Theodor yang saat ini sedang berada di ruangannya dan kesal terus marah-marah pada semua karyawan membuat dia terkenal dan selalu dibincangkan karena sikap dia terlalu kasar pada semua orang.
"Untuk apa kamu datang lagi?" tanya Theodor dengan nada ketus.
Jiyah dengan santai duduk di hadapan Theodor. Dia meletakkan satu per satu tupperware berisi makanan yang sengaja dia masak untuk pria itu.
"Aku tahu kamu belum makan, makan bersama yuk," ajak Jiyah.
Theodor bangkit lalu duduk di sofa ruang kerjanya. Di sana dia melanjutkan kembali pekerjaan dia.
"Theo sayang, jangan begitu dong. Aku capek-capek memasak untuk kamu masa ditolak," kata Jiyah.
"Kau bisa diam tidak?!" teriak Theodor.
"Ini semua kemauan anak kita. Dia ingin kita makan bersama," balas Jiyah dengan tatapan memohon.
Jiyah memberikan kotak bekal berisi makanan yang dia masak ke depan Theodor.
"Keluar!" teriak Theodor.
"Aku tidak mau," tolak Jiyah.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com