"Aku ingin segera menghilangkan lipstikmu itu dengan bibirku, Nilam."
Seketika, kututup mulutku dengan tangan. Kudorong tubuh Ricky untuk menjauh. Lama-lama, aku takut dengan ucapan Ricky seperti itu.
"Lo abis nonton film porno, ya? Kok otak lo jadi ngeres?!"
Wajah Ricky memerah, dia menjauhkan tubuhnya dariku. Bahkan, tangan yang sedari tadi menggamit pinggulku sudah hilang entah ke mana.
"Merusak suasana rupanya adalah hobimu," ketusnya. Aku diam, melihatnya melangkah sendirian. Tampaknya, dia marah.
Aku sama sekali tidak mengerti dengan makhluk yang namanya cowok. Apakah, mesum adalah kebutuhan rohani yang wajib terpenuhi? Mungkin, bagi cowok... sebagian besar hidupnya digunakan untuk memikirkan hal-hal mesum. Sementara sebagian kecil lainnya, barulah urusan lain. Setuju?
"Ayo, cepetan... kalau kamu jalannya lelet kayak siput. Aku tinggal, nih!"
"Eh... iya... iya!"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com