengalihkan perhatian ibunya.

"ah.....enak banget ya,jalan sama temen-temen.Al kalo kamu punya temen yang masih ganteng,boleh kali dikenalin ke mama" ucap ibu al sambil memegang pipinya yang memerah.

"temen-temen aku, ga cocok buat nenek-nenek genit kaya mamah"

"Dasar sialan!! Mau mamah patahin leher kamu hah?!" Tya yang melihat perdebatan kecil itu hanya bisa tertawa.Seandainya keluarga nya seperti ini.Seketika ada rasa sesak di hatinya.

"Udah lah mah,al udah telat nih"

"Iya hati-hati"

"Dadah kaka cantikk" teriak kei sambil melambaikan tangannya ke arah tya.Dan dibalas dengan lambaian juga ke arah kei

****

"Keluarga kamu seru ya,Seandainya di rumah aku juga kaya gitu" sudut mata tya mulai penuh oleh air mata,dan al sasar akan hal itu.Ia kemudian menggenggam tangannya.

"Jangan sedih lagi ya,nanti aku juga ikut sedih.