"Hoam! Kepalaku sedikit sakit. Eh, kamu belum tidur?" tanya Shazia kepada lelaki yang ada di sampingnya.
Lelaki itu hanya bisa berkedip menatap wajah Shazia. Wanita itu langsung memejamkan kedua matanya, ia baru teringat kalau Harshad tidak bisa berbicara.
"Ya ampun, kenapa aku sampai melupakan itu? Harshad tidak bisa berbicara," pikirnya. "Ya sudah, Shad. Sekarang kamu pejamkan mata kamu, ya. Kita harus segera beristirahat." Shazia kembali mengelus pipi lelakinya.
"Hah, syukurlah. Aku pikir Shazia melihat dan mendengar ucapanku tadi. Jika, hal itu sampai terjadi, aku sangat yakin dia tidak akan pernah memaafkan aku," gerutu Harshad di dalam hatinya.
***
"Zayn, aku merasa bahwa wanita yang bersama dengan Harshad adalah adikku. Apakah kamu merasakan hal yang sama?" tanya Bryan di sela-sela waktu luang.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com