"Minta maaf tetapi tidak melihat orangnya secara langsung. Anggun, kau benar-benar tidak mengenal dengan baik tata cara menjadi seorang pelayan di rumah keluarga Schallert," pekik Anya.
Ugh!!!
"Bu-bukan begitu, nyonya Anya bukankah saya sudah minta maaf di depan wajah Anda? Aku bahkan sudah memohon dengan membusungkan dada." Anggun membela diri.
"Pada saya? Memangnya orang yang harus kau meminta maaf darinya, itu, aku? Ucapkan maaf kepada nona ini," tegas Anya tanpa ingin dibantah.
Dug!!!
Anggun membelalakkan mata. Ia harus meminta maaf pada gadis kampungan ini? Tidak! Tidak!!! Itu akan sangat merendahkan dirinya.
"Tapi...." Anggun masih mencoba bernegosiasi. Mengutarakan keberatannya.
Tetapi Anya lebih keras, dia menatap Anggun dengan tajam, seakan ingin memisahkan daging dari tulang-tulang Anggun, "Masih tidak kunjung minta maaf?"
Uh...
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com