"Apa? Kamu mau cuti seminggu?" kata Lia kepada Tama. Pemuda itu hanya mengangguk saja. dia sudah memantapkan niatnya tadi untuk melakukan hal ini. memang bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Ini memang sangat bisa membuatnya menjadi sangat baik. Inilah kekecewaaan yang sesungguhnya. Raflina tidak mengira kalau mereka berani melakukan ini.
"Saya ada keperluan yang sangat mendadak tolong," pinta Tama. Wanita itu hanya bisa menyetujui.
"Baik, saya setujui kamu cuti selama seminggu."
"Makasih Bu, kalau begitu saya permisi dulu." Tukas Tama sambil berbalik arah. Memang ada hal yang bisa membuat mereka seolah sangat takluk untuk membuatnya menjadi lebih baik dari pada ini.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com