Melihat pergerakan yang tidak wajar dari tangan Ryan, Kisha pun langsung menengahi keduanya. Kisha berada di tengah antara Ryan dan Michel, lalu firasat Kisha pun terbukti.
'Plaaakkkk'
Rasa panas dan perih menjalar ke seluruh pipi Kisha yang memerah perlahan, ia hanya bisa menutup matanya dan menahan rasa sakit itu dalam dirinya. Kisha tidak mungkin membalas perbuatan Ryan, ia terlalu malas untuk berdebat lagi dengan pria pemaksa itu.
'Tamparan ini terasa biasa saja di bandingkan dengan hatiku, biarlah rasa sakit ini menjadi pengingat jika sebentar lagi aku tidak memiliki kebebasan apapun. Aku hanya tawanan yang tidak akan bisa kabur, dan terperangkap dalam sangkar.' batin Kisha berkata.
Michel menatap tidak percaya pada Ryan yang baru saja menampar Kisha dengan keras, bahkan sudut bibir Kisha langsung mengeluarkan cairan merah pekat setelahnya. Tanda jika pukulan itu tidak main-main, dan pasti terasa sangat sakit.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com