"Nah, iya Mas, sepertinya begitu," ucap Pak Toha. "Seingat saya, mendiang kakek dan nenek saya dulu juga menyebutnya hanya 'Bukit' aja gitu. Nggak ada namanya."
"Ya aku rasa memang begitu, semua berubah pada masanya," ucap Bimo dari balik kemudi.
Beberapa menit kemudian tibalah mereka semua di gerbang masuk area wisata Bukit Pandang. Dari kejauhan sudah tampak beberapa palang kayu disilangkan di depan area Bukit Pandang. Beberapa orang berpakaian seragam, ada petugas keamanan dan petugas SAR lapangan terlihat sedang duduk sembari berjaga di depannya.
Ale merasakan jantungnya sontak berdebar-debar. Ia menatap nyaris tanpa berkedip ke arah depan di mana gerbang itu berada. Entah kenapa ia mendadak merasakan gelenyar-gelenyar tak nyaman dalam tubuhnya. Seperti ada getaran aneh yang menjalar dari kaki hingga ke kepalanya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com