Aslan tiba-tiba terbangun dengan peluh membasahi tubuhnya. Ia terengah-engah di sofa yang menjadi tempat tidurnya.
"What's wrong, Lan?" Tanya Leon yang berbaring di bawahnya.
Aslan mengendalikan napasnya yang terengah-engah. "Nothing," jawabnya. Ia kemudian kembali meringkuk di sofa sambil bersedekap.
"Lu sering kaya gini, Lan?" Tanya Leon.
"Ngga," sahut Aslan singkat.
Leon berdecak pelan sambil menatap Aslan yang sudah kembali meringkuk sambil memunggunginya. Ia pun kembali berbaring di lantai. "Tadi gue liat orang aneh di depan apartemen."
"Ngapain lu merhatiin orang aneh?" Sahut Aslan.
"Masalahnya mereka merhatiin pas lu sama Nadia masuk ke apartemen."
Ucapan Leon serta merta membuat Aslan berbalik. "Kaya apa orangnya?" Tanyanya. Ia curiga orang yang dimaksud Leon adalah Bang John.
"Hmmm," gumam Leon sambil mengingat-ngingat dua orang aneh yang ia lihat di depan apartemen. "Penampilannya pada kaya preman."
"Ngga bisa lebih spesifik lagi?" Timpal Aslan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com