webnovel

BAB 3

"Terimakasih telah mengantarku Mr. Brian"Bella tersenyum menatap Brian setelah mereka sampai di apartemen milik Bella

"Bukan masalah, umm Bella"Brian menatap Bella ragu

"Ya? Ada apa?"

"Hari minggu besok maukah kau pergi bersamaku?"tanya Brian pelan

"Ohh apa kau ada acara mendadak? Sepertinya tidak ada jadwal bertemu klien hari minggu besok"Bella mengecek ponselnya untuk melihat jadwal atasannya itu

"Bukan-bukan, aku bukannya akan bertemu klien. Tapi umm aku ingin mengajakmu untuk menemaniku datang ke pernikahan teman"Brian menggaruk tengkuknya pelan serta wajahnya memerah.

"Apa kau juga akan mengajakku kencan setelah menghadiri pernikahan temanmu?"tebak Bella yang tepat sasaran karena kini wajah Brian semakin memerah kemudian mengangguk pelan.

Bella tidak bodoh, dia sangat mengetahui bahwa atasannya itu menyukainya. Tapi Bella tentu saja tidak tertarik pada Brian. Bukan karena Brian tidak menarik, siapa yang bisa menolak pria tampan nan mapan seperti Brian Hutson? Tapi hati Bella telah terisi penuh oleh seorang Christian. Yang sialnya sekarang adalah suami dari orang lain, mengingat hal itu membuat Bella seketika menjadi sedih.

"Ohh apa kau merasa tak nyaman? Maafkan aku"Brian merasa tak enak setelah melihat raut wajah Bella.

"Tidak, umm aku bisa menemanimu besok"Bella tersenyum pada Brian

"Benarkah, terimakasih Bella, aku akan menjemputmu besok"Brian tersenyum senang

"Oke, sampai jumpa besok Bri"Bella tersenyum dan keluar dari mobil Brian.

"Bri? aku suka panggilan itu"Brian tersenyum dan segera pergi dari sana. Dia tak sabar menanti hari esok untuk berkencan dengan wanita itu.

~~~

Bella keluar dari lift setelah sampai di lantai unitnya, netranya menemukan Christian yang tengah berdiri di depan pintu apartemennya.

"Sayang! Ohh akhirnya kau pulang"Christian meraih tangan Bella

"Apa yang kau lakukan disini Chris?"Bella melepaskan tangannya dan memasukan nomor sandi apartemennya.

Cklekkk

Bella segera masuk diikuti oleh Christian yang segera menutup pintu apartemen dan memeluk kekasihnya dari belakang.

"Jangan mengabaikanku seperti ini sayang"bisik Christian dengan suara penuh luka.

Tak bisa Bella pungkiri bahwa Bella juga tidak sanggup mengabaikan pria yang telah bersamanya selama 5 tahun itu. Hatinya sakit, sangat sakit! Tapi semesta seolah tidak menginginkan mereka bersama.

Bella melepaskan pelukan Christian dan berbalik, menatap mata indah yang selalu memandangnya dengan tatapan memuja setiap harinya.

"Rasanya sangat menyakitkan Christian, hatiku sangat sakit. Aku tidak sanggup lagi- hmmphh

Christian membungkam bibir Bella dengan bibirnya, dia tidak sanggup mendengar ucapan penuh rasa sakit dari wanitanya. Hatinya serasa diremas hingga hancur saat melihat air mata dari orang yang sangat dincintainya.

Bella membalas ciuman penuh emosi itu. Seolah menyampaikan betapa terlukanya mereka menjalani kisah cinta penuh rasa sakit ini.

"Jangan katakan itu sayang. Tetaplah bersamaku. Aku sangat mencintaimu Bella, sangat mencintaimu"Christian menangkup wajah cantik yang kini telah basah oleh air mata.

"Ini sangat menyakitkan Christian"isakan kembali keluar dari belah bibir Bella. Pertahanannya telah hancur sehancur hancurnya. Rasa sakit yang selama ini berusaha ditahannya kini tidak bisa lagi ia tahan.

"Tetaplah bersamaku sayang, aku bisa mati tanpamu Bella, kau adalah hidupku, kau separuh dari nyawaku sayang"Christian tidak bisa menahan air matanya, kehilangan kekasihnya itu sama saja dengan kehilangan separuh hidupnya.

Dan setelahnya adalah bibir mereka yang kembali bersatu, saling melumat diselingi dengan air mata penuh kesedihan. Seolah mereka ingin menyampaikan seberapa sakit diri mereka melalui ciuman itu.

Jika semesta tidak menginginkan mereka bersama, lalu kenapa Tuhan meletakkan perasaan saling mencintai pada kedua insan itu? Jika semesta tidak merestui cinta mereka berdua, lalu bagaimana cara mereka menghilangkan perasaan cinta itu?

Dan sekali lagi kedua orang itu tidak bisa menemukan jawabannya, yang mereka ketahui adalah mereka saling mencintai, mereka saling melengkapi hati satu sama lain, dan yang mereka inginkan hanya bersama dalam kebahagiaan.

~~~

Hujaman demi hujaman mengiringi desahan penuh kenikmatan dari kedua manusia yang tengah menyatu dengan peluh yang membasahi tubuh telanjang mereka.

Kata-kata pujaan yang dilontarkan oleh sang pria terus mengalun dari bibirnya kepada wanita yang kini tengah mendesah pasrah dibawahnya. Ciuman penuh gelora seolah menyampaikan seberapa mereka saling menikmati apa yang mereka berdua tengah lakukan.

"Aku memujamu sayang, aku sangat memujamu"

"Christianhh..hhh.."

"Ya panggil namaku sayang...ahh...Bella...hhh...aku mencintaimu"

Suara kulit yang saling bertabrakan menggema di kamar yang kental dengan aroma panas percintaan mereka. Diiringi desahan penuh kenikmatan dari kedua insan yang kini telah sampai pada puncak kenikmatan yang telah mereka daki bersama.

Dan setelahnya hanya terdengar deru nafas yang saling bersahutan dari kedua insan yang kini tengah saling berpelukan dengan tubuh telanjang tanpa sehelai benangpun di tubuh mereka berdua.

"Aku mencintaimu"

~~~

Pagi hari Christian kembali kerumahnya dan mendapati Caitlin yang tengah duduk di ruang tamu. Dengan cepat Caitlin menghampiri suaminya yang terlihat sedikit berantakan itu.

"Kemana saja kau semalam Christian?"Caitlin menghadang suaminya dan menyilangkan tangannya di depan dada.

"Ck, itu bukan urusanmu!"Christian berjalan melewati wanita yang berstatus sebagai istrinya itu, hanya sebuah status!

"Tentu saja itu menjadi urusanku! Kau tidak kembali semalaman!"kesal Caitlin, hingga matanya menangkap ruam kemerahan di leher suaminya.

"Apa-apaan ini! Kau bertemu dengan jalang itu lagi!"Caitlin menatap Christian nyalang

"Iya, apa masalahmu hah. Jangan pernah ikut campur urusanku!"jawab Christian datar

"Aku istrimu! Apa kau semalam tidur bersamanya!"bentak Caitlin

"Iya, aku semalam tidur bersamanya! kau puas! Dan jangan pernah menyebutnya jalang!"Christian menekankan setiap ucapannya

"Kau bahkan tidak pernah menyentuhku sejak kita menikah, dan kau justru tidur bersama orang itu! Christian sadarlah, kalian tidak bisa bersama!"Caitlin menatap suaminya lekat.

Ucapan Caitlin membuat Christian tertawa remeh, Christian bahkan tidak pernah membayangkan untuk menyentuh wanita itu.

"Menyentuhmu? Aku bahkan tidak sudi untuk tidur disampingmu! Jadi jangan pernah bermimpi bahwa aku akan menyentuhmu. Camkan itu! Dan kau harus ingat bahwa pernikahan ini bukanlah keinginanku!"

Christian melangkahkan kakinya menuju kamar pribadinya. Ya! Sejak awal dia menikah dengan wanita itu, Christian sama sekali tidak pernah mau tidur satu ranjang dengannya. Lagipula dia terpaksa menikah dengan Caitlin hanya untuk memenuhi wasiat dari kakek Christian.

"Christian!"