Bab 78
Terlihat Bang Sanif duduk di sudut ruangan sambil memainkan hapenya. Ia menyapa kami sambil berbasa-basi sebentar. Tak lama terdengar deringan telfon dari hapenya. Ia langsung menjauh dari kami lalu berbicara di telfon dengan nada pelan. Kak Eli masih memperhatikan tingkah laku suaminya. Bang Ben mencairkan suasana, lalu menanyakan kabar Kak Eli.
"Bagaimana kondisi Kakak sekarang?"
"Hmm ... sudah lumayanlah, tinggal memulihkan stamina aja. Kalau di bawa berjalan masih terasa pusing, seperti melayang tubuh ini," jelasnya.
"Syukurnya rambut gak rontok, ya, Kak," sahutku.
"Iya juga ... kemarin itu seluruh tubuh terasa panas dari kepala sampai kaki," katanya.
"Terima kasih ya, Nay! Kemarin langsung membawa Kakak ke rumah sakit," ucapnya.
"Iya, Kak, sama-sama! Kakak juga udah banyak menolong kami," cecarku.
"Oh-iya, obat dan vitamin jangan lupa terus di minum, Kak! Pemulihan biasanya agak lama, karena penyakit ini melemahkan seluruh imun tubuh kita," ucapku mengingatkan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com