Bab 240.
Sangking asiknya ngerumpi di teras rumah, tak terasa tangan dan kaki sudah di gigitin nyamuk. Bang Ben ambil mancis dan kumpulkan daun yang berserakan itu. Lalu menyalakan api. Asap dari sampah ini, bisa mengusir nyamuk, katanya. Jangankan nyamuk, aku yang dari tadi duduk di teras mulai batuk-batuk dan merasa terusir untuk masuk ke dalam rumah.
"Kamu jangan masuk ke dalam dulu, temani aku mengobrol lagi!" pinta Bang Ben.
"Habisnya kamu bakar sampah seperti orang kesurupan!" protesku.
"Hee ... hee, habisnya nyamuknya banyak kali," sahutnya.
Nina dan Raka muncul di depan pintu lalu ikut duduk di teras. Mereka juga protes karena asap masuk ke dalam rumah.
"Bu ... nyamuk takut dengan asap, ya, Bu?" tanya Nina.
"Iya," sahut Bang Ben.
"Pantasan obat nyamuk banyak asapnya, tapi buat batuk, dan sesak napas, loo," Nina mulai sewot.
"Terus gak mungkin rumah ini Ayah bakar juga, biar pergi nyamuknya!" seloroh Bang Ben sambil mencebikkan bibirnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com