Aku mencebik dan dia tertawa. Selanjutnya kembali hening, hingga kurasakan detak di jantungku semakin berkejaran. Aku sengaja menyandarkan kepala ke dadanya, dan aku merasa detak jantungnya tidak kalah cepat berirama seperti milikku. Kini, pandangan bos koko lurus ke depan. Sedangkan aku terus menatapnya dengan perasaan yang, Entah.
Pria ini, mengapa dia mau terlibat dalam pernikahan palsu denganku? Bahkan rugi materi dan waktu. Apa yang ada di pikiran pria ini? Apakah ia benar-benar menyukaiku? Meskipun terlihat seperti itu, siapa yang bisa menjamin kalau bos koko tidak memiliki wanita lain. Terlebih, tampang dan materinya yang memenuhi. Kadang serasa bermimpi sudah menikah dengan pria keturunan cina ini. Tuhan, apa mungkin suatu saat kami bisa menjadi suami dan istri sungguhan?
"Rey," panggilnya.
Sialnya, aku terlalu terpukau dengan wajahnya. Aku terus menatap wajah itu, hingga tidak sadar kalau kami sudah sampai sejak tadi.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com