webnovel

TUAN MUDA MAMA

"kamu sedang apa?" tanya Marcella lagi Sebenarnya aku jengah dengan basa basinya,kalau orang ketoko buku ya jelas mau beli buku tidak mungkin mau panjat pinang. "Aku lagi mencari buku bersama kekasihku." Aku sengaja berkata begitu agar dia jangan banyak berbasa basi lagi denganku. "haaa... kekasih mu? hahahaha aku tidak percaya Za." Marcella terlihat memperhatikan Moxie dari atas sampai bawah. "sayang,aku haus!" Aku menoleh pada Moxie. Kemudian dia pergi dari hadapanku,mencari minuman. Ternyata dia tidak sebodoh yang aku pikirkan. Hanya dengan bicara seperti itu dia sudah mengerti maksud ucapanku. Tak berapa lama Moxie datang "ini...minumlah!" moxie menyodorkan buble tea padaku,segera aku mengambil dan meminumnya sedikit kemudian kukembalikan padanya. Tanpa minta persetujuanku dia langsung meminum bekas mulutku,ya memang seperti itu yang kuharapkan agar Marcella percaya dan segera pergi dari depan wajahku. Aku mengelus pucuk kepala moxie,memperlakukannya dengan lembut.

sanah_Caeprica · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
12 Chs

DILEDEK

~MOXIE QUEENSHA

Hari ini aku disuruh mamaku yang kesupermarket,kebetulan supermarket yang ingin aku tuju tidak jauh dari rumah. Mama menyuruhku untuk membeli bumbu dapur karena kebetulan sudah habis. Aku menyusuri setiap lorong supermarket mencari bumbu dapur. Karena baru pertama kali aku kesini jadi aku harus berkeliling tiap lorong terlebih dahulu untuk mencari pesanan mama.

Setelah menemukannya aku berjalan menuju antrian kasir setelah itu membayarnya. Sesudah dapat apa yang diinginkan aku berjalan pulang ke rumahku maksudnya rumah tuanku eh bukan tuan mamaku. Angin segar yang bertiup menerbangkan beberapa helai rambutku rasanya sangat sejuk serta menenangkan.

Terus berjalan hingga aku telah tiba didepan rumah,disana sudah ada tuan muda mamaku yang sedang duduk bersantai. Tak ingin mempedulikannya aku terus berjalan. Akan tetapi aku terus terganggu dengan suaranya. Aku bingung dia memanggil namaku tetapi matanya menuju kearah lain. Aku melihat kebelakang tetapi tidak melihat siapa-siapa. Aku berdiri dihadapannya dengan kebingungan.

"hey...ada apa? aku sedang memanggil aniing tetangga depan." ujarnya padaku

Dia berkata padaku seolah tidak merasa bersalah. Aku tahu dia meledekku,aku tahu itu. Melihat mukanya yang terus memanggil namaku dan menggerakkan jari-jari tangannya membuatku kesal setengah mati. Dalam hati aku ingin membunuhnya sekarang juga dan memberikan daging tubuhnya pada binatang yang dipanggilnya. Meskipun binatang yang dipanggilnya sebenarnya tidak ada tapi aku akan memberikan tubuhnya pada binatang yang nyata sehingga dia merasakan tubuhnya yang terkoyak-koyak.

Dengan kesal aku pergi dari hadapannya,aku berjalan dari sebelahnya. Saat berjalan aku berniat mengusilinya dengan membungkukkan diriku dan mengarahkan mulutku ke telinganya kemudian aku berteriak "GUK GUK GUK" seolah memperagakan suara anjing tepat ditelingaya. Ia sangat kaget dan segera menutup telinganya sendiri.

Aku berjalan memasuki rumah dengan bahagia,rasa kesalku hilang setelah melihatnya berhenti memanggil-manggil namaku yang katanya peliharaan tetangga. Hah rasanya sangat lega.