webnovel

Liburan di Kota J

Pada akhirnya Guo Yan membopong Ling Chu ke apartemen. Melepaskan sepatu yang Ling Chu kenakan lalu meletakkan segelas air putih di meja samping tempat tidur.

Menonton lama Ling Chu yang terlelap tanpa khawatir akan bahaya sekitar. Guo Yan menurunkan tubuhnya, wajah mereka dekat satu sama lain.

"Ling Chu, kenapa kamu begitu ceroboh? aku juga seorang pria" kata Guo Yan memperingatkan gadis dihadapannya. Dia ingin merasakan lembutnya bibir Ling Chu yang didambakan semua pria.

Guo Yan berhenti sebelum benar-benar bersentuhan dengan Ling Chu. Kenangan kelam dari Guo Chen meresap ke tulang, kini membanjiri otaknya.

"Tapi.. aku terlalu pengecut untuk menginginkanmu" kata Guo Yan dengan lirih.

Dia masih ingat bagaimana Guo Chen tanpa belas kasihan mencekik dan menyeretnya ke dalam ruang gelap, sebagai peringatan mencoba mencium Ling Chu seperti saat ini.

Guo Yan tahu Guo Chen tidak akan muncul memergokinya namun ia tak berani mengambil kesempatan itu.

Ancaman Guo Chen telah yang membekas dalam dirinya. Ia hanya bisa menemani Ling Chu sebagai saudara baik seumur hidupnya.

.

.

.

Sejak kejadian penusukan, Ling Chu pindah ke kediaman keluarga Ling sebelum Ling Yao kembali dari liburannya. Dia tidak ingin tinggal lebih lama lagi dengan seorang penjahat.

Ling Chu menguap sambil menggoyangkan ayunan. Jarang sekali ia bosan tinggal di kediaman Ling. Menunggu dua bulan lagi sebelum memasuki perguruan tinggi.

Tiga bulan telah berlalu, progress bar akhirnya menyentuh angka delapan. Banyak perubahan yang terjadi dalam hidup Ling Chu.

Dua pengikut Shen Fei diskor sebelum ujian nasional. Mereka bisa mengikuti ujian tapi perilaku mereka tercatat dalam raport sehingga tipis harapannya bisa masuk perguruan tinggi terbaik di kota A.

Sedangkan Shen Fei, keberadaannya tidak diketahui. Dia menghilang begitu saja, tak ada yang tahu kemana ia pergi dan siapa yang membantunya kabur.

Selama tiga bulan, Ling Chu jarang bertemu dengan semua karakter utama. Mereka fokus pada sidang skripsi masing-masing. Hanya bertemu saat ada pesta dan event tertentu.

Minggu ini adalah minggu terakhir sidang Guo Chen. Dalam alur cerita Guo Chen yang lulus kuliah akan langsung menjabat sebagai presdir di anak perusahaan keluarga Guo kota G. Menjabat selama dua tahun, Guo Chen mampu mengembangkan bisnis bidang elektronik dan kecantikan. Masuk dalam nominasi pengusaha inovatif tersukses di kala tahun itu.

Progess bar menunjukkan kemajuan 3% menjadi 83%. Sungguh, kemajuan plot novel ini benar-benar lambat. Tangan Ling Chu sangat gatal ingin menekan tombol skip. Tapi ia tak mau kepalanya sakit seperti ditusuk ribuan jarum.

Ding!

Notifikasi ponsel Ling Chu berbunyi, ia melirik chat dari Guo Yan.

Guo Yan : 'Xiao Chu, kamu di rumah?'

Ling Chu : 'Ya, kenapa?'

Guo Yan : 'Bersiaplah, aku akan menjemputmu'

Ling Chu : 'Untuk apa? Memang kita mau kemana?'

Guo Yan : 'Sepuluh menit lagi aku sampai'

Ling Chu : 'Hei! Jawab pertanyaanku dulu!'

Tak kunjung mendapat balasan Ling Chu cemberut kembali ke kamar untuk berganti pakaian.

Ling Chu mengenakan celana jins biru muda dan kaos lengan panjang yang dipadukan kardigan violet.

Menunggu di ruang tamu, klakson mobil Guo Yan terdengar sampai ke dalam. Ling Chu segera keluar melihat Guo Yan membuka bagasinya.

"Ngapain kamu buka bagasi belakang?" Tanya Ling Chu menghampiri Guo Yan.

Guo Yan menatap heran Ling Chu, "Dimana barang-barangmu?"

"Barang apa?" Tanya Ling Chu kebingungan.

"Ling Yao tidak memberitahumu? Kakak merayakan kelulusan mereka, mengadakan liburan di villa kota J"

Ling Chu dengan malas memutar matanya. Tentu saja Ling Yao tidak mengatakan apa-apa karena kebenciannya pada Ling Chu terlalu kuat.

"Tidak, dia tidak memberitahuku. Kenapa kamu tidak bilang padaku langsung?"

"Kakakmu berkata akan pulang ke rumah. Dia ingin memberitahumu secara pribadi"

"Kenyataannya dia tidak memberitahuku" kata Ling Chu dengan ketus.

"Kurasa dia tidak ingin kamu ikut"

"Kelihatannya begitu"

"Ya sudah, cepat isi kopermu. Kita akan berlibur sepuluh hari" kata Guo Yan bersandar pada badan mobil.

"Baiklah, tunggu aku mengemasi barang bawaanku" kata Ling Chu kembali ke dalam rumah dengan malas.

Setengah jam kemudian mereka berangkat ke kota J. Perjalanan mobil ke kota J setidaknya memakan waktu satu hari. Jadi Ling Chu membeli banyak makanan untuk dikonsumsi selama perjalanan.

"Bisakah kamu berhenti mengotori mobilku? Lihat remah rotimu berserakan dimana-mana!"

Ling Chu dengan malas memutar matanya, duduk bersila sambil memakan roti bakar yang baru saja ia beli di rest area.

"Jangan protes. Aku lapar, kamu tidak membiarkanku makan di rest area"

"Kita terlambat, yang lain sudah sampai disana"

"Apa yang kamu khawatirkan? Mereka akan memaklumi kita yang kelaparan"

"Tidak baik menunda-nunda" kata Guo Yan memikirkan Guo Chen menunggu mereka disana.

"Makanku tak sampai lima belas menit"

"Tapi orderanmu sampai setengah jam lebih" kata Guo Yan mengingat keramaian di rest area sebelumnya.

Ling Chu tidak mengelak, memang benar tadi sangat ramai di rest area. Sampai-sampai hanya membeli makanan dan snack Betamart saja.

Ia memakan roti bakar dan merobek bagian roti yang belum tergigit. Menyerahkannya pada Guo Yan yang sedang menyetir.

"Buka mulutmu"

Guo Yan melirik sepotong roti di tangan Ling Chu, "Tidak, itu bekasmu"

"Makan itu bekasku" Ling Chu kesal menjejal roti itu ke dalam mulut Guo Yan.

"..enak" gumam Guo Yan dengan ujung telinga sedikit memerah.

Ling Chu menyahut Guo Yan dengan anggukan, ia melihat pemandangan diluar jendela sambil makan dan merobek roti untuk Guo Yan.

Matahari sudah terbenam, perjalanan memasuki malam hari. Dari perkiraan Guo Yan, mereka akan tiba di vila saat dini hari.

Ling Chu berusaha untuk tetap terjaga dengan menepuk wajah hingga pipinya merah. Guo Yan tidak membawa supir pribadi, Ling Chu tidak enak meninggalkan Guo Yan menyetir sendirian.

"Tidurlah" kata Guo Yan mendorong kepala Ling Chu bersandar pada kursi.

Menyingkirkan tangan Guo Yan, Ling Chu menggelengkan kepala. Dia ingat beberapa kasus kecelakaan dimana pengendara mengantuk saat perjalanan jauh.

"Tidak, siapa yang akan menemanimu. Perjalanan malam sangat berbahaya"

Guo Yan terkekeh sambil mengacak-acak rambut cokelat Ling Chu yang tergerai, "Tenang saja, aku akan membawamu sampai tujuan dengan selamat"

"..Kamu yakin?"

"Cepat tidur, jangan ganggu aku menyetir"

Dibawa paksaan Guo Yan, Ling Chu tidur dengan enggan. Guo Yan melihat Ling Chu meringkuk kedinginan, dia menyelimutinya dengan jaket.

Dalam kesunyian Guo Yan melanjutkan perjalanan seorang diri. Mengatur musik lagu pop sebagai teman begadang.

Guo Chen duduk dengan anggun di ruang tamu, musik jazz lembut mengisi kesunyian villa miliknya. Ia meminum kopi yang baru diseduh. Melirik jarum jam yang berada di angka satu. Seharusnya Guo Yan tiba satu jam sebelumnya.

"Guo Chen, ada yang ingin kubicarakan" kata Xie Ran yang baru saja turun dari tangga.

Guo Chen menatap datar pada Xie Ran, dia tahu apa yang ingin dikatakan wanita itu. Guo Chen menyesap kopinya dan berkata, "Jika kamu membahas masalah waktu itu, aku menolaknya"

"Kamu-" Xie Ran tak percaya pada penolakan Guo Chen.

Dia berjalan mendekati Guo Chen, berkata dengan terus terang, "Bagaimana bisa kamu sejahat itu padanya? Ling Yao adalah temanku. Aku tidak akan membiarkanmu pergi!"

"Xie Ran, kamu tidak perlu banyak berpikir. Kamu hanya orang luar"

Sudut bibir Guo Chen sedikit terangkat, ancaman kuat membuat berdiri Xie Ran kaku. Instingnya berkata ia harus menjauhi pria ini.

Guo Chen berdiri melangkah lebih dekat, ia berkata sambil memandang rendah Xie Ran, "Kamu harus mengerti situasimu sendiri. Tanpa Jiang Mu, kamu bukan apa-apa dalam lingkaran kami"

Xie Ran terhenyak, Guo Chen benar tanpa Jiang Mu, dia hanya hanya gadis biasa yang harus bekerja siang dan malam untuk membiayai rumah sakit ayahnya.

Bisa dibilang dia sangat beruntung karena disukai tuan muda keluarga Jiang. Pria itu dengan tulus membantunya bersekolah hingga lulus kuliah dan membiayai pengobatan ayahnya.

"Ran Ran" panggilan Jiang Mu membuat Xie Ran terkejut.

"Xiao Mu. Kenapa kamu di sini?" Tanya Xie Ran sedikit panik.

"Aku mencarimu" kata Jiang Mu memeluk pinggang Xie Ran, ia melirik Guo Chen yang tersenyum padanya, "Ayo kembali"

"Tunggu! Aku belum selesai bicara-"

Xie Ran ditarik dalam pelukan Jiang Mu, dia membungkuk berbisik padanya, "Kamu melanggar janjimu"

Xie Ran tertegun membiarkan Jiang Mu memimpin jalan untuknya. Keringat dingin muncul di wajah Xie Ran, ekspresi Jiang Mu barusan seperti melihatnya saat pertama kali mereka bertemu. Dingin dan acuh tak acuh terhadapnya.

Masuk ke dalam kamar, Jiang Mu mendudukkan Xie Ran di kasur. Memegang pundaknya, Jiang Mu dengan tegas berkata, "Kamu lupa apa yang kukatakan? Jangan berseteru untuk Ling Yao. Kamu bukan lawan Guo Chen"

"Xiao Mu.. Aku tidak tega melihat Ling Yao bersedih seperti itu. Aku juga seorang wanita, betapa sakitnya ketika saudaramu berselingkuh dengan tunanganmu"

Air mata Xie Ran menggenang, ia ingat ketika memberitahu perselingkuhan Guo Chen dengan Ling Chu, Ling Yao tersenyum pasrah.

"Kamu boleh iba pada Ling Yao tapi jangan mengambil tindakan apapun untuknya"

"Jiang Mu.."

"Xie Ran ingat, masalah mereka tidak ada kaitannya denganmu"

Xie Ran cemberut, ia tidak mengerti mengapa Jiang Mu membatasi dirinya seperti itu, "Kenapa kamu begitu acuh tak acuh pada mereka? Keduanya adalah temanmu. Bukankah pertemanan itu harus saling mendukung dan membenarkan saat mereka salah?"

"Xie Ran, kamu tidak mengerti.." Ada kemarahan dalam nada bicara Jiang Mu. Ia tidak melanjutkan percakapan mereka, Jiang Mu berjalan menuju pintu dan berkata "Istirahatlah"

Xie Ran memandang kepergian Jiang Mu yang tampak kesepian. Ia memeluk erat bantal, memiringkan tubuhnya jatuh ke kasur.

"Bagaimana aku mengerti kalau kamu tidak mengatakannya"

NB : Bakal banyak scene mereka liburan. Karena disinilah titik balik hubungan Guo Chen dan Ling Chu. Semoga kalian suka!

o(〃^▽^〃)o