webnovel

TWINS DEVIL

Misi dendam Rio kepada orang yang telah membantai keluarganya membawanya pada orang-orang yang merasakan hal yang sama dan terlibat dalam satu peristiwa yang sama. Misi itu tidak mudah, karena ia harus berhadapan dengan orang yang dulu begitu dekat dengannya, tetapi entah dengan alasan apa, orang itu menghabisi keluarganya dengan keji.

dian_nurlaili · Derivasi dari karya
Peringkat tidak cukup
4 Chs

DITYA CORP

Seorang pemuda tampak berjalan terburu-buru, ia tidak mempedulikan tatapan kagum dan memuja dari para karyawannya.

Bos mereka memang tampan, jika memakai setelan formal saja cukup membuat jantung marathon, maka setelan santai saat ini menambah kadar ketampanannya naik lima puluh persen, dan mampu membuat jantung mereka berhenti berdetak untuk sesaat.

"Apa kalian di bayar hanya untuk melamun?" tanya pemuda itu dingin.

Karyawannya gelagapan. Mereka mulai menyibukkan diri dengan pekerjaan masing-masing. Tak ada yang berani menentang. Memang tampan, tapi jangan pernah mencari masalah dengannya. Ia adalah iblis tampan yang mematikan.

Setelah memastikan semua karyawannya bekerja dengan benar, pemuda tadi segera berjalan menuju lift khusus dan memencet tombol untuk naik ke ruanganannya.

Ting!!

Pintu lift terbuka, dengan langkah yang panjang dan lebar, pemuda tadi menyusuri lorong dan masuk ke sebuah ruangan, bahkan sapaan sekretarisnya pun tak di hiraukannya.

"Alvin, tolong ke ruangan saya sekarang!" ucap sang pemuda setelah teleponnya tersambung, tak menunggu jawaban dari lawan bicara ia pun segera menutup sambungan telepone dan menghempaskan tubuhnya ke kursi kebesarannya.

Tak lama pintu di ketuk dan masuklah seorang pemuda chinese sambil membawa sebuah map di tangannya.

"Selamat siang Pak Rio! Ini berkas yang kemarin Bapak minta," ucapnya dengan sopan.

Sang pemuda hanya menganggukkan kepala dan memberi isyarat untuk meletakkan berkas itu di meja. Ya, dia adalah Rio. Menjadi mahasiswa hanyalah sebuah kedok yang ia lakukan karema identitasnta sebegai pemilik DITYA CORP masih disembunyikan. Tak ada yang tahu siapa pemilik perusahaan adidaya ini kecuali para karyawannya. Karena selama ini jika ada pertemuan dengan oara investor, Alvin lah yang mewakilinya.

"Ada apa Bapak memanggil saya?" tanya pemuda chinese itu setelah ia dipersilakan duduk oleh atasannya.

"Tolong kamu kumpulkan semua dewan direksi, kita akan mengadakan rapat mendadak!" Perintahnya dengan suara bossy. Meskipun usianya masih muda, tapi aura kepemimpinannya sangatlah kuat, tak heran bila ia begitu di hormati oleh semua orang. Kariernya yang begitu melejit bahkan sampai merambah mancanegara membuatnya menjadi sosok yang begitu di idolakan semua kaum hawa, tapi jangan lupakan bahwa ia adalah iblis tampan yang mematikan.

"Baik, Pak!" jawab Alvin lalu keluar ruangan. Sepeninggal Alvin, Rio masuk ke kamar yang memang ia bangun secara khusus jika sedang lembur dan malas pulang ke rumah.

Setelah mandi dan berganti pakaian dengan stelan formal, ia pun berjalan keluar ruangan menemui sekretarisnya.

''Kalau ada yang mencari saya, katakan jika saya sedang meeting dan suruh dia menunggu!"

"Baik, Pak!" jawab sang sekretaris.

Rio pun segera berlalu menuju ruangan yang akan di gunakan untuk meeting. Saat ia masuk semua anggota sudah lengkap tinggal menunggu dirinya untuk memulai acara.

"Langsung saja saya akan memulai meeting hari ini, sebagian dari kalian mungkin sudah tahu apa yang akan kita bahas dalam rapat kali ini," Sebagian orang tampak menganggukkan kepala sementara sebagian lagi tampak diam menunggu kelanjutan ucapan dari atasan mereka.

"Jadi, bagaimana bisa kita kecolongan?" Nadanya memang rendah, tapi cukup membuat orang-orang meneguk ludah takut kecuali Alvin yang tampak duduk tenang di sebelah Adit.

"Maaf, Pak! Ada orang dalam yang berkhianat dan membocorkan rahasia kita kepada perusahaan kompetitor, tapi untung saja belum semua rahasia kita terbongkar, sehingga mereka belum bisa menjatuhkan kita," ucap seorang anggota dengan nada takut.

"Ceroboh! Apa saja yang kalian lakukan sampai tidak menyadari ada pengkhianat?'' Semua orang menunduk menghindari tatapan tajam dari Adit, tak ada yang berani membuka suara membuat Adit semakin geram.

"Saya tidak mau tahu, secepatnya kalian temukan pengkhianat itu dan bawa ke hadapanku hidup atau mati!" ucap Adit tegas lalu beranjak keluar diikuti oleh Alvin.

Semua orang tampak menghela nafas lega seolah baru saja terbebas dari maut. Memang sang atasan begitu tegas dan otoriter dan itu juga yang membuat mereka berpikir dua kali untuk berkhianat jika tidak mau bernasib sama dengan ikan bakar yang ditusuk-tusuk.

Lagipula bisa bekerja di DITYA CORP adalah kebanggaan tersendiri bagi mereka, tak sembarang orang bisa masuk dan bekerja di situ, tes nya begitu sulit bahkan harus bertaruh nyawa.

Perusahaan adidaya yang bergerak dalam bidang teknologi itu menjanjikan kehidupan yang menggiurkan untuk pegawainya. Bagaimana tidak? Jika gaji seorang office boy/girl saja setara dengan gaji seorang manager di perusahaan lain.

Tak ayal perusahaan ini begitu diincar oleh musuh. Berhasil menguasai DITYA CORP, maka mereka berhasil menguasai Asia.

Namun sepertinya tak mudah bagi mereka untuk menggulingkan perusahaan itu, meskipun sang pemilik bisa di katakan bocah, tapi jangan lupakan otaknya yang di atas rata-rata selalu bisa menyelesaikan masalah di kantornya.

Rio sengaja menyembunyikan diri karena peristiwa lima belas tahun yang lalu masih belum selesai begitu saja. Orang yang sudah menghancurkan keluarganya masih mengincar Rio karena tahu dirinya masih hidup. Entah, apa yang dipikirkan oleh orang itu. Adakah masalah yang terjadi dengan kedua orangtuanya? Ataukah orang itu hanyalah orang gila yang psychopath.

Perusahaan ini tentu saja tidak langsung besar begitu saja, di mulai dari nol, Rio merintis usahanya sejak ia duduk di bangku SMA kelas 1, hingga saat ini perusahaannya mencapai puncak kejayaannya.

Tentu saja Rio juga tak melupakan jasa seseorang yang begitu besar untuknya, membantunya bangkit dan juga membantunya mendirikan perusahaan ini.

Namun sayang, Om Andra harus meninggal karena melindungi dirinya saat diserang oleh sekelompok orang tak dikenal dua tahun yang lalu. Karena hal itu, tekat Rio untuk membalas dendam semakin kuat, dan jalan satu-satunya adalah ia harus menjadi orang yang kuat terlebih dahulu. Siang dan malam ia terus bekerha tanpa mengenal lelah, istirahat hanya sejenak sekedar pelepas lelah. Ia sering melupakan waktu makan dan tidur hingga tak jarang ia ketiduran saat ada kelas. Di umurnya yang saat ini menginjak usia dua puluh lima tahun, ia sama sekali tak pernah merasakan masa remaja seperti kebanyakan teman-temannya. Ia tak mengenal yang namanya cinta, hidupnya hanya belajar dan bekerja. Setelah menyelesaikan S2 di Amerika, Rio memutuskan kembali dan menjalankan perusahaannya sendiri dari dekat dan kembali mendaftar di universitas yang juga miliknya sendiri.

"Alvin, tolong kumpulkan team Gold , dan perintahkan mereka untuk menyelidiki kasus ini!'' perintah Rio saat mereka sudah keluar dari ruangan meeting.

"Baik, Pak!" ucap Alvin lalu berjalan berlawanan arah dengan Rio untuk melaksanakan tugasnya.