webnovel

Chapter 8

Di kelas Andress terdapat 30 murid. Dari 30 murid itu guru akan membagi para murid menjadi 5 tim dari tim A hingga tim E.

-Tim A adalah timnya Leonil yang beranggotakan Leonil, Raon dan 4 anggota lainnya.

-Tim B adalah timnya Andress yang beranggotakan Andress, Frisa, Brian, Winie dan 2 anggota lainnya.

-Tim C adalah timnya Tengli yang beranggotakan Tengli, Zelen dan 4 anggota lainnya.

Dan untuk 2 tim lainnya tidak akan dijelaskan karena tidak terlalu penting.

...

...

[Di ruang para guru]

"Selena, aku penasaran kenapa kamu menetapkan Frisa, brian, winie dan Andress tetap berada di kelompok yang sama. Apa alasanya?" Tanya salah satu guru.

Ini adalah alasan kenapa guru Selena memasukan Brian, Winie dan Frisa ke kelompoknya Andress:

-Kalau untuk Brian dan Winie. Selena tidak punya alasan khusus. Dia hanya merasa kalau Andress sangat cocok dengan mereka berdua.

-Kalau untuk Frisa, Selena sangat yakin kalau Andress bisa mengontrol Frisa. Dengan begitu jiwa kompetitif Frisa yang negatif bisa dikontrol oleh Andress.

"Apa kamu seyakin itu? Frisa itu sangat keras kepala loh."

"Iya, aku sangat yakin kalau Andress bisa mengontrol Frisa." Jawab Selena dengan raut wajah yang sangat yakin.

Frisa adalah salah satu murid terbaik di akademi NFS. Namun para guru selalu khawatir terhadap dia karena sifat kompetitifnya.

Sifat kompetitif sebenarnya bagus, namun untuk kasus Frisa itu beda cerita. Dia lebih sering mendapatkan dampak negatif ketimbang dampak positifnya.

...

...

[Jam 7 malam di kamar asrama NFS]

"Apa yang harus kulakukan sekarang?"

Dengan pembentukan tim yang berbeda dengan cerita aslinya membuat Andress menjadi sedikit cemas. Dia takut kalau masa depan akan banyak berubah dan tak bisa diprediksi.

"Sudahlah, aku keluar dulu saja dan menenangkan pikiran."

Untuk menghilangkan rasa cemasnya. Andress memutuskan untuk pergi keluar asrama sebentar. Dia berencana untuk pergi ke taman akademi dan menenangkan diri disana.

...

...

[Di taman akademi]

"Ahh... segarnya, udara malam di taman ini rasanya sangat nikmat."

Andress bersantai sembari memandangi langit malam yang indah. Suasana hati dia yang buruk mulai menghilang setelah dia bersantai di sana.

"Frisa? Zelen?" Secara tidak sengaja, Andress melihat Frisa dan Zelen yang sedang mengobrol di ujung taman.

"Sedang apa mereka di taman malam malam begini?"

Karena penasaran, Andress kemudian mengendap ngendap mendekati Frisa dan Zelen. Dia lalu menguping pembicaraan mereka berdua.

[Di tempat Frisa dan Zelen]

"Jadi intinya ini semua karena Andress?"

Andress terkejut, dia baru saja datang dan sudah mendengar namanya disebut.

"Apa? Kenapa tiba tiba jadi aku? Apa yang sebenarnya mereka bahas?"

Andress menjadi sangat penasaran. Dia ingin tau apa yang sebenarnya Frisa dan Zelen bicarakan sampai sampai membawa nama dirinya.

"Aku benar benar malu. Padahal tadi aku dengan percaya dirinya mengajukan diri menjadi Kapten. Tapi yang aku lakukan hanyalah mengeluh karena ingin menyelesaikan portalnya dengan cepat. Bahkan anggota lain juga lebih mendengarkan Andress dari pada aku yang merupakan seorang 'kapten'."

Ternyata saat ini Frisa sedang curhat ke Zelen. Dia curhat tentang kejadian tadi siang.

"Bikin panik saja, kukira ada masalah serius."

Andress merasa tenang setelah mendengar penjelasan Frisa. Dia mengira kalau Frisa punya masalah serius dengan dia.

"Sudahlah, aku kembali saja. Pembicaraan mereka tidak menarik. Tidak ada informasi yang penting."

Karena tak ingin ketauan menguping. Andress memutuskan pergi dari tempat itu sekarang juga dan kembali ke asramanya.

[Di perjalanan menuju asrama]

"Jika sudah begini aku hanya bisa pasrah. Sangat tidak mungkin bagiku untuk tidak mengubah masa depan."

Andress kini sudah pasrah 100%. Dia tidak peduli lagi kalau masa depan akan berubah.

...

...

[Keesokan harinya di ruang kelas]

"Perkenalkan, namaku Ariel."

"Kalau aku Saman."

[Nama: Ariel. Usia: 17. Kelamin: wanita]

Ariel adalah sebuah karakter yang tidak pernah di sebutkan dalam buku 'Bad End'.

[Nama: Saman. Usia: 17. Kelamin: pria]

Saman juga merupakan karakter yang tak pernah disebutkan dalam cerita.

"Aku tidak pernah mendengar nama mereka berdua. Itu artinya mereka hanya karakter sampingan di cerita ini."

Mereka berenam yaitu Andress, Frisa, Brian, winie, Saman dan Ariel saling berkenalan satu sama lain.

[Beberapa menit kemudian]

"Jadi, siapa yang akan menjadi kapten di tim ini?"

Andress bertanya apakah ada yang mau menjadi kapten atau tidak. Namun tidak ada satupun orang yang mengajukan diri untuk menjadi kapten. Bahkan Frisa juga hanya terdiam.

"Bagaimana kalau kamu saja yang menjadi kapten?" Tanya Andress ke Frisa.

"Huh? Aku? Kenapa harus aku? Kenapa ga kamu aja?" Ucap Frisa.

"Kemarin kamu juga jadi kapten kan?" Ucap Andress.

"Aku malas jadi kapten. lagi pula, yang kemarin itu aku mengajukan diri karena tidak ada yang mau saja." Ucap Frisa sambil memalingkan wajahnya.

Frisa berbohong. Alasan sebenarnya Frisa tidak mau menjadi kapten adalah karena dia merasa kalau diri dia tidak cocok untuk menjadi kapten. Meskipun dalam lubuk hati dia yang paling dalam dia ingin menjadi kapten, dia tetap memilih untuk tidak menjadi kapten.

"Dasar cewe tsundere, kenapa gak jujur aja sih. Kamu sebenarnya mau kan jadi kapten"

Winie kemudian angkat bicara "bagaimana kalau Andress saja yang jadi ketua? Aku sangat setuju kalau dia yang jadi ketua."

Brian juga angkat bicara "a-aku juga setuju. Andress sangat cocok jadi ketua."

"Hah? Aku jadi ketua? Tidak ma-" ucapan Andress dipotong oleh Frisa.

"Aku juga setuju kalau Andress yang jadi ketua, lalu bagaimana dengan kalian berdua?" Tanya Frisa ke Saman dan Ariel.

"Kalian bertiga memilih Andress pasti karena suatu alasan. Jadi aku juga akan setuju." Ucap Saman.

"Aku juga setuju." Ucap Ariel.

"Oke, sudah diputuskan. Andress akan menjadi ketua tim B." Ucap Frisa.

Mereka semua secara sepihak memilih Andress sebagai ketua. Bahkan Andress tak diberi kesempatan untuk berbicara.

"Apa apaan? Kalian bahkan tidak mendengar pendapatku." Ucap Andress yang sangat kesal.

"Kita berlima sudah setuju kau jadi kapten, jadi terima saja." Ucap Frisa.

"Hahh... dasar." Andress hanya bisa pasrah dan menerima keadaan. Tidak ada gunanya bagi dia untuk membujuk mereka semua karena sudah pasti mereka tidak akan mendengarnya, terutama Frisa.

"Bajingan, hidupku ini benar benar sial."

...

...

[Di ruang latihan]

"Raon, kamu yakin tidak mau jadi ketua?" Tanya Leonil ke Raon.

"Aku yakin."

Saat pemilihan ketua tadi, Raon menolak untuk menjadi kapten di tim A. Alasannya karena menjadi kapten tanggung jawabnya tinggi dan dia tak ingin menanggung tanggung jawab itu.

"Kamu tau kan, aku tidak terlalu suka memimpin karena tanggung jawabnya terlalu tinggi." Ucap Raon.

"Aku tau. Tapi aku juga tidak suka memimpin kelompok."

[Beberapa menit kemudian]

"Hei Leonil."

"Apa?"

"Kau tau ga, aku dengar kalau saat praktek masuk portal kemarin Andress mendapatkan nilai sempurna dari selena."

"Benarkah? Bagaimana bisa?"

"Aku juga tidak tau tapi itulah kenyataannya. Aku tidak sengaja mendengar percakapan para guru saat sedang berjalan di koridor."

"Tapi bukannya tim Andress itu berada di posisi terakhir dalam menyelesaikan portal?"

"Entahlah, Aku juga bingung akan hal itu."

...

...

BERSAMBUNG...