webnovel

Tempat Judi Ilegal

Winston segera menganggukan kepalanya sambil melempar sebuah senyuman, terlihat ia segera mengambil gelas minumannya lalu kemudian meneguknya secara perlahan.

"Ahh … Seperti biasa segelas wine selalu saja menyegarkan tenggorokanku, sudah banyak sekali bar yang aku kunjungi untuk memesan wine tapi belum ada satupun yang mengecewakan," ujar Winston.

Doni yang sedang menunggu minumannya lalu mendengar apa yang diucapkan Winston segera meliriknya sejenak, setelah itu ia meletakkan gelasnya kembali di atas.

"Aku sudah mengatakan kepada Anda sebelumnya, tuan. Jika bar ini memang memiliki minuman dengan kualitas tinggi jadi tidak heran jika minuman buatan sini memang enak," ujar Doni.

"Kurasa kau ada benarnya juga, Doni. Tapi menurut pendapatku, tempat ini tidak jauh berbeda dengan tempat-tempat yang aku kunjungi sebelumnya,

Dan menurutku semua minuman buatan mereka cukup terasa enak jadi untuk saat ini belum ada sebuah bar yang melebihi ekspektasiku," ujar Winston.

"Baiklah kalau memang seperti itu pendapatmu mengenai tempat ini, tuan. Aku sendiri tidak begitu mempermasalahkannya lagi pula aku bukan siapa-siapa di sini apalagi pemiliknya," ujar Doni.

Terlihat Winston menggulirkan kedua bola matanya dengan perasaan malas lalu kemudian ia kembali mengambil gelas minumannya yang tinggal sedikit lalu kembali meminumnya.

Setelah gelasnya benar-benar kosong, Winston terlihat meletakkannya kembali tepat di atas meja lalu kemudian mengusap bagian mulutnya yang terasa basah.

"Oh iya … Ngomong-ngomong Apa yang akan Anda lakukan setelah ini, tuan? Karena tujuan anda untuk datang ke bar ini sudah selesai atau mungkin Anda memiliki rencana lain?" tanya Doni.

"Eh … Entahlah, Doni. Untuk saat ini aku benar-benar bingung harus berbuat apa lagi, saat ini aku hanya memiliki pilihan terakhir yaitu kembali ke tempat penginapan," ucap Winston.

"Tapi bukankah tempat penginapan Anda masih jauh dari sini, tuan? Kenapa anda tidak memesan tempat penginapan di sekitar sini? Kebetulan ada banyak di sekitar sini," tanya Doni.

"Mungkin Perkataanmu ada benarnya juga, Doni. Tapi sayangnya aku sudah terlanjur memesan kamar di tempat penginapanku sebelumnya bahkan aku sudah meletakkan barang-barangku di sana," ujar Winston.

"Oh … Begitu ya, tuan. Jadi sepertinya mau tidak mau Anda memang harus kembali ke sana karena mungkin saja Anda meletakkan sesuatu yang penting," ucap Doni.

"Tepat sekali, Doni. Padahal sebenarnya aku masih ingin berjalan-jalan di kota sambil menikmati pemandangan tapi sepertinya aku harus kembali ke tempat penginapan sebelum benar-benar gelap,

Oh iya … Ngomong-ngomong apakah bar ini memang selalu ramai seperti ini, Doni? Padahal mereka tahu jika ini sudah masuk waktu malam dan sepertinya mereka tidak takut dengan rumor yang berada di kota ini" ujar Winston.

"Hmm … Aku sendiri tidak begitu mengingat kondisi di dalam bar, tuan. Tapi setiap kali aku datang ke sini, aku juga selalu merasa heran karena tempat ini selalu saja ramai," ujar Doni.

"Oh … Begitu ya, jika saja keramaian seperti ini bisa bertahan di luar sana aku sangat yakin jika kota ini tidak akan menjadi seperti kota mati di malam hari,

Ngomong-ngomong apa yang akan kau lakukan setelah ini, Doni? Aku sangat yakin jika orang seperti dirimu ini akan pergi ke suatu tempat yang biasa kau kunjungi," tanya Winston.

"Sebenarnya aku memang berniat pergi ke suatu tempat yang cukup tertutup yang ada di kota setelah ini, tuan. Tapi itu nanti karena aku ingin menghabiskan waktuku di sini dulu," ujar Doni.

"Memangnya tempat Apa yang ingin kau kunjungi di malam hari seperti ini, Doni? Sejujurnya aku benar-benar penasaran ingin mengetahui hal tersebut," tanya Winston.

Seketika Doni mendekatkan wajahnya tepat ke arah telinga Winston, terlihat ia bernafas sejenak yang secara perlahan terdengar masuk ke dalam telinga Winston.

"Saya akan mengatakan kepada anda tujuan saya selanjutnya, tuan. Jadi setelah ini saya ingin mengunjungi sebuah rumah judi yang berada di ujung jalan,

Tidak sembarangan orang bisa masuk ke tempat tersebut walaupun ia datang untuk bersenang-senang tapi aku sendiri sering datang ke sana jadi mungkin saja orang-orang di sana sudah mengenalku," ujar Doni.

Hmm … Baiklah kalau memang seperti itu Ketentuan untuk masuk, Doni. Dan sepertinya aku tidak akan bisa masuk kesana walaupun aku datang ke tempat tersebut bersama dirimu,

Jadi setelah ini aku bisa pulang ke tempat penginapan tanpa harus memikirkan sesuatu yang tidak penting lagi," ujar Winston.

"Padahal jika dari awal anda ingin kembali ke tempat penginapan kenapa tidak anda lakukan saja tadi, tuan. Seingatku juga di sana ada sebuah bar jika Anda ingin minum," ujar Doni.

"Yah … Seharusnya aku melakukan hal itu sebelumnya, Doni. Namun Kebetulan sekali pada saat itu aku tidak bisa berpikir dengan jernih karena mungkin aku terlalu lelah," ujar Winston.

"Memangnya kalau anda kembali ke tempat penginapan Apakah anda tahu jalan mana yang harus dilewati? Mengingat anda berjalan mengikuti saya bahkan sampai masuk ke dalam gang bukan?" tanya Winston.

"Sebetulnya hal itulah yang saat ini mengganjal di dalam pikiranku, Doni. Aku benar-benar tidak mengetahui jalan untuk kembali ke tempat penginapan,

Tapi tidak masalah, aku akan mencoba untuk mengingat kembali jalan-jalan yang sudah aku lewati dan kebetulan sekali aku masih mengingat hal tersebut," ujar winston.

"Bagaimana kalau nantinya anda akan semakin tersesat, tuan? Sudah pasti anda tidak akan mendapatkan pertolongan dari siapapun karena seperti yang Anda lihat tidak ada satu orang pun di jalanan," tanya Winston.

"Tidak masalah, Doni. Aku bisa mengatasi masalah itu sendiri dan aku sangat yakin jika nanti tidak akan tersesat karena aku sedang menghafal setiap tempatnya aku lewati tadi," ujar Doni.

"Baiklah kalau memang seperti itu yang anda inginkan, tuan. Jujur untuk saat ini saya tidak akan bisa mengantar Anda karena saya sendiri memiliki sebuah pekerjaan lain," ucap Doni.

"Tidak apa-apa, Doni. Aku sudah terbiasa melakukan ini sebaiknya kau fokus saja dengan pekerjaan yang akan kau lakukan setelah ini," ucap Winston.

"Hmm … Bagaimana jika anda ikut dengan saya terlebih dahulu, tuan? Setelah urusan saya di sana selesai maka saya bersedia untuk mengantar anda pulang," tanya Doni.

"Tunggu sebentar, Doni? Apa maksud dari Perkataanmu itu? Bukankah kau sendiri yang mengatakan jika aku tidak bisa datang ke sana sekalipun kau membawaku?" tanya Winston.

"Kita tidak akan pernah mengetahui sebelum kita mencoba bukan? Jadi tidak ada salahnya jika kita berdua datang ke tempat tersebut dan semoga saja mereka mengizinkan kita masuk," ujar Doni.

"Huh … Baiklah aku akan ikut denganmu pergi ke tempat tersebut, Doni. Karena sepertinya Ini satu-satunya Pilihanku sedangkan pilihan terakhir yaitu Kembali ke tempat penginapan,

Ngomong-ngomong seperti apa sebenarnya gambaran tempat yang kau maksud itu, Doni? Kau belum menjelaskannya kepadaku secara detail lalu dimana lokasinya berada," ujar Winston sedikit bertanya.

"Aku akan menjelaskannya nanti saat di jalan saja, tuan. Sepertinya sekarang bukan waktu yang cocok untuk aku bercerita," ujar Dani.

"Lalu kapan kita berdua akan pergi dari tempat ini, Doni? Menurutku kita berada di sini sudah cukup lama dan bahkan minuman kita butuh habis sejak dari tadi," tanya Winston.

"Kalau begitu kita pergi sekarang saja, tuan. Sebaiknya Anda menunggu saja di depan bar sedangkan saya akan membayar minuman kita berdua terlebih dahulu," ujar Doni.

Winston segera menganggukan kepalanya

tanpa berlama-lama lagi, ia segera melangkahkan kakinya Kembali menuju pintu keluar bar yang berada di depan matanya.

Sesampainya di luar bar, Winston segera menghentikan langkahnya sejenak lalu kemudian mengedarkan pandangan ke setiap sudut bangunan di kota.

Tak butuh waktu lama, Doni baru saja keluar dari balik pintu lalu kemudian berjalan menghampiri Winston yang berada tidak jauh dari tempat dia berdiri.

"Jadi bagaimana sekarang, Doni?" tanya Winston.

"Memangnya apa lagi yang akan kita berdua tunggu, tuan? Kalau memang tidak ada, kita langsung saja melangkah menuju tempat yang sudah direncanakan," ujar Doni.

Winston segera menganggukan kepalanya sambil melemparkan senyuman, terlihat mereka berdua kembali melangkahkan kaki mereka secara bersamaan di sepanjang trotoar.

Sesekali mereka berdua saling mengedarkan pandangan mereka satu sama lain menatap gedung-gedung dan juga bangunan yang mereka berdua lewati.

"Oh iya, Doni. Kau belum menjelaskan kepadaku Seperti apa gambaran dari tempat yang akan kita kunjungi kali ini dan kebetulan di sekitar sini tidak ada orang lain," ujar Winston.

"Ya Ampun, bagaimana mungkin aku bisa melupakan hal itu? Kalau begitu dengarkan penjelasanku baik-baik karena aku akan mengatakan semuanya,

Jadi tempat yang akan kita berdua kunjungi itu merupakan sebuah rumah judi seperti yang kau katakan sebelumnya, biasanya orang-orang yang datang di sana hanya untuk menghamburkan dan memamerkan kekayaan,

Tapi tidak sedikit juga orang yang mengalami keberuntungan lalu mendapatkan uang dua kali lipat dari apa yang sudah ia taruhkan di dalam sebuah permainan,

Mungkin hanya itu saja yang bisa aku gambarkan mengenai tempat yang akan kita datangi ini, tuan. Dan selebihnya anda hanya perlu melihatnya langsung," ujar Doni.

"Oh iya … Apakah tempat yang akan kita datangi ini masih cukup jauh dari sini? Rasanya kepalaku pegal sekali karena terus memperhatikan sekitar," tanya Winston.

"Tidak juga, tuan. Mungkin hanya perlu waktu sepuluh menit lamanya dari bar tadi agar kita berdua bisa sampai ke tempat tersebut," ucap Doni.

"Lalu di mana tempatnya beranda, Doni? Kalau memang membutuhkan waktu sepuluh menit seharusnya tempat tersebut sudah bisa terlihat karena jalanan hanya lurus di depan sana," tanya Winston.

"Anda ini bagaimana sih, tuan. Aku sudah mengatakan sebelumnya kepada anda jika tempat tersebut cukup tertutup dari keramaian orang-orang di sekitar,

Jadi sudah pasti jika tempat tersebut tidak akan terlihat oleh orang-orang yang belum pernah datang ke tempat itu," ujar Doni.

"Hmm … Cukup masuk akal juga, Doni. Kalau begitu bagaimana jika kita semakin mempercepat langkah agar kita sampai tempat tersebut?" tanya Winston.

"Sepertinya aku setuju dengan ide yang anda katakan barusan, tuan. Karena aku sendiri juga sudah tidak sabar ingin segera sampai di tempat tujuan," ucap Doni.

Winston segera menganggukkan kepalanya sambil melemparkan senyuman, terlihat mereka berdua mulai mempercepat langkah mereka di sepanjang trotoar.

Namun baru berjalan beberapa langkah saja, Doni tiba-tiba menghentikan langkahnya di depan gedung pencakar langit dan begitu juga dengan Winston.

Terlihat dia terdiam sambil kepala menengadah ke atas bangunan yang seolah-olah tengah menghitung jumlah lantai pada bangunan tersebut.

Winston yang melihat tingkah Doni hanya bisa terdiam sambil mengerutkan dahinya, lalu kemudian ia segera ikut mengangkat kepalanya seperti yang sedang dilakukan Doni saat ini.

"Eh … Doni? Kenapa kita berdua malah berhenti di depan gedung tinggi ini? Bukankah kau bilang jika tempat yang akan kita tuju masih membutuhkan waktu sepuluh menit lagi?" tanya Winston.

"Sebenarnya itu hanya perkiraanku Semata, tuan. Kita berdua sudah sampai di tempat tujuan yang aku katakan tadi jadi kita hanya perlu masuk ke dalamnya," ucap Doni

Mendengar apa yang diucapkan Doni barusan, Winston kembali terdiam sambil mengerutkan dahinya lalu kemudian ia mengedarkan pandangannya sejenak setiap sudut kota.

"Eh … Sejauh ini aku tidak melihat sebuah tempat yang tertutup sama sekali bahkan yang aku lihat hanyalah sebuah gedung yang menjulang tinggi ke atas?" tanya Winston.

Akan tetapi Doni tidak menghiraukan Apa yang diucapkan Winston barusan, terlihat dia terus menatap ke arah pintu dengan sebuah tangga ke bawah di sebelah gedung yang menjulang tinggi.

Seketika tatapan Winston langsung tertuju ke arah tempat yang diperhatikan Doni dan seketika Winston menyadari sesuatu jika tempat di bawah sana merupakan tempat yang dimaksud Doni sebelumnya.

"Sekarang aku mengerti apa yang kau maksud itu, Doni. Kau pasti ingin mengatakan jika tempat tadi kau maksud berada di bawah sana kan? Jadi pantas saja jika kau mengatakan tepat itu tertutup dari keramaian,

Siapa yang akan menduga jika dibawa sana merupakan sebuah tempat judi ilegal, kalau sampai ada polisi yang tahu mungkin tempat itu akan segera ditutup," ucap Winston sambil tersenyum sinis.

Hai, My-Readers... Author butuh bantuan kalian nich, tolong masukan Buku ini ke rak kalian dan jangan lupa untuk memberikan ulasan

Like it ? Add to library!

Mauls09creators' thoughts