webnovel

Tidak Mudah Menjadi Pahlawan Di Dunia Lain

Ketika dalam perjalanan pulang dari rumah teman, tiba-tiba saja sebuah lingkaran sihir muncul di bawah kaki Budi dan membawanya ke dunia lain. Tapi, kenapa tidak ada sistem yang muncul? Atau berkah dari dewa? Jika tidak, minimal kakek di dalam cincin? Yang lebih menyedihkan adalah, bahkan Budi tidak mengerti bahasa yang mereka gunakan. Tanpa mengetahui apapun, Budi memasuki kelompok yang telah disiapkan untuk melindungi kerajaan dari ancaman iblis yang mengancam. Catatan: Insyaallah pembaruan akan stabil setiap hari pada, doakan saja author tetap sehat dan terus mendapatkan inspirasi, terima kasih.

WahyuET · Fantasi
Peringkat tidak cukup
10 Chs

Pahlawan Tidak Berlutut

Putri Theresia, dia adalah anak raja dari selir ke-4 Raja Julies. Meskipun begitu, dia menjadi salah satu anak kesayangan raja karena kemampuan sihirnya yang kuat dan penampilannya yang cantik.

Kali ini, karena desakan para menteri, raja akhirnya memutuskan untuk memanggil pahlawan, itu semua karena ulah iblis yang mulai berani memasuki kerajaan dan membuat kekacauan di mana-mana.

Tapi, karena tidak memiliki banyak penyihir, Raja harus meminta bantuan dari dua kerajaan lain yang telah memanggil pahlawan terlebih dahulu.

Dengan bantuan penyihir dari dua kerajaan lainnya, Theresia berhasil memanggil seorang pria dengan pakaian aneh yang akan menjadi pahlawan.

Senyum sopan terus ada pada wajahnya, tapi Theresia tidak bisa menyembunyikan keraguannya, karena dia tidak bisa merasakan kekuatan sihir dari tubuh pahlawan yang baru saja mereka panggil.

Pahlawan itu juga tidak memiliki tubuh yang terlihat kuat seperti pahlawan dari kerajaan lain yang pernah dia lihat sebelumnya. Bahkan, nilai wajahnya sangat jauh, dia seperti orang biasa yang bisa kau temui kapan saja di pasar.

Apa yang lebih menyedihkan lagi adalah dari awal hingga sekarang dia masih tidak berbicara.

Apakah ada kesalahan dari lingkaran sihir untuk memanggil pahlawan? Kenapa dia terlihat sangat menyedihkan.

Theresia bahkan curiga apakah penyihir dari dua kerajaan lain secara sengaja melakukan kesalahan dalam pemanggilan pahlawan.

Namun, masalah itu bisa dipikirkan lain waktu, saat ini Theresia akan membawa pahlawan ke hadapan raja.

"Di depan adalah singgasana raja, meskipun kau bukan warga kerajaan ini, tapi aku harap kau bersikap hormat padanya. Apakah kau mengerti?"

Pahlawan masih tidak menjawab dan hanya menganggukkan kepalanya seperti orang bodoh.

"Baiklah, kalau begitu mari kita masuk."

Theresia memimpin jalan dan membuka pintu ruangan. Setelah pintu terbuka, ruang singgasana yang sangat mewah dan artistik terlihat. Banyak prajurit membawa tombak berdiri dalam barisan. Tidak jauh dari kursi raja, banyak menteri berkepala botak atau berambut putih duduk dengan hikmat. Di samping raja duduk seorang wanita dewasa yang tampak anggun, dia adalah sang Ratu, istri pertama Raja.

Theresia berjalan ke depan lalu menekuk lututnya dan menundukkan kepalanya sebagai penghormatan. Walaupun dia adalah anaknya, Theresia tidak bisa bersikap tidak sopan dan harus tetap mengikuti sopan santun ketika bertemu Raja Julies.

Setelah itu Theresia mengangkat kepalanya dan melihat tampang Raja Julies yang tampak kusut, bahkan Ratu Ferris juga mengerutkan dahinya dengan tidak senang.

Apa yang terjadi? Kenapa mereka terlihat tidak bahagia?

Theresia melirik ke belakang dan akhirnya tahu alasannya. Sang pahlawan di belakangnya berdiri dengan bodoh sambil memikirkan sesuatu yang lain, tampak seperti jiwanya tidak sedang berada di dalam tubuhnya.

"Ehem." Theresia terbatuk pelan sebagai tanda agar pahlawan juga ikut berlutut di depan raja.

Pahlawan menyadari batuknya, tapi dia malah memasang wajah penuh tanda tanya.

Seorang menteri tua dengan rambut putih berdiri lalu berteriak.

"Beraninya kau tidak berlutut di depan sang Raja!"

Menteri itu bernama Galda, seorang pria yang sangat mengagumi Raja Julies. Dari awal pemerintahannya hingga saat ini, Galda selalu berdiri di sisi Raja Julies dan bahkan tidak pernah mengerutkan keningnya pada setiap kebijakan yang telah Raja Julies ambil.

Karena Raja Julies jelas adalah pemimpin yang mampu dan handal baginya.

Tapi kini setelah dia melihat orang asing yang tidak mau berlutut di hadapan Raja Julies, dia langsung merasa tidak enak di dalam hatinya dan tidak bisa menekan amarahnya.

Walaupun kau adalah seorang pahlawan, kau tetap harus berlutut di depan Raja Julies, begitulah pemikiran Galda.