webnovel

tumbal lukisan

seperti gadis gadis yang hilang secara misterius sebelumnya di kota itu, Hani yang tak sengaja bertemu Dion dalam perjalanan pulangnya akhirnya terpilih menjadi daftar korban berikutnya

nhovia · Fantasi
Peringkat tidak cukup
21 Chs

part 12

sekarang gadis kecil itu menangis,satu lengannya ia julurkan meraih ke udara di atasnya

Hani tak tahan lagi, ia mengambil nafas dalam-dalam, menggeserkan tubuhnya perlahan

tenang aku ga boleh panik, aku harus cari bantuan

seorang pria tua bertubuh kurus penuh uban dengan rambut kumis dan janggut yang tampak menyatu tengah berdiri di depan sebuah gapura. Hani berseru ke arahnya

"tolong kek, ada anak kecil pingsan dijalan sana"

merekapun bergegas pergi ke jalan yang di tunjukkan hani

"disini tidak ada siapa-siapa, neng?"

Hani nanar tak percaya, ia menggosokkan kedua matanya lalu membuka matanya melihat sekali lagi ke jalan tempat gadis kecil tadi muntah darah

memang tak ada siapa-siapa disana, gadis kecil itu menghilang tanpa jejak begitu saja

aneh aku belum lama pergi dari sini, kemana perginya gadis itu? tidak mungkin kan kalau ia bangun sendiri? atau sudah ada orang lain yang membantunya saat aku pergi

" tapi tadi memang ada disini pak" ucap Hani , ia menoleh ke arah pak tua yang beberapa detik lalu berdiri disampingnya

pak tua itupun sudah tak ada,menghilang tanpa suara

kengerian kini menerkamnya,meski ia ingin berteriak suaranya tercekat berhenti di ujung lidahnya. Bahunya bergidik

lalu muncul suara-suara bersahutan, suara-suara itu berasal dari sosok-sosok tak kasat mata yang mengelililingi tubuh Hani

jumlahnya mungkin belasan

Hani ....Hani ....Hani..hani....hani ...hani...hani

suara suara itu memekikan namanya berulang-ulang

Hani menahan nafas, ia sadar ia tak punya sisa tenaga untuk lari

ia pasrah dengan apa yang akan menimpanya sekarang

ia menangis lalu terkulai lemas,tubuhnya rubuh jatuh ke aspal jalan. sebelum ia kehilangan kesadarannya Hani melihat sebelah tangan muncul,menangkis tangan-tangan yang ingin mengerumuninya. Sebelah tangan itu menuju ke arahnya lalu menutup kedua mata Hani dengan telapak tangannya yang pucat. telapak tangan yang dingin.

🌕🌕🌕🌕

rasa takutnya masih berlanjut, kesadarannya pergi ke dimensi lain. dirinya kini berada pada puing-puing anak tangga yang sudah hancur. Hani berupaya bangun dengan mengandalkan sikut tangan kanannya sebagai tumpuan, sikutnya bergesekan dengan sebuah pecahan puing yang runcing

"awww... sakit" ia mengaduh. ada perih yang ia rasakan saat melihat sikutnya menetaskan darah

dimana aku sekarang?

apakah ini mimpi?

apa ini kelanjutan mimpi burukku waktu itu

" siapa kalian semua?" Hani berteriak

suara Hani dibalas dengan geraman rendah lalu berubah menjadi pekikan kemudian berubah menjadi lolongan putus asa

"aku tidak punya urusan dengan kalian " Hani menggertak si pemilik suara-suara menakutkan itu

lalu potongan tangan muncul dalam jumlah yang banyak, tangan-tangan terpotong yang dikorbankan