webnovel

Chapter 66

Saat ini malam sudah tiba dan hampir semua orang sedang tidur di kamar yang sama dengan Nami. Satu-satunya orang yang berjaga adalah Sanji, Gem, dan Yosaku. Para kru sudah menjatuhkan jangkar untuk malam itu, karena Luffy tidak ingin mengambil risiko menavigasi laut di malam hari tanpa Nami.

Meskipun dia sendiri melakukan navigasi, tapi Luffy tidak sebagus Nami. Nami tampaknya memiliki indra keenam dalam memprediksi cuaca dan perubahan kecil pada angin. Sedangkan Luffy, dia saat ini sedang berbaring di kursi pantai yang terbuat dari awannya, tidur dengan nyenyak.

Setelah Vivi memberitahunya tentang Kerajaan Drum, dia sekarang merasa sedikit lebih tenang karena mengetahui bahwa dia bisa menyelamatkan navigatornya. Luffy belum memberi tahu kru lainnya tentang tindakan mereka selanjutnya, dia menunggu sampai pagi untuk memberi tahu mereka.

**Pagi**

Luffy terbangun dari tidurnya oleh suara seseorang memukul sesuatu yang datang dari luar. Dengan sempoyongan ia bangkit ke posisi duduk dan kemudian menggosok matanya sebelum melihat ke luar kearah jendela, melihat bahwa matahari belum muncul.

"Siapa yang bangun sepagi ini?" dia bertanya pada dirinya sendiri, kemudian ia meletakkan kakinya ke atas awan, lalu awan itu mulai melayang dari lantai. Ketika awan berada cukup tinggi dari lantai, Luffy memerintahkan awan itu untuk melayang ke arah pintu, Luffy tidak ingin berjalan menuju pintu karena tidak mau membangunkan orang lain dan dia merasa sedikit malas.

Ketika awan sampai ke pintu, Luffy mengulurkan tangannya dan diam-diam membuka pintu sebelum dia dan awan itu berjalan ke luar. Begitu mereka melayang ke dek ia merasakan hembusan udara pagi yang dingin dari iklim musim dingin.

Dia segera menggigil dan untuk pertama kalinya menempatkan tangannya ke lengan mantel kaptennya sebelum mengancingkannya dari bawah sampai atas.

"Siapa brengsek yang menurunkan suhunya?" tanya nya pada dirinya sendiri. Dia kemudian mendengar seseorang memalu sekali lagi, dari sebelah kanannya, menyebabkan dia untuk menengok ke sana.

Ketika dia menoleh, dia melihat Usopp dengan paku di mulutnya dan palu di tangannya memperbaiki kapal yang telah dimakan Wapol.

"Kau bangun pagi," kata Luffy ketika dia turun dari awannya dan meregangkan otot-ototnya.

"Aku tidak bisa hanya duduk diam dan tidak melakukan apa-apa," jawab Usopp sambil memaku kayu ke sisi kapal. "Kita harus menemukan jalan keluar dari masalah ini secepat mungkin, kapten," tambahnya menyebabkan Luffy mengangguk.

"Kami sudah menemukan rencana untuk ke depan. Segera setelah semua orang bangun Vivi dan aku akan menjelaskan pada kalian semuanya," katanya, menyebabkan Usopp sedikit ceria.

Luffy kemudian mendengar gerakan dari arah kiri yang menyebabkan dia berbalik untuk melihat siapa atau apa itu. Ketika dia menoleh, dia melihat Yosaku dan Gem berjalan ke arahnya tampak sangat lelah. Luffy kemudian melihat tepat ke atas dan melihat Sanji turun dari tiang pengawas mengenakan ponco.

"Pagi kapten," kata Yosaku sambil berdiri di sebelah Luffy.

"Kalian bertiga terlihat lelah," kata Luffy sambil menatap mereka. "Aku sudah bangun sekarang, jadi kalian bertiga bisa beristirahat sebentar sebelum kita berangkat," kata Luffy menyebabkan mereka bertiga memandanginya dengan ekspresi bersyukur di wajah mereka.

"Apakah kau ingin aku membuatkan sesuatu untukmu kapten?" Sanji bertanya sementara Gem dan Yosaku menuju ke dalam untuk tidur.

"Tidak, tidak perlu," jawab Luffy sambil tersenyum. "Aku bisa mengatasinya sendiri, beristirahatlah," katanya menyebabkan Sanji tersenyum dan masuk ke dalam kapal. Luffy kemudian berjalan ke arah dapur, ingin membuat kopi untuk dirinya sendiri.

Sebelum dia pergi ke dapur dia berbalik ke arah Usopp dan bertanya. "Apakah kau menginginkan sesuatu, Usopp?" Luffy bertanya sambil melihat dari balik bahunya.

"Segelas kopi sepertinya cukup," jawab Usopp menyebabkan Luffy mengangguk sebelum menuju ke dapur. Tepat sebelum dia berjalan melewati pintu, dia memberikan perintah mental kepada awannya agar naik ke langit untuk saat ini.

Ketika Luffy memasuki dapur, dia menaruh ketel air di atas kompor dan menyalakannya. Dia kemudian mengambil dua cangkir kopi dan meletakkan kopi di keduanya sebelum dia duduk di meja dan melipat tangannya, menunggu air mendidih.

Setelah menunggu sekitar lima menit, ketel akhirnya bersiul menyebabkan Luffy mematikan kompor dan menuangkan air ke dalam cangkir. Setelah selesai menuang, dia mengaduk keduanya lalu mengangkatnya dan menyesap kopi panas itu.

"Mmmm, ini cukup nikmat," kata Luffy sambil menikmati rasa kopi hitam. Dia kemudian mengambil gelas lainnya dan berjalan ke luar menghampiri Usopp. "Ini dia, Usopp," kata Luffy menyerahkan cangkir itu kepadanya.

"Terima kasih," kata Usopp sambil meletakkan palunya dan mengambil cangkir dari Luffy. Luffy kemudian meninggalkan Usopp dan pergi ke bagian depan kapal, dia melompat ke atas kepala Going Merry dengan berhati-hati agar tidak menumpahkan kopinya.

Dia kemudian duduk di atas kepala merry dan memandang ke laut dengan senyuman di wajahnya menikmati pemandangan udara pagi. Namun kenikmatannya terganggu oleh siput transponder yang berdering.

* purupurupuru * * purupurupuru * siput dalam mantel Luffy berdering menyebabkan dia meletakkan kopinya ke bawah dan memasukkan tangannya ke dalam mantelnya dan mengeluarkan bayi Den-Den Mushi dengan tiga bekas luka yang familiar di mata kirinya. Luffy tersenyum sebelum dia menekan tombol di atas cangkang siput dan berbicara.

"Halo," katanya ke siput.

"LUFFY!" datang suara Shanks yang gembira dan mabuk.

"Aku menebak kau bangun pagi-pagi karena habis mabuk sepanjang malam, atau kau masih berpesta dari tadi malam," kata Luffy sambil menggelengkan kepalanya.

"Hmm, Tidur itu tidak ada gunanya! Minuman keras lebih menyenangkan, Hahahaha!" Kata Shanks menyebabkan Luffy tertawa.

"Jadi, ada apa?" Luffy bertanya sebelum dia menyesap kopinya. "Melihat bagaimana kau menelpon di saluran aman, kurasa kau tidak melpon hanya untuk memeriksa murid kesayanganmu," kata Luffy menyebabkan Sanks sedikit terkekeh. Kemudian Luffy bisa merasakan bahwa Shanks menjadi serius.

"Ace ada di Paradise ...," katanya, menyebabkan Luffy mengeluarkan ekspresi serius di wajahnya.

**Tiga jam kemudian**

Sudah tiga jam sejak Luffy berbicara dengan Shanks. Saat ini, dia berdiri di dek atas menatap krunya. Mereka bersiap-siap untuk mengangkat jangkar dan mulai berlayar lagi. Kondisi Nami tidak berubah sedikitpun sejak kemarin dan perlahan semakin memburuk dan Luffy mulai menjadi lebih khawatir.

Usopp masih memperbaiki sisi-sisi kapal yang di makan Wapol, Johnny berada di tiang pengawas untuk melihat ke sekeliling, Nojiko dan Vivi bersama Nami, Mikita dan Marianne berada di dek utama mengamankan tali, Zoro berdiri di belakang Luffy mengawasi semuanya.

Sementara Sanji, Yosaku, dan Gem masih tidur setelah terjaga sepanjang malam.

"Kapten," terdengar suara Zoro dari belakang Luffy, yang menyebabkannya berbalik. "Kemana kita pergi sekarang?" Zoro bertanya pada Luffy saat dia berjalan dan berdiri di sampingnya. Luffy bersandar di pagar dek atas dan melipat tangannya sebelum dia menjawab.

"Apakah semua orang siap untuk berlayar?" dia bertanya sambil memandang Zoro.

"Ya, semua orang sudah bangun dan siap pergi," jawab Zoro menyebabkan Luffy mengangguk sebelum dia berbalik dan menatap krunya sebelum dia berbicara.

"Kurasa aku harus memberi tahu semua orang tentang rencana kita selanjutnya," katanya kepada Zoro. "Baiklah, semuanya dengarkan!" Luffy berkata menarik perhatian semua orang, dan membuat Vivi serta Nojiko keluar untuk melihat apa yang ingin Luffy katakan.

"Vivi memberitahuku sesuatu yang sangat menarik tentang Pulau yang dicari oleh Wapol," kata Luffy menyebabkan semua orang kecuali Vivi dan Nojiko, menatapnya dengan ekspresi bingung di wajah mereka.

"Wapol?" Usopp bertanya sambil memegang palunya.

"Bukankah dia mencari tempat yang disebut Drum kindom?" Marianne bertanya menyebabkan Luffy menganggukkan kepalanya sebelum dia menjawab.

"Benar, rupanya Drum Kingdom ini adalah pulau musim dingin yang terkenal memiliki dokter terbaik di Grand Line," kata Luffy, menyebabkan mereka semua menatapnya dengan ekspresi terkejut di wajah mereka.

"Tunggu, apa itu pulau musim dingin?" tanya Johnny dari atas tiang pengawas.

"Tersebar di dalam Grand Line ini ada empat tipe pulau yang di bedakan oleh iklim mereka yang berbeda-beda," Ucap Luffy membuat mereka memperhatikannya. "Ada pulau Summer (musim panas), pulau Spring (musim semi), pulau Autumn (musim Gugur), dan pulau Winter (musim dingin)," kata Luffy menyebabkan kru yang berasal dari East Blue terkejut dan kagum oleh jenis pulau yang ada di Grand Line.

"Wow!" terdengar suara Usopp yang takjub.

"Masing-masing pulau ini memiliki empat musim mereka sendiri," terdengar suara Vivi yang membuat semua orang memandanginya. "Saat bepergian di Grand Line setidaknya ada 16 jenis pola cuaca yang harus kau persiapkan, mulai dari musim panasnya pulau Summer hingga musim dinginnya pulau winter, dan segala sesuatu di antaranya," Vivi menjelaskan, menyebabkan mata mereka melebar.

Bahkan mantan agen Baroque Works sedikit terkejut dengan informasi itu. Mereka semua tahu bahwa Grand Line memiliki pola cuaca yang aneh, tetapi mereka tidak pernah tahu mengapa.

"Selalu ada pengecualian untuk ini dan kau bisa menghadapi iklim yang tidak bisa ditebak kapan saja," Luffy menambahkan apa yang dikatakan Vivi.

"Kurasa aku mengerti," kata Usopp menyebabkan Luffy menatapnya dengan ekspresi geli di wajahnya. "Grand Line memiliki pulau-pulau yang musimnya berbeda-beda ini, dan itulah alasan mengapa lautan di antara mereka memiliki pola cuaca yang gila," kata Usopp.

"Benar, jadi semakin dekat kau ke pulau, semakin tenang laut di sekitarmu," Luffy menambahkan sebelum dia bersandar pada pagar. "Namun Usopp, itu masih belum menjelaskan setengah dari yang terjadi di tempat ini," katanya menyebabkan Usopp menatap Luffy dengan ekspresi kagum di wajahnya.

"Luar biasa," jawab Usopp menyebabkan Luffy tertawa kecil.

"Naikkan jangkar, kita bisa berbicara sambil berlayar," kata Luffy pada Zoro yang menyebabkannya mengangguk, lalu Zoro berjalan ke depan kapal dan menarik jangkar. "Johnny awasi lah ke sekitar untuk mencari pulau terdekat, air ini agak terlalu tenang," kata Luffy menyebabkan Johnny memberi hormat pada kaptennya sebelum dia mulai memandang ke cakrawala.

Semua orang di atas kapal merasakan Going Merry memberikan sentakan ke depan ketika jangkar sudah di angkat, memungkinkannya bergerak.

"Luffy," terdengar suara Nojiko ketika dia berjalan ke arah Luffy.

"Ada apa?" Luffy bertanya sambil melihat ke arah Nojiko.

"Apakah kita akan tiba tepat waktu untuk menyelamatkan Nami?" dia bertanya dengan suara lembut sementara air mata mulai muncul di matanya.

"Dengar," kata Luffy sambil meletakkan tangannya di bahunya. "Dia akan baik-baik saja. Jika aku harus, aku akan menerbangkannya sampai ke Mary Geoise sendirian dan membuat Pemerintah Dunia menyembuhkannya," kata Luffy menyebabkan Nojiko sedikit menganggukkan kepalanya.

"Terima kasih, Luffy," katanya.

"Jangan berterima kasih padaku, aku belum melakukan apa-apa," jawabnya. Nojiko hendak menjawab tetapi suara Zoro datang dari kanan Luffy menyela mereka.

"Kapten, di mana koki yang payah itu?" Zoro bertanya ketika dia berjalan ke arah mereka. "Aku kelaparan," katanya menyebabkan Luffy menhela nafas.

"Sanji, Yosaku, dan Gem sedang tidur. Mereka terbangun sepanjang malam untuk berjaga-jaga, jadi biarkan mereka beristirahat," jawab Luffy menyebabkan Zoro melipat tangannya dan berbicara.

"Pshh! Seorang lelaki sejati bisa melakukannya tanpa tidur sama sekali," katanya menyebabkan Nojiko dan Luffy menatapnya dengan keringat muncul di kepala mereka.

'Pernyataan Ini datang dari pria yang tidur di setiap kesempatan yang dimilikinya,' pikir Luffy dan Nojiko.

"Bagaimana kalau aku membuatkanmu sesuatu, Tuan Bushido," terdengar suara Vivi dari sebelah kiri mereka.

"Kau tahu cara memasak, Putri?" Luffy bertanya dengan suara terkejut.

"Tentu saja aku tahu cara memasak!" Teriak Vivi sambil melipat tangannya dan cemberut.

"Seorang putri yang merupakan seorang mata-mata dan bisa memasak, Grand Line memang tempat yang aneh," kata Zoro, menyebabkan wajah Vivi berubah jadi merah.

Nojiko dan Luffy dengan aman mengambil satu langkah menjauh dari sang putri yang marah, memungkinkannya untuk berjalan menuju wakil kapten dari Bajak Laut Topi Jerami dan kemudian menghajarnya.

"Kalian para wanita kadang-kadang bisa menakutkan," bisik Luffy pada Nojiko yang membuatnya tertawa. Setelah Vivi selesai dengan Zoro, dia mendengus dan mulai berjalan menuju dapur meninggalkan Zoro terbaring di lantai dengan dua benjolan besar di kepalanya.

"Aku akan berada di dapur untuk kalian yang lapar," kata sang putri sambil berjalan melewati Luffy dan Nojiko. Luffy dan nojiko memandang Zoro, lalu memandang satu sama lain sebelum mereka mengangkat bahu mereka dan berjalan menuju dapur.