webnovel

Chapter 34

***

Chapter 34

Pembantaian Andress dan munculnya Unknown Character (7)

...

...

[Jam 7 malam di kantor asosiasi]

Saat ini ada banyak sekali knight yang sedang berkumpul di kantor asosiasi. Mereka dikumpulkan untuk melakukan tugas operasi penangkapan Unknown. Operasi ini dipimpin langsung oleh ketua asosiasi, soalnya Unknown sudah bukan lagi buronan kelas bawah melainkan buronan kelas atas.

"Banyak juga knight yang dipanggil, kira kira ada apa ya?" Tanya salah satu knight yang sedang berbaris.

"Sepertinya ini tentang Unknown, kamu tau sendiri kan Unknown saat ini sudah di cap sebagai buronan kelas atas." Jawab salah satu knight.

"Kamu benar juga. Unknown kan sudah jadi buronan kelas atas. Pasti kita dikumpulkan untuk menangkapnya." Ucap salah satu knight.

Setelah semua knight berkumpul di kantor asosiasi. Mereka semua lalu disuruh untuk berbaris di lapangan. Soalnya ketua asosiasi ingin bicara sebentar di depan mereka semua sebelum memulai operasinya.

"Seperti yang sudah kalian semua ketahui. Unknown saat ini sudah resmi di cap sebagai buronan kelas atas."

"Malam ini. Kita semua akan melakukan operasi untuk menangkap dia. Operasi ini sangatlah penting karena nyawa seseorang adalah taruhannya."

"Nanti kalian akan di tugaskan untuk berjaga di berbagai tempat di seluruh wilayah rinjane barat. Dan bagi siapapun yang melihatnya. Segera serang Unknown dan hubungi knight yang lain."

"Pokoknya, malam ini kita harus menangkap dia mau dia itu hidup ataupun mati."

...

...

[Di kamar Andress]

Saat ini Andress sedang bersiap siap untuk melakukan pembantaian. Dia menyiapkan banyak hal seperti baju, senjata dan kebutuhannya yang lainnya.

『Map』

『2 ribu knight sedang berkumpul di kantor asosiasi』

"2 ribu knight berkumpul di kantor asosiasi? Sepertinya mereka kali ini mulai serius untuk menangkapku."

"Hah... pasti ini akan jadi malam yang sulit."

『Notifikasi』

『Author mengajak anda untuk berbicara』

"Hei author, ada apa lagi kau menghubungiku?"

『Tidak ada apa apa, aku hanya sedang khawatir denganmu. Kamu serius akan melakukan pembantaian lagi? Penjagaan kali ini sangatlah ketat loh, kamu bisa benar benar tertangkap kali ini』

"Aku juga tau akan hal itu. Tapi masalahnya, jika aku tidak melakukan ini nanti akan ada banyak sekali knight yang mati."

"Dan kalau para knight yang mati itu banyak, itu akan menyusahkanku nantinya. Kamu juga tau kan kalau kita butuh banyak knight untuk mengubah akhir dari cerita 'Bad End'."

『Yasudah kalau kamu bersikeras untuk melakukan pembantaian malam ini, aku tidak akan menghalangimu. Tapi ingat! Jangan sampai mati! Soalnya aku tidak akan bisa lagi menghidupkanmu.』

"Iya aku tau."

...

...

Tok! Tok! Tok! Seseorang mengetok pintu kamar Andress.

"Frisa? Kenapa kamu kemari?"

Orang yang mengetok pintu kamar Andress adalah Frisa. Dia datang ke kamar asramanya Andress sambil membawa masakan yang dia buat.

"A-Aku cuma ingin memberikan ini." Frisa memberikan masakannya ke Andress dengan malu malu.

"Apa masakan ini untuku?"

"Iya, masakan itu untukmu. Aku membuatnya dengan tanganku sendiri."

"Benarkah? Terima kasih! Sudah lama sekali aku dibuatkan masakan seperti ini. Terakhir kali aku dibuatkan masakan itu oleh ibuku." Andress mengucapkan itu sambil tersenyum tulus. Dia sendiri bahkan tidak sadar kalau dirinya tersenyum.

Frisa terus menatap wajah Andress yang sedang tersenyum. Jantung dia berdebar debar karena Andress sangat tampan ketika dia tersenyum dengan tulus (dari sudut pandang Frisa).

"JA-JA-JANGAN SALAH PAHAM! Aku tidak membuat masakan itu untukmu. A-Aku hanya memasak secara berlebihan. Ja-Jadi masakan yang berlebihan itu aku berikan untukmu."

"..." Andress hanya tertawa kecil melihat Frisa yang begitu resah, soalnya dia tau kalau yang diucapkan Frisa itu hanyalah sebuah kebohongan untuk menutupi rasa malunya.

"Dia imut sekali. Apa aku jahili saja ya."

Muncul sebuah ide jahat dari dalam pikiran Andress. Dia akan berpura pura kecewa agar Frisa merasa bersalah telah mengatakan kalimat panjang barusan.

"Oh... begitu ya. Jadi kamu tidak membuat ini untuku." Andress mengucapkan itu sambil memasang ekspresi wajah yang kecewa.

"Padahal aku tadi senang sekali mendengar kamu membuat masakan ini sendiri. Kukira kamu membuatnya untuku, ternyata kamu hanya memberikan makanan sisa." Ekspresi Andress benar benar terlihat kecewa (akting).

"Tapi tidak apa apa. Meskipun ini makanan sisa. Aku tetap senang kamu memberikanku ini." Andress pura pura tersenyum (sarkas).

Frisa benar benar panik. Dia tidak menyangka kalau Andress akan bereaksi seperti ini terhadap ucapannya.

"Bu-Bukan itu maksudku... A-Aku mem-" Ucapan Frisa dipotong oleh Andress.

"Tidak apa apa, tak usah merasa bersalah. Aku sudah biasa kok diperlakukan seperti ini. Dulu saat aku masih dipanti asuhan aku juga sering diberi makanan sisa oleh orang orang."

"Ta-tapi--" Andress tidak memberi kesempatan Frisa untuk bicara.

"Yasudah, sampai jumpa besok." Andress masuk kemarnya dan meninggalkan Frisa sendirian. Akting dia kali sukses besar karena telah berhasil membuat Frisa merasa bersalah dan overthinking.

"Bodoh! Bodoh! Bodoh!"

"Kenapa aku ini sangat bodoh! Kenapa aku malah mengucapkan kalimat itu ke Andress."

"Padahal aku memberi dia masakan dengan niat untuk membuatnya merasa lebih baik. Tapi aku malah membuatnya semakin merasa sedih."

...

...

[Flashback]

Inilah alasan kenapa Frisa memberi Andress masakan.

[Jam 5 sore]

"Zelen aku ingin bertanya." Ada sesuatu hal yang ingin Frisa tanyakan ke Zelen.

"Soal apa?"

"Gimana caranya membuat laki laki yang sedang sedih menjadi senang?"

"..." zelen hanya terdiam melihat Frisa. Karena tidak biasanya Frisa bertanya hal seperti ini.

"A-Apa???" Frisa agak sedikit malu.

"Bukan apa apa. Aku hanya merasa aneh kau bersikap seperti ini. Apa gara gara Andress lagi?"

"I-Iya. Akhir akhir ini Andress berubah."

"Andress Berubah? Berubah kenapa?"

"Semenjak Andress hidup lagi dari kematiannya. Aku merasa kalau Dia jadi lebih sering melamun. Dia juga selalu terlihat depresi kalau sedang sendirian."

"Jadi intinya kamu ingin membuat dia senang lagi?"

"Iya."

Yang Frisa ucapkan memang benar. Andress berubah banyak setelah dia hidup lagi dari kematiannya. Alasannya sangat sederhana, dia terlalu stress karena terlalu banyak memikirkan masalah dalam pikirannya. Belum lagi dia juga melakukan pembantaian yang membuatnya semakin stress.

"Gimana kalau kamu kasih dia masakan. Laki laki itu suka loh kalau dibuatkan masakan oleh perempuan."

"Benarkah?"

"Itu hanya teori sih. Tapi apa salahnya untuk dicoba, siapa tau kamu berhasil. Apalagi kamu juga jago masak kan."

"I-Iya deh, aku coba."

[Flashback selesai]

...

...

[Di kamar Andress]

"Hahaha. Seru sekali menjahili Frisa."

"Lagian suruh siapa jadi wanita tsundere. Kalau saja dia lebih jujur aku pasti tak akan menjahili dia seperti tadi."

Andress sangat terhibur dengan kedatangannya Frisa. Rasa stress dia yang sudah menumpuk di kepalanya menjadi hilang karena kejadian tadi.

Andress kemudian duduk di meja belajarnya. Dia lalu membuka masakan yang diberikan Frisa dengan penuh rasa penasaran.

"Ini seriusan dia yang buat? Kelihatannya enak banget."

"Meski sudah dijelaskan didalam buku kalau dia itu jago masak. Tapi melihat hasil masakannya secara langsung tetap membuatku terkejut."

[15 menit kemudian]

"Uwah, ternyata beneran enak. Bahkan kalau boleh jujur, masakan dia jauh lebih enak dari pada masakan ibuku."

"Aku jadi merasa bersalah sudah menjahili dia. Apa aku hubungi dia dan meminta maaf saja ya."

Andress sedikit merasa bersalah karena telah menjahili Frisa, dia kemudian mengambil ponsel miliknya dan mengirim pesan ke Frisa.

...

...

[Di kamar Frisa]

Reaksi Andress benar benar membuat Frisa merasa sangat bersalah. Dia menjadi sangat galau dan juga overthinking (memikirkan sesuatu secara berlebihan).

"Aduhhh... gimana nih... Bukannya membuat Andress senang, aku malah membuat Dia menjadi semakin sedih."

"Lagian kenapa sih aku sulit sekali berkata jujur. Padahal kalau aku bicara jujur dari awal dia pasti tidak akan menjadi seperti itu."

Tring! Suara pesan masuk.

"A-Apa!!?? Ini pesan dari Andress."

Isi pesan:

Masakan yang kamu buat rasanya sangat enak. Ini pertama kalinya aku makan masakan rumah seenak ini. Kalau kamu ikut lomba masak, aku yakin kamu bakal jadi juara satu. Jadi, terima kasih atas masakan enaknya.

"..."

Wajah Frisa memerah. Perasaan dia menjadi campur aduk ketika dia membaca pesannya. Jantung dia juga berdebar sangat kencang sampai sampai dia jadi salah tingkah.

...

...

BERSAMBUNG...