Theodor tersenyum sambil menatap Kaila yang akhirnya bisa tertidur. Setelah itu, dia pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Dia tidak mau Kaila sakit hanya karena dia walaupun tadi dia sempat menyakiti Kaila, tapi ia akan berusaha membuat Kaila sembuh karena dirinya.
"Aku sangat menyukai dan mencintaimu, Kaila. Siapa pun yang menghalangiku akan aku buat hancur," kata Theodor dengan seringai liciknya.
malam makin larut, Theodor membaringkan diri di samping Kaila membuat Kaila merasakan pelukan Theodor yangs selaly membuatnya nyaman apalagi dengan parfume yang membuat dia menyukai aroma parfume itu tanpa sadar membalas pelukan Theodor.
"Selamat istirahat, Kaila," kata Theodor sambil mengusap lembut punggung Kaila.
***
Keesokan paginya, mata Kaila mulai mengerjapkan mata. Dia berguling ke sana kemari diatas ranjang. Kaila menghirup aroma di kasur itu membuat dia reflek terbangun.
"Aku lupa aku kan di tempat Theodor," gumam Kaila heboh.
Kaila menghirup aroma masakan yang enak membuat perut dia berbunyi.
Krucuk
"Lapar," gumam Kaila sambil berjalan keluar dari kamar itu.
Kaila melangkahkan kaki ke dapur. Langkah kaki dia terhenti saat melihat punggung kekar Theodor yang memiliki tato nama dia dan ada gambar tengkorak juga di situ menambah keseksian theodor membuat dia meneguk salivanya.
Theodor berbalik melihat Kaila yang termenung menatap dirinya. "Kaila, kalau terpesona tidak perlu sampai begitu. Aku juga malu ditatap begitu," kata Theodor terkekeh geli.
"Kamu percaya diri banget. Kenapa enggak pakai baju sih pas lagi masak?" tanya Kaila.
"Ya terserah aku dong," jawab Theodor.
"Hmm, hari ini emang kita enggak sekolah?" tanya Kaila.
"Hari ini kita libur dulu, Sayangku. Aku mau ajak kamu liburan," jawab Theodor.
"Jadi kita bolos, aku mau bilang sama papaku dulu," kata Kaila.
"Papa kamu sudah tahu kok jadi kamu tenang saja," balas Theodor.
Kaila teringat ponsel dia pasti ada dikamar,
Kaila berdiri lalu langsung berjalan ke dalam kamar. Di kamar, dia melihat ponselnya banyak pesan dari teman-teman dia termasuk Richard ingin sekali menjawab, tapi untuk hari ini dia enggak bisa menjawab karena dia tidak mau semua temannya kena imbas gara-gara dia.
"Kaila ayo makan!" teriak Theodor dari luar.
Kaila membawa ponselnya. Dia berjalan menuju ruang makan. Dia tahu Theodor tidak suka menunggu hanya untuk makan saja. Saat sudah sampai di ruang makan, Theodor mempersilahkan Kaila duduk.
"Terima kasih," kata Kaila sambil mendudukkan diri di kursi.
Kaila melihat terdapat waffle yang disiram saus blueberry kesukaannya membuat mata dia berbinar.
"Wah, enak banget," kata Kaila sambil memakan waffle kesukaannya.
Theodor tersenyum ke arah Kaila. Dia sangat bahagia melihat kalian tersenyum.
"Kamu suka, Sayang?" tanya Theodor.
"Aku suka banget," jawab Kaila menatap Theodor dengan wajah yang berseri-seri.
"Aku bisa membuatkan waffle itu untuk kamu setiap hari kalau kamu jadi kekasih aku. Kita tinggal bersama," balas Theodor.
Wajah Kaila yang awalnya berseri-seri membayangkan dia akan tinggal bersama dengan theodor yang begitu posesif dan mengekang geraknya berdeham dan berusaha menetralkan wajahnya.
Theodor yang melihat perubahan wajah Kaila mengangkat sebelah alisnya.
"Kamu tidak makan?" tanya Kaila lembut.
iya ini aku mau makan ucap Theodor,
Mereka makan dalam hening. Kaila melirik ponsel dia yang berdering menampilkan nama Richard menggigit bibirnya sambil menatap ke arah Theodor yang menatap dia juga.
"Aku angkat telepon?" tanya Kaila.
"Ya boleh. Angkat di sini, aku tidak mau kamu ke mana-mana," jawab Theodor.
Kaila tergagap dan bingung harus bicara apa jika mengangkat telepon itu di sini.
"Hallo," kata Kaila.
"Kalila, kamu ke mana? Kamu enggak masuk sekolah?" tanya Richard.
"Enggak, aku lagi tidak enak badan," jawab Kaila.
"Boleh aku dan teman-teman menjenguk kamu?" tanya Richard.
"Nanti aku kabarin ya. Terima kasih atas perhatiannya, Richard," jawab Kaila.
"Iya sama-sama, Kaila. Aku kangen deh sama kamu," kata Richard.
"Hmm, udahan dulu ya. Nanti aku telepon," balas Kaila.
Kaila mematikan sambungan telepon itu sepihak.
"Ehem, aku kamu ya kalau sama Richard. Dia kangen sama kamu?" tanya Theodor menyindir Kaila.
"Enggak kok. Dia cuma nanya kabar aku aja," jawab Kaila.
"Oh begitu. Apa perlu kamu berbohong seperti itu padaku, hmm?" tanya Theodor.
Kaila menghelakan napas. Dia harus bersabar menghadapi Theodor yang memang dari dulu seperti ini, tapi makin ke sini makin parah keposesifannya.
"Aku harus bagaimana, Theodor? Aku lelah kamu terus memojokkan aku terus. Apa salah aku?" tanya Kaila dengan raut wajah frustasi.
"Sudah, jangan pikirkan itu. Kita sekarang mau senang-senang hari ini jadi jangan membahas pria lain lagi," jawab Theodor berusaha menetralkan emosinya.
"Iya-iya,' balas Kaila sudah menyuapkan suapan terakhir sarapannya.
Theodor begitu bahagia melihat Kaila menghabiskan makanan buatan dia. Setelah selesai makan, Theodor menyuruh Kaila bersih-bersih dulu.
"Aku bersih-bersih dulu," kata Kaila.
Kaila melangkahkan kaki menuju kamar mandi yang ada di kamar mandi, sedangkan Theodor membersihkan meja makan.
***
Kaila yang sudah selesai bersih-bersih berkaca. Dia memakai dress yang begitu lucu. Dress itu merupakan dress santai seperti untuk ke pantai, ditambah dia juga bandana yang menghias kepalanya. Kaila melihat ada parfum Theodor di meja terkekeh sendiri. Dia mengambil parfum itu dan menyemprotkan ke tangan dia sedikit. Dia sangat menyukai parfum milik Theodor.
Cklek
Theodor membuka pintu kamar membuat Kaila terkejut dan hampir saja menjatuhkan botol parfum kalau Theodor tidak gercep segera menangkap botol itu.
"Apa yang kamu lakukan, Sayang? Hampir saja botol parfumnya jatuh kena kaki kamu," kata Theodor.
Kaila yang masih syok terdiam. Theodor membawa Kaila ke dalam pelukannya.
"Theodor, kamu kan abis masak dan belum mandi, bau keringat," kata Kaila dengan nada polosnya.
"Lalu kenapa?" tanya Theodor sambil mengerjapkan matanya.
"Kenapa tetap wangi sih? Heran deh. Biasa cowok itu kalau keringatan baunya asem,' kata Kaila dengan tampang bodohnya.
Hahaha
Theodor menyemburkan tawanya. Dia tidak menyangka Kailanya sangat lucu dengan wajah bloon.
"Aku tuh beda. Aku bukan cowok-cowok yang jorok ya. Sudah, aku mandi dulu ya. Tuh rapikan lipstick kamu. Kenapa belepotan gitu?" tanya Theodor.
"Masa sih?" tanya Kaila sambil mengaca. Ternyata benar lipstick nya agak melesat.
"Benar kan? Mau aku tambahin belepotannya?" tanya Theodor terkekeh geli.
"Ogah, sana kamu mandi," kata Kaila.
"Iya Sayangku, Cintaku," panggil Theodor.
Theodor melangkahkan kaki menuju kamar mandi meninggalkan Kaila yang jantungnya terasa berdegup dengan kencang.
"Kenapa aku jadi begini?" gumam Kaila.
Wajah kaila bersemu merah merasakan Theodor yang lebih baik dari sebelumnya. Dia membuka sedikit celah dress yang ia pakai, terlihat nama Theodor terpampang di sana.
"Iih, kalau sampai ada yang lihat malu banget nih. Enggak bisa hilang lagi. Ini mah berbekas," rengek Kaila.