"Kita harus secepatnya cari cara biar lu bisa masuk ke tubuh lu lagi, Le," ujar Aslan. "Kalau ngga gitu, Mama bisa-bisa tahu kalau gue ini bukan lu."
Aslan mengacak-acak rambutnya yang masih sedikit basah. Melihat langsung ibunya dengan mata kepalanya sendiri membuat Aslan khawatir penyamarannya akan terbongkar.
"Gue udah bilang sama lu, kan. gue udah nyoba beberapa kali untuk masuk lagi ke tubuh gue. Tapi tubuh gue itu kaya ngga nerima gue," sahut Leon setengah kesal.
Aslan ikut mendengus kesal. "Belum lagi Adik tiri lu yang katanya mau datang. Gue harus gimana coba? Kenal juga ngga."
"Harusnya Jenna ngga bakal sadar kalo lu itu bukan gue. Semenjak SMA, dia lebih banyak ngabisin waktunya di Korea. Dan, seperti kata Nadia tadi, Jenna itu juga Adik lu."
Aslan melirik kesal pada Leon. "Seberapa dekat lu sama dia?"
"Hmmm, lumayan, sih."
"Lumayan apa? Lumayan dekat apa Lumayan jauh?"
"Lumayan dekat," jawab Leon. "Meskipun dia di Korea, dia masih suka curhat sama gue."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com