webnovel

The Pureblood Mafia

Lucious Draco Kingstone adalah anak berumur 14 tahun lahir di London dan tinggal di New York dari kecil dia selalu merasa bahwa dia tidak diinginkan oleh keluarganya. Dia memiliki segalanya tapi dia tidak memiliki apa yang dia inginkan dan butuhkan yaitu kasih sayang dari sebuah keluarga. Dia hanya berharap bahwa suatu hari dia memiliki keluarga yang menyayanginya. Dulu Draco adalah anak yang baik dan penolong dia juga ramah kepada siapa pun. Namun sikapnya berubah lama kelamaan karena sikap keluarganya yang selalu memperlakukannya dengan kasar. Semakin lama dia semakin terjun ke dunia gelap itu disanalah dia mendapatkan banyak teman gelap, disaat itulah dia mulai merasa punya orang orang yang cocok dengannya dan mulai menjadi anggota mafia yang paling ditakuti. Disana ia bertemu teman teman baru mafianya. Hidupnya sangat bahagia disana meskipun Ia tak menunjukkan kalau dia bahagia. Semua berjalan dengan lancar pada awalnya tapi lama kelamaan semua menjadi berubah. Semenjak dia menjadi mafia hidupnya berubah. Misteri misteri pun bermunculan. Termasuk misteri dibalik keluarga Kingstone dan jati dirinya sebenarnya. Bahkan misteri tentang masa lalunya yang ia tak ingat. Kemudian setelah mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya di masa lalu. Takdir dari masa lalunya kembali memilihnya untuk menjadi pejuang di dunia yang berbeda. Apakah Ia akan tetap menjadi mafia atau mengubah jalannya? Start from 27 May 2019 in wattpad

CillianVillain · Seni bela diri
Peringkat tidak cukup
76 Chs

Part 67

The worst mistake you can make is walking away from the person who actually stood there and waited for you. That sick feeling when you can actually feel the pain in your chest from hearing something or seeing something that really breaks your heart. ~ Draco

"Kau lihat wajahnya yang begitu terpukul dengan semua ini?"

"Siapa yang tidak terpukul setelah melewati masa kecil itu? Pertama dia harus hidup dengan keluarga ibunya yang tidak sehat, licik, dan sangat kejam. Kedua dia harus dibully oleh teman-temannya selama bertahun-tahun saat dia masih kecil dan lemah. Ketiga dia masuk dunia gelap yang mempertaruhkan nyawanya dan bahkan disiksa di usia yang sangat muda. Keempat di harus menghadapi konflik dan kebohongan secara terus menerus. Bahkan hidup seperti seakan-akan orang bodoh yang tidak mengetahui segalanya. Kelima dia harus dikecewakan oleh perpisahan orang yang dicintainya dan para sahabat dunia gelap yang sudah dianggapnya sebagai keluarga barunya karena konsekuensinya menjadi kaisar yang pasti sibuk mengurus para musuh baru yang lebih berbahaya, bangsawan, rakyat, dan politik. Keenam dia harus kehilangan kakeknya setelah itu, dia harus kehilangan ayahnya. Lalu dia harus kehilangan Abaddon meski Draco tidak menyukai Abaddon tetapi tetap saja Draco adalah keturunannya. Draco pasti juga ikut merasa kehilangan. Padahal dia menginginkan akhir bahagia. Tanpa kehilangan orang-orang yang Ia pedulikan. Ketujuh dia pasti sangat iri dan menganggap dirinya menyedihkana ketika Ia melihat orang-orang terdekatnya dan bahkan orang lain yang bahagia setelah perang berakhir. Selain dirinya sendiri yang bersedih dan menanggung beban sendirian selama ini. Tak ada yang memikirkan perasaan anak itu dan tidak ada yang mengetahuinya karena dia menutupinya dengan sangat pintar. Dia selalu berpura-pura baik-baik saja padahal sebenarnya dia tidak baik-baik saja. Dia pasti sudah jenuh dan muak dengan berpura-pura. Karena berpura-pura tidak terjadi apa-apa itu berat. Tapi dia sudah terbiasa berlatih tersenyum di cermin sejak masih kecil." Jelas Leo

"Benar apa kata mereka. Kau bisa mengenali jelas apa yang dialami dan dirasakan seseorang. Orang sepertimu berbahaya. Aku tidak kaget kenapa dulu kau bisa sering menipu orang-orang ketika kau masih kecil. Untung saja saat ini kau berubah menjadi bijak." Kata Zurt

"Kenapa kau tak mengucapkan sepatah kata pun, Demos?" Tanya Darius

"Kau berharap aku mengatakan apa?" Tanya Demos

"Hibur kaisarmu itu Zurt. Dia sedang bersedih. Dia hanya menyembunyikannya selama ini. Buat dia tertawa lagi, Zurt."

Zurt langsung terkejut dan melirik ke kanan dan ke kiri tempat kedua saudaranya duduk.

"Hah?! Aku kenapa aku?!"

"Karena kau yang paling dekat dengannya Idiot!" Kata Darius

"Kenapa tidak kau saja? Kau kan lebih ramah, suka bercanda, dan suka bermain main dengan anak kecil." Kata Zurt kepada Darius

"Kurasa kau butuh cermin ya? Dirimu itu tambah lama tidak seserius dulu. Kalau aku kan memang dari dulu seperti ini. Intinya aku tidak bisa, aku dan demos harus mengurus sesuatu di The Land of The Death. Kami juga harus berpatisipasi dalam membangun kerajaan-kerajaan yang runtuh lagi. Kau sudah mendapat tugas yang lebih mudah daripada kami. Dan kalau Leo, dia sibuk mengurus kerajaaan yang baru. Dan jangan kau sekali kali kau berfikir menghubungi keluarga kingstone yang lain soal ini! Karena mereka pasti masih sedang berduka. Mereka juga bilang tidak mau ikut campur ke dalam hal bangsawan dan politik lagi kan?" Jelas Darius

"Lalu apa yang selama ini dilakukan Steven kingstone? Draco kan selama ini kan sering ke rumah dengan Steven?"

"Dia masih sedang berduka dan draco sedang menghiburnya tidak mungkin kan kau menyuruhnya Steven untuk berbuat hal sebaliknya kepada draco. Steven sedang banyak kehilangan pertama dia kehilangan istrinya dan dihipnotis dua kali yang berhasil membunuh saudari angkatnya sendiri dan kedua sahabat kakaknya. Lalu dia membunuh manusia yang menjaga Draco saat bersama dengan May. Dia sudah merasa bersalah karena itu. Setelah itu dia kehilangan ayahnya dan kakaknya. Dan lagipula Draco sering ke rumah untuk mengajak anak-anak Steven keluar bermain agar Steven bisa punya waktu sendirian. Aku ingin kau menghibur Draco, lalu ketika keadaannya membaik kau minta dia untuk mengurus tugasnya sebagai kaisar. "

"Baiklah aku pergi kakak-kakak sial."

"Anak kurang ajar! Aku serang kerajaanmu dengan musim dingin berkepanjangan sampai semua iblis di kerajaanmu membeku termasuk kau sendiri baru kau akan menyesal dan meminta maaf pada kakakmu ini."

"Sudahlah Darius, Zurtmotrius memang keras kepala."

"Bukankah kalian lebih cocok menjadi bersaudara?" Ledek Leo

"Kami sama sekali tidak cocok menjadi saudara... maksudku kami tidak bersaudara secara langsung. Kau lihat sendiri kan kekuatan kami berbeda? Tapi memang benar kami ada ikatan darah itu saja. Ikatan darahku dengan Zurt lebih dekat dengan ikatan darah Zurt dengan Demos. " Kata Darius

"Sifatmu mirip dengan Zurt." Kata Leo sambil menghilang.

***

Semua orang telah dihapus ingatannya mengenai seluruh identitas asli Nostra Santino. Mereka sudah lupa siapa nama dan wajah seluruh anggota Nostra Santino. Kini mereka lebih focus kepada pembangunan baru pada kota masing-masing yang rusak akibat serangan robot Collins. Dan tentu saja orang yang terkenal yang direkrut dalam pembangunan teknologi baru itu adalah Robert Severus. Meski Ia terkenal dan wajahnya dipasang di media massa, tetapi tetap tidak ada satupun orang yang mengenalnya kecuali orang-orang tertentu.

Para wartawan masih saja bertanya-tanya tentang kematian apa yang merenggut nyawa Maximus, Charles, dan May. Selain itu rumor tentang Tony sang anak sulung pun juga terdengar di telinga orang-orang yang membuat mereka membicarakannya. Namun anak-anak Maximus hanya menjawab bahwa mereka meninggal dalam kecelakaan kendaraan. Sedangkan Steven lebih memilih untuk tetap berada di dalam mansion sambil tidak berbicara sepatah katapun untuk menjauhi paparazzi.

Sementara hari ini, hujan deras menyertai pemakaman itu. Semua orang berpakaian hitam dengan membawa payung hitamnya. Semua aggota keluarga hadir dengan raut sedih mereka. Begitu juga dengan seluruh anggota Nostra Santino beserta rekan bisnis dekat keluarga Kingstone.

"Jadi siapa saja orang-orang yang sedang dimakamkan hari ini?" Tanya Ben, sahabat Tom.

"Pemakaman Maximus, Charles, May, dan Annie pacar Charles. Setelah itu Bill kakak dari Annie yang juga sahabat Charles. Setelah itu pemakaman Sam, manusia yang selalu menjaga Draco dan Charlie ketika bersama dengan May. Max dan Charles mati karena dibunuh Collins. Sedangkan May, Annie, Bill, dan Sam dibunuh oleh Steven yang sedang dikendalikan oleh Collins." Jelas Tom sambil menyikut perut Ben.

"Uhuk... untuk apa sikutan menyakitkan itu?" Tanya Ben

"Kenapa kau menghadiri pemakamannya padahal kau tidak mengenal siapa saja yang mati?" Tanya Tom

"Entahlah, puteraku bersahabat dengan Draco sejak mereka SD. Aku merasa tidak enak kalau tidak datang ke pemakaman ayahnya."

"Benar-benar suatu kebetulan. Aku tak pernah menyangka bahwa sahabat masa kecilku mengenal Draco. Aku juga tidak pernah menyangka bahwa kau ternyata bangsawan karena itu kau bisa selamat dari kecelakaan yang direncanakan oleh Collins." Kata Thomas

"Sejujurnya aku juga tidak pernah menyangka."

"Jadi apa kekuatanmu? Kau tidak sempat ikut saat perang Cycrotonictus karena kau berada di pesawat luar angkasa membantu anggota militer dan anak-anak lainnya." Tanya Thomas

"Telekinetis dan mampu meledakan dan menghancurkan apa saja yang ada di sekitarku. Hanya itu yang kutahu, terkadang tanpa kusadari aku mengeluarkan taring dan mata vampire mengerikanku."

Sementara itu Draco terus menatap ke bawah dengan pandangan kosongnya. Ia sama sekali tak membawa payung, padahal Ia tahu hari ini hujan deras. Ia mebiarkan dirinya dibasahi oleh hujan.

"Ini semua salahku. Aku seharusnya tidak pernah pergi dari mansion. Aku seharusnya lebih banyak menghabiskan waktu bersama kakek, jika ini adalah terakhir kalinya kita bertemu. Aku idak pernah menyangka bahwa kita berpisah selamanya. " Kata Draco pada dirinya sendiri sambil mengacak-acak rambutnya yang basah itu.

"Memang penyesalan selalu datang terlambat. Tetapi semua ini bukan salahmu. Kau tak punya pilihan." Kata Leo yang kini membagi payung hitamnya dengan Draco dan berdiri di samping Draco sambil memberinya sebuah surat dari Maximus. Draco langsung mengambilnya dan membukanya.

Selama ini kau sudah menjadi anak yang baik. Aku sudah hidup cukup lama. Sudah seharusnya pria tua ini berpisah. Luka di hatimu tidak pernah sembuh, kan? Kakek minta maaf karena kakek selama ini tak bisa menyembuhkannya saat kakek masih hidup. Kakek berharap luka itu akan segera pulih saat aku telah tiada. Aku tidak akan kemana-mana. Ingat perkataanku, ketika semua orang yang kau sayangi telah tiada. Mereka tidak pergi jauh dan tidak pernah kembali, mereka akan tetap tinggal di hati kita dan hidup dalam memori yang berharga. Jadi janganlah menangis, pandanglah langit, dan ucapkan selamat tinggal. Jika kau mau kau bisa mengambil kedua buku milikku dan milik Charles, kemudian memberikan pada paman-pamanmu kalau kau mau. Dan satu lagi, aku tidak mati karena memberikan kekuatanku kepadamu. Kekuatan yang kuberikan kepadamu adalah milik nenekmu yang sudah meninggal karena mengeluarkan kekuatannya. Tetapi memang benar, aku memberi kekuatanku lewat bayangan di bawah tanah yang menjangkaumu saat perang. Tetapi ini keputusanmu, dan semua yang terjadi bukan salahmu, kau tidak menghendaki semua ini. ~ Maximus

Setelah membaca surat itu, Ia langsung menutup surat itu kembali dan menyimpan surat itu dibalik jasnya.

Setelah pemakaman itu berakhir, semua anggota Kingstone langsung pulang ke mansion Kingstone tanpa mengucapkan sepatah kata pun, hingga hujan reda pun mereka belum mengucapkan sepatah kata pun. Hanya ada tatapan kesedihan dan amarah yang tidak bisa dluapkan.

Sampai Cassius, sahabat Charles datang dari hutan kawasan Kingstone dengan jaket hitamnya. Kemudian memberikan sekotak hitam berisi kompas kepada Draco

"Apa ini?"

"Kompas milik Maximus, ayahmu, dan nenekmu. " Kata Cassius

"Bagaimana benda benda ini bisa berada di tanganmu?" Tanya Draco

"Leo memintaku untuk memberikan kompas kakekmu ini kepadamu. Maximus tahu apa yang akan terjadi pada dirinya. Jadi kakekmu memberikannya kepada leo, begitu juga dengan kompas milik istrinya. Kalau soal kompas milik ayahmu, kau tahu kan kalau aku dan penyihir adalah sahabat ayahmu. Saat itu aku disuruh memperbaikinya oleh Charles dan Karen. Jadi aku mencoba memperbaikinya dengan Karen saat itu." Kata Cassius sambil mengingat sekilas ingatan masa lalunya dengan Charles dan Karen sambil tersenyum rindu.

"Dan yang terakhir, aku ingin memberimu buku-buku Kingstone ini." Kata Cassius lagi dengan tatapan serius.

Tony, Steven, Sebastian, dan Chris yang melihatnya langsung tersentak. Kemudian Steven kembali masuk ke dalam mansion, dan kembali dengan cepat.

"Bakar semua buku Kingstone ini aku tak mau melihatnya. Aku tak mau melihat tulisan milik ayahku ataupun milik Charles dan ibuku di buku itu, meskipun ada tulisan yang aku butuhkan. Tetapi aku tetap tidak mau melihatnya. Aku sudah tidak tahan lagi." Kata Steven sambil memberikanya ke Draco.

Draco masih menatap mereka degan ekspresi bingung dengan apa yang harus dilakukannya.

Kemudian Sebastian dan Chris saling berpandangan dan masuk ke dalam dan kembali dengan cepat sambil membawa buku mereka.

"Bakar milik kami juga." Kata Chris sambil memberikannya kepada Draco

Tony pun juga mengeluarkan miliknya dari balik jasnya dan memberikannya kepada Draco.

"Aku juga sepemikiran. Melihat buku-buku itu terlalu menyakitkan." Kata Tony

Kini Draco sudah memegang tujuh buku tebal milik Kakek dan neneknya, lalu milik ayahnya beserta keempat saudaranya. Setelah itu Ia langsung membakar buku itu dengan api biru yang menyala di tangannya sampai buku itu terbakar menjadi debu.

Kemudian Steven menghapus air mata yang bercampur kemarahan dan kesedihan.

Setelah itu Ia kembali masuk ke dalam. Sama halnya dengan Tony dan Chris. Sedangkan Sebastian memilih untuk duduk di halaman belakang mansion.

Cassius dengan cepat langsung enyah dari sana karena merasa tidak enak. Sedangkan Draco tak lama kemudian masuk ke dalam sambil melepaskan cincin biru milik Maximus yang ada di jari telunjuknya. Setelah itu Ia meletakkannya di depan Tony yang sedang duduk di dekat perapian.

"Aku ingin kau memiliki ini."

"Maximus memberikannya kepadamu, ditambah lagi kau adalah kaisar. Itu adalah keputusan Maximus untuk memilihmu menjadi pemimpin keluarga ini. Kau tak bisa melepaskannya begitu saja." Kata Tony sambil melirik cincin itu.

"Tidak, aku menolak, karena Maximus tak pernah memberikan cincin ini kepadaku. Dan meskipun aku adalah kaisar, kakek tidak pernah memintaku untuk menjadi pemimpin keluarga ini. Dia hanya menyerahkanku perusahaannya. Aku memakai cincin ini karena Leo yang memberikannya kepadaku." Balas Draco

"Leo adalah orang kepercayaan Maximus. Jika Leo memberikannya kepadamu, itu berarti Maximus ingin kau memilikinya."

"Terimalah saja Tony, dia sudah mengemban terlalu banyak tanggung jawab untuk anak seusianya." Kata Chris

"Aku tidak melihat air matamu. Apa kau bahkan bersedih?" Tanya Tony kepada Draco.

"Itu tidak menyakitkan. Maaf, tapi kamu tidak akan mengerti, hanya cermin yang mengerti." Kata Draco sambil melangkah pergi keluar dari mansion yang kini sudah disertai hujan yang mulai deras lagi.

Aku selalu menangis dalam hati walaupun aku selalu tersenyum ataupun berekspresi datar di hadapan kalian. Bahkan saat orang orang kesayanganku dibunuh, aku tidak meneteskan satu pun air mata. Kalian pasti hanya melihat ekspresi marahku ataupun wajah dinginku seolah aku tidak peduli. Tapi sebenarnya aku sangat peduli.

Aku lelah berpura-pura baik-baik saja dan tersenyum seolah tidak ada yang terjadi padaku sampai banyak orang yang salah sangka karena topeng yang selalu kupasang di depan mereka. Tetapi aku tidak mau melepasnya karena aku tidak mau terlihat lemah, tak berdaya, dan rapuh sehingga aku diberi simpati oleh mereka. Aku sejujurnya tidak senang diberi simpati karena hal itu membuatku merasa lemah dan tak berdaya seperti diriku di masa lalu, anak kecil rapuh yang pernah merasa bahagia itu sudah mati dan tidak akan pernah hidup kembali.

Selama aku hidup di dunia ini aku selalu melihat kemunafikan orang-orang. Mereka selalu datang setiap kali saat kamu mencapai sesuatu yang menarik sehingga mereka fikir bisa memanfaatkanmu. Setelah itu mereka akan menyalahkanmu ketika keadaan menjadi buruk atau tidak sesuai dengan mereka harapkan. Batin Draco yang tergeletak di aspal disertai dengan hujan deras saat itu.

Setiap kali aku merasa bahagia. Hal berlipat-lipat buruk datang menimpaku bertubi-tubi. Apa aku ditakdirkan untuk tidak bahagia? Hal itulah yang membuatku takut untuk bahagia ataupun mendapatkan hal baik. Jadi aku harus mendorong semua hal baik yang terjadi padaku agar aku tidak ditimpa hal-hal buruk lainnya. Apakah aku ditakdirkan untuk tak bisa menjadi bahagia? Hhh... Tapi dari awal memang sudah begini kan? Keluarga Kingstone sepertinya dikutuk untuk tidak pernah merasa bahagia. Mereka dikutuk untuk jatuh terpuruk. Mereka hanya bisa bahagia di awal, lalu kebahagiaan itu langsung dicabut dari mereka. Benar-benar menyedihkan. Lalu apa tujuanku hidup dan lahir di dunia ini? Untuk apa aku melakukannya padahal diriku sendiri tidak bisa bebas dari belenggu sialan ini? Keluargaku sudah kehilangan anak yang bahagia itu bertahun-tahun yang lalu. Kapan aku bisa menjadi anak kecil yang merasakan kehangatan, cinta, dan kebahagiaan itu? Sepertinya aku tidak akan bisa karena aku sudah kehilangan segalanya.

Seharusnya semua ini tidak terjadi jika mereka lebih memilih untuk tetap menunggu untuk dibangkitkan kembali. Kenapa mereka merelakan kepergian mereka? Padahal mereka dibunuh, kenapa mereka bisa tidak punya dendam? Padahal mereka seharusnya tinggal dan menunggu orang-orang yang mereka cintai. Apa mungkin mereka sdah terlalu lama menunggu saat mereka masih hidup sehingga mereka rela pergi? Apa mereka sudah tak bisa melakukan apa pun lagi jadi mereka pergi? Terlalu banyak pikiran yang beradu mulut di fikiranku. Aku sering merasa bukan diriku sendiri.

Apakah aku lebih baik mati saja? Aku sudah lelah dengan semua ini. Aku memiliki air mata mengalir di wajahku untuk seseorang yang bahkan tidak peduli tentang aku. Apa yang salah denganku? Kenapa aku selalu merasa seperti ini? Merasa lelah, kesepian, dan tidak diinginkan? Aku sangat muak dengan perasaan ini. Aku tahu aku punya orang-orang yang menyayangiku dan peduli padaku, tapi aku selalu merasa sendirian.

"Aku mengenalmu, kau sering seperti ini sejak dulu ketika merasa sangat tertekan, sedih, marah, dan emosi lainnya yang bercampur aduk untuk menghantammu." Kata Leo yang tiba-tiba sudah berjalan dan duduk di samping Draco yang mengingat Draco kebiasaan Draco ketika kecil itu.

"Kau mungkin mengenal aku, tetapi tahukah kamu bahwa, aku membenci diriku sendiri, aku tidak bisa mempercayai siapa pun, keluarga Krystall mengira aku tidak akan pernah menjadi apa pun, tawa palsuku terlihat lebih nyata daripada tawa asliku, aku tidak takut dengan apa yang akan terjadi padaku atau jika aku akan mati, aku tidak pernah cukup untuk siapa pun."

"Aku akan menjelaskan semua yang kuketahui tentang dirimu. Kamu merasa seperti kamu selalu sendiri. Kamu merindukan hari ketika kamu masih kecil. Kamu terlalu memikirkan segalanya. Kamu rusak di dalam. Kamu selalu berusaha membuat orang lain tertawa. Kamu selalu ada untuk semua orang. Kamu menempatkan orang lain sebelum dirimu sendiri. Kamu begadang memikirkan masa depan dan keadaan lainnya. Keluarga Kingstone bisa berubah menjadi bahagia hanya saja butuh waktu. Tapi kau harus waspada terhadap masa depan yang tak bisa diubah, tetapi kau lebih baik focus menikmati masa sekarang dan tak perlu ambil pusing dengan apa yang terjadi di masa depan. Aku disini untukmu. Kau tidak lemah."

Sejak pemakaman itu semua terasa suram. Semuanya dipenuhi tangisan dan kesedihan. Tony yang awalnya sering tersenyum pun kini tak lagi tersenyum. Perilaku paman steven setelah semua ini pun berubah, dia lebih pendiam, menyalahkan diri sendiri, dan bersedih. Padahal paman steven dulunya sangat ceria dan baik. Sebastian dan Chris yang biasanya selalu bercanda dan bergurau kini lebih menjadi pendiam dan menjadi serius. Keluarga kingstone pun berubah sekarang. Bahkan aku pun tak terasa juga ikut berubah. Seperti yang dikatakan leo senyuman bahagiaku menghilang dan kini digantikan dengan wajah datar.

Setelah pemakaman Kingstone, aku mendatangi pemakaman lainnya. Yang aku lain adalah pemakaman Ronnald Boston. Aku hanya melihat Charlie, Michael, Felix, dan Laura sendiri yang hadir di pemakaman itu. Sedangkan aku hanya datang ke pemakamannya dan mengawasi mereka dari jauh saja tanpa mereka menyadari keberadaanku, karena aku merasa tak punya wajah lagi untuk berhadapan dengan Laura. Ingin sekali kuhampiri Lara yang menangis dan memeluknya, sambil menenangkannya. Tapi aku membiarkan Michael saja yang menggantikanku.

Untuk kematian Marvin, sebenarnya aku tidak yakin dia sudah tiada meskipun Kevin menyaksikan pesawat tempur Marvin meledak. Aku tidak merasakan bahwa dia benar-benar pergi. Karena itu kuputuskan untuk masih mencarinya sambil menjalankan perusahaan, aku tidak ingin melihat Kevin dan James bersedih karena ulahnya. Semenjak pertarungan di Cycrotonictus, James menyuruhku untuk berlibur dan tak melakukan apapun untuk sementara. Karena mereka saat ini focus untuk menyelesaikan masalah yang belum selesai, beserta terlibat pembangunan kembali di berbagai kota.

Draco datang dengan sisiran slick backnya ke suatu club malam beserta memakai jas hitamnya, setelah itu Ia berbincang-bincang sebentar dengan pemilik club itu. Dan tak lama kemudian Ia pergi mendatangi suatu kamar disana. Lalu, Ia membuka pintunya perlahan dan tampaklah Marvin sedang memangku seorang gadis, dan baru saja mulai bersenang-senang dengannya.

Melihat hal itu Draco langsung berdehem, dan lantas membuat Marvin terkejut. Ia langsung mengisyaratkan kepada gadis itu untuk pergi. Dan tentu saja gadis itu langsung menuruti perkataan Marvin. Sedangkan Draco melipat kedua tangannya sambil menunggu penjelasan Marvin.

"D-draco... apa yang kau lakukan disini?"

"Seharusnya aku yang bertanya kepadamu Marvin."

"Marvin? Ini aku Kevin."

"Kau adalah pembohong yang payah. Belakangan ini rambut Kevin sangat pirang, sedangkan rambutmu menjadi lebih coklat. Kau pikir aku tidak menyadari hal itu? Kedua gaya rambut Kevin biasanya turun, bukan naik ke atas. Ketiga, Kevin bukan playboy. Dia tidak suka bermain dan bercinta dengan gadis-gadis di klub."

"Baiklahh kau benar, tapi jangan lihat aku dengan tatapan seolah-olah ini adalah kesalahanku!"

"Well, ini memang salahmu. Kenapa kau tidak kembali pada saudaramu dan ayahmu? Dan bagaimana caramu selamat?"

"Aku selamat karena aku bertukar pesawat tempur khususku dengan pesawat tempur biasa milik salah satu awak kapal kami. Dan alasanku tidak mau kembali adalah karena aku berfikir, mungkin mereka menjadi lebih baik karena aku tidak ada disekitar mereka. Maksudku, ayahku kelihatannya lebih menyayangi Kevin daripada aku, dan aku tak mau mengganggu mereka."

"Jangan bodoh Marvin! Saudaramu tak bisa hidup tanpamu! Kevin bukanlah Kevin Fallsdeath jika tidak ada dirimu! Kaulah yang selalu mencerahkan kesuraman keluarga Falldeath dengan keliaranmu, tindakanmu yang semana-mena, keras kepalamu, dan sifat menyebalkanmu. Sejujurnya James sangat kewalahan dengan dirimu, tetapi jauh di dalam lubuk hatinya dia menikmati permainan bodohmu. Dia menyayangimu."

Marvin langsung menghembuskan nafas panjang.

"Mungkin kau benar. Apakah kau tahu dimana mereka berada sekarang?"

"Tentu aku tahu." Kata Draco sambil membawa Marvin pergi keluar dari klub dan melaju cepat dengan Lamborghini advendatornya.

Beberapa jam berlalu, mereka akhirnya sampai di depan villa yang di depan villa tersebut Kevin dan James sudah menunggu mereka. Marvin dengan cepat turun dari mobil Draco dan memeluk ayah beserta saudaranya itu. Namun tak lama kemudian Kevin tiba-tiba meninju pipi Marvin.

"Awww, untuk apa pukulan itu."

"Karena kau membuatku percaya bahwa aku telah kehilanganmu. Tolong... jangan sekali-kali menakutiku dengan cara seperti itu. Aku tak bisa kehilanganmu, saudaraku." Kata Kevin sambil memeluk Marvin lagi.

"Baiklah, aku berjanji." Kata Marvin sambil memeluk saudaranya itu.

James pun langsung mengangguk dan tersenyum tipis kepada Draco sebagai tanda ucapan terimakasih. Draco pun langsung tersenyum dan melaju pergi dengan mobil sportnya.

***

Nostra Santino memiliki cabangnya masing-masing di seluruh dunia yang diurus oleh seorang manager. Atau bisa disebut sebagai anggota utama seperti.

Ron sebenarnya adalah orang yang memiliki cabangnya di China, tetapi James mencabut cabang Ron karena tindakan Ron yang terlalu terbuka di negara itu, dan tak henti-hentinya membuat masalah dengan negara itu. Ron yang mengurus bagian yang bergabung di dunia gelap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya lalu dia menjadi mafia untuk balas dendam.

Ray menguasai cabangnya yang berada di Arab, Asia Selatan, dan Afrika. Ray yang awalnya berasa dari keluarga kaya raya harus menjadi teroris bayaran untuk meningkatkan bisnis keluarganya yang bangkrut kembali. Ia menjadi seorang pembunuh saat bertugas di Los Cabos, Meksiko. Dia benar-benar gemar menyerang musuhnya dengan berbagai ledakan. Terkadang Ia meledakkan sebuah tempat besar dengan jet yang diisi bom waktu dan dikendalikannya dari jarak jauh. Ia juga tak segan-segan mengebom kapal, peswat, gedung perusahaan musuhnya. Ray juga memiliki karakter yang cerdas dalam membuat suatu rencana dan dia bisa memprediksi ketakutan musuhnya dan membuat musuhnya takut sampai mereka mengikuti kemauan Ray.

Charlie menguasai cabangnya yang berada di kota-kota Spanyol. Charlie yang awalnya hanya mendapatkan sebutan raja balap liar sedikit demi sedikit masuk kedunia gelap, seperti terlibat pencucian uang, pemerasan, penjualan narkoba dan beberapa pembunuhan. Charles lebih profesional dibandingkan daripada adiknya yang liar, Draco. Ia memiliki selera humor dan rasa kemanusiaan di dalam diri, dan ia benar-benar peduli adik laki-lakinya. Memiliki kemampuan, cerdas, dan bersemangat, dia adalah salah satu karakter paling mengagumkan dan berkomitmen dalam seri.

Vincent menguasai cabangnya yang terletak di beberapa kota di America. Dia bergabung dunia gelap untuk bersenang senang dan mencoba berbagai hal baru. Vincent sombong, memberontak, dan licik. Itulah sebabnya dia menjadi salah satu mafia terbaik dalam, karena dia sangat memprioritaskan diri untuk bersenang-senang. Ia sangat menikmati menipu dan membunuh musuhnya dari belakang dengan kelicikannya.

Thomas menguasai cabangnya yang berada di kota-kota Inggris. Tom masuk dunia gelap karena kematian adiknya. Ia biasanya selalu menikmati ketika berkelahi di di dunia gelap dengan menggunakan brass knuckle miliknya dibandingkan menggunakan senjata lainnya jika Ia tidak terpaksa. Tom memiliki karakter yang ramai dengan kehidupan dan kepribadian, dari masa mudanya berkelahi di jalanan sampai akhirnya ia menemukan jati diri yang sebenarnya sebagai seorang mafia. Tapi, di sisi lain ia memiliki sifat seorang pahlawan yang memperjuangkan para pembela dan penindasan.

Robert memiliki cabangnya yang berada di Irlandia. adalah karakter yang memiliki konflik, serta memiliki kesetiaan pada Nostra Santino. Meskipun dia pemarah dan tidak sabar, terdapat hal baik pada dirinya, ia sangat menikmati perjalanan hidupnya sampai ketika Vincent datang dan merusak semua kesenangannya. Robert selalu merakit senjata seperti bom atau perlengkapan senjata di kendaraan untuk anggota utama Nostra Santino.

Luke memiliki cabangnya yang berada di kota-kota Meksiko. Luke lebih fokus dengan ketenaran, uang, permainan, dan kemuliaan daripada mengikuti Nostra Santino. Dan sikap ini, bersama dengan rasa humor. Ia semakin bertumbuh sebagai seorang petualang, akhirnya meninggalkan kehidupan lama untuk menjadi seorang pembunuh bayaran negara, tetapi ia tetap tidak kehilangan rasa cintanya saat menjadi penembak jitu. Luke menjadi mafia karena kematian ayahnya, sang jendral yang tewas tertembak.

John menguasai cabangnya yang berada di Roma, dan berbagai kota di Brasil. John punya sifat kepimpinan yang baik. Dia tumbuh dan besar dikelilingi oleh kemewahan serta keistimewaan di New Orleans, Aveline. Ayahnya adalah pembunuh bayaran yang melatih John yang sejak kecil telah banyak menyaksikan kemunafikan, ketidakadilan serta perbudakan tangan pertama, waktu pun membentuk dirinya hingga akhirnya ia bergabung bersama para CIA. Sebenarnya, Ia sangat lemah ketika melihat anak-anak yang sedang dalam masalah. Dan waktu pun cukup mengubah mengubah dirinya untuk bergabung dengan dunia gelap. John sangat liar dan keji dalam membunuh orang-orang. Dia adalah orang yang sangat kuat dan ditakuti pada dunia assassins. Ayah James berteman baik dengan ayah John meskipun mereka berbeda negara. Karena itu James dan John bisa sangat mengenal satu sama lain layaknya saudara.

James menguasai cabangnya yang berada di Rusia dan Jerman. Ayah James adalah pembunuh bayaran dan ayahnya sudah melatih James dan membawa James dari kecil saat bertugas untuk membantunya. Pemimpin mafia dari Rusia melatih para yatim-piatu untuk menjadi assassins dan James menjadi satu-satunya murid yang sukses dan berhasil membangun reputasinya bertahun-tahun. Meskipun James sering bekerja untuk 'orang jahat' kehidupan ia sebagai seorang pembunnuh bayaran masih menghantuinya yang membuat dirinya menjadi keras dan kejam.

Lucas mempunyai cabangnya yang berada di kota-kota Italia. Lucas kuat dan bersemangat. Dengan keyakinan punya kemampuan Changretta untuk menakhlukkan musuh-musuhnya. Meskipun dia lebih jarang bertarung, Lucas sangat pandai dalam hal bisnis dan penyeludupan barang-barang illegal. Ia adalah kriminal yang menguasai poros perdagangan.

Draco mempunyai cabangnya yang berada di Kosovo, dan Canada. Ia awalnya berlatih senjata dan seni bela diri selama hampir 4 bulan saja dengan John. Latihan itu rutin dilakukannya 8 jam setiap hari. Setelah itu Ia langsung bertugas di lapangan secara langsung.

Arthur Alfero mempunyai cabangnya yang berada di Vietnam. Ia adalah buronan beberapa negara karena dicap ilmuan gila yang mengembangkan berbagai percobaan illegal. Ia bahkan menyerang berbagai musuhnya dengan berbagai senjata biologi.

***

"Jeez, jam berapa ini?" Tanya Draco pada dirinya sendiri yang mulai masih setengaj terbangun.

Kemudian Ia bangun dan membuka tirai jendela apartement sewaannya dan menatap ke luar sesaat.

Tak lama kemudian Ia pun langsung menuruni tangga ke bawah sambil memakai kaos putih polosnya dan menemukan Zurt yang baru saja keluar dari kolam renang sambil minum alkoholnya.

"Baru bangun kau kaisar tukang tidur? Aku sudah lama menunggumu daritadi."

"Pakai bajumu sana! Jika ada stalker yang diam diam mengambil fotomu tidak memakai pakaian saat bersamaku bagaimana?! Aku tidak mau disebut gay di media sosial!" Canda Draco sambil berlari ke taman.

Jits!

Anak kurang ajar! Sabar... dia kaisarmu, Zurt. Batin Zurt sambil memakai pakaiannya.

Tak lama setelah Draco pergi ke taman yang masih digenangi oleh air hujan. Namun, Ia tak memperhatikan langkahnya sehingga Ia terjatuh, namun dengan cepat tangan Draco mengeluarkan es yang membuat seluruh taman beku, tanpa sengaja. Hal itu justru membuat Draco kaget, dan melepaskan tangannya dari es itu.

Zurtmotrius yang melihat hal itu langsung mengeluarkan api kecilnya untuk mencairkan es itu dengan segera, sebelum ada yang melihat.

"Beruntung sekali kita menyewa apartement terpencil." Gumam Zurtmotrius sambil masuk ke dalam.

"A-aku tidak sengaja melakukannya. Entah kenapa akhir-akhir ini aku selalu saja tidak sengaja mebekukan segalanya semenjak usai perang." Kata Draco sambil masuk ke dalam diikuti oleh langkah Zurtmotrius yang berada di belakangnya.

"Itu seharusnya adalah hal yang wajar karena itu adalah kekuatan baru."

"Bagaimana jika aku tidak sengaja mengendalikan air atau membekukan sesuatu saat di depan orang-orang?"

Zurtmotrius langsung meletakkan tangannya di dada Draco bersamaan dengan cahaya merah panas yang muncul dari tangannya.

"Hei apa yang kau lakukan? Kau mau ngapain aku?!"

"Aku hanya mau menghangatkanmu agar kau tidak membekukan apapun lagi untuk hari ini anak sial!" Kata Zurt sambil meninju pipi Draco sampai Ia jatuh terbentur lantai.

"Hahahaha aku hanya bercanda kakek tua pedofil!" Kata Draco sambil mengusap pipinya yang merah.

"Apa kau bilang?! Kakek tua?! Aku ini termasuk masih muda! Bahkan aku yang termuda diantara ketiga saudaraku itu!" Kata zurt sambil menjewer telinga draco

"Tapi usiamu itu pasti sudah berabad abad kan? Ditambah lagi kau menyukai Hailey, agent inggris berambut pirang yang hanya berusia 30 tahun! Jadi pantas kalau kau dipanggil kakek tua bhahahahaha."

"Keparat! Sini kamu!" Kata Zurt sambil mengeluarkan apinya.

"Jangan bakar apartement sewaannya, aku sudah capek berurusan dengan kepolisian!" Kata Draco sambil berlari keluar rumah dengan tawa tidak bersalahnya itu.

Hrrrgghhh... anak itu. Sangking kesepiannya, dan tak punya teman untuk diajak bicara. Dia sampai jadi seperti bocah sial menyebalkan begini.

"Tapi aku akan jujur padamu Zurt. Bukan hanya soal kekuatan es dan air yang terkadang menjadi di luar keinginanku, tetapi kekuatan petirku jika kugunakan menjadi terlalu berlebihan. Ditambah lagi, terkadang aku tidak sengaja memanggil iblis ataupun tidak sengaja membangkitkan manusia yang sudah mati, ketika aku menyentuh mereka." Kata Draco sambil memperhatikan garis-garis biru terang seperti retakan yang muncul di salah satu tangannya.

"Tunggu, kau pernah membangkitkan manusia yang sudah mati?"

"Iya, secara tidak sengaja. Pertamanya orang itu tertabrak bus sehingga terpental beberapa meter. Setelah itu aku pergi ke arahnya untuk mengecek keadaan orang itu, tetapi nyatanya dia sudah mati saat aku mengecek denyut nadinya yang tak lama kemudian aku secara tak sengaja membangkitkannya lagi dan menyembuhkan beberapa lukanya. Aku langsung menghapus ingatan pria itu tentangku dan langsung menghilang darisana." Kata Drack yang sepertinya memainkan chaya biru yang mulai menyebar ke tangannya itu.

"Kurasa kau harus menemui Hydra, mungkin dia bisa membantumu. Sewalah kapal dan ajaklah paman ataupun sahabatmu untuk ikut menemanimu pergi ke segitiga bermuda. Tenang saja, kau tahu kan, bahwa Hydra tak akan menyerangmu ataupun menyerang orang-orang Cycrotonictus yang lain, kan? Ditambah lagi mereka pasti mengenal aura hitam yang tersebar darimu dan keluarga Kingstone yang lainnya. Dan para kraken bisa membedakan bau orang Cycrtonictus dan bau manusia." Kata Zurt

"Baiklah, tetapi kenapa tidak memakai kompas saja? Bukannya itu lebih mudah dan cepat?" Tanya Draco yang memperhatikan salah satu tangannya yang mulai memancarkan suhu dingin untuk membekukan sekitarnya dan tangannya yang seakan-akan sudah dibekukan oleh es

"Kompas itu hanya bisa bebas membawamu berteleportasi yang digunakan dalam daratan, ditambah lagi menggunakan kompas Cycrotonictus itu menguras kekuatanmu. Kau baru saja menggunakan kekuatanmu secara besar-besaran saat perang, lebih baik kau gunakan kompasnya untuk mengikuti jarumnya saja." Kata Zurt sambil memegang tangan Draco yang dalam sekejap es yang menyelimuti tangan Draco itu langsung menghilang.

"Baiklah aku akan pergi besok sambil mengajak paman Steven." Kata Draco sambil meletakkan telapak tangannya ke suatu jendela yang mulai membuatnya menjadi beku.

"Sial! Darius akan membunuhku! Kita sudah terlambat!" Teriak Zurt saat melihat jamnya.

"Apa maksudmu?" Tanya Draco

"Kau benar-benar lupa soal hari ini?!"

"Memangnya hari ini hari apa?" Tanya Draco

"PERNIKAHAN CHARLIE DAN VICTORIA! Astaga! Kau benar-benar melupakannya bodoh!"

"Fuck! Aku benar-benar lupa! Sialan!" Umpat Draco sambil berlari ke kamarnya untuk mengganti jasnya.

Tak lama kemudian mereka berdua akhirnya sampai ke pesta pernikahan Charlie. Draco dengan cepat menghampiri Charlie dan Victoria sambil memberi ucapan selamat dan berbincang-bincang sebentar.

"Kau terlambat." Kata Leo

"Jangan salahkan aku, salahkan saja pada kaisar tukang tidur itu." Kata Zurt sambil menyesap minumannya.

"Jadi, apakah Victoria tahu semuanya?" Tanya Draco kepada Charlie

"Iya, aku lupa bilang kepadamu bahwa Victoria dan ayahnya bersembunyi di markas terbengkalai The Black Hawk. Dan tentu saja ayahnya mengetahui semuanya. Beruntungnya aku tidak dimarahi oleh mereka. Mereka mengerti saat kujelaskan berulang-ulang untuk meyakinkan mereka."

"Kalau begitu selamat! Tidak perlu ada rahasia lagi diantara kalian."

"Draco bisa kita bicara sebentar? Akan lebih baik jika aku berbicara disamping Charlie juga." Potong John yang tiba-tiba mendekati mereka.

"Tentu, ada apa?" Tanya Draco

"Ada misi terakhir mafia kita untuk merayakan kebubaran mereka karena kami ingin memfokuskan untuk membangun dan mempertahankan keluarga. Lalu setelah misi itu, semua anggota Nostra Santino memutuskan untuk bubar dan menyerahkan semuanya kepadamu, Draco. Kusarankan kau merekrut anggota utama yang baru yang kau percaya. Kami memilihmu karena kami pikir, kamuah orang yang tepat. Itupun jika kamu mau menerimanya." Kata John

"Semuanya memutuskan untuk keluar dari Nostra Santino, termasuk Charlie? Kenapa kau tidak menetap saja Charlie?" Tanya Draco

"Aku punya kesempatan kedua, inilah kesempatan keduaku. Seperti pernikahan ini, hidup saling mencintai, dan memiiki keluarga." Kata Charlie

"Apa kau dan James yakin akan memberikan reputasi yang kalian bangun bertahun-tahun dengan susah payah ini?" Tanya Draco

"Kami sudah membicarakannya selama ini. Kau layak mendapatkannya. Kau bilang kau ingin melanjutkan kehidupan dunia gelapmu, kan? Ditambah lagi, kami merasa kami sudah hidup cukup lama di dunia gelap. Karena itu kami akan menjalankan kehidupan kesempatan kedua kami." Kata John

"Baiklah, kapan misinya akan diadakan? Dan siapakah target kita?" Tanya Draco

"Dia adalah pria yang sangat cerdas. Dia punya hubungan kuat dengan kepolisian, jadi sulit menjatuhkan orang ini. Dia adalah musuh bebuyutan organisasi Salvatore Zero Fold dan Sacra Camorra. Dia sangat sulit dilacak, karena itu kedua organisasi ini meminta bantuan kita. Jika kita berhasil membunuhnya. Maka mereka akan bekerja untuk cabang-cabang yang kita miliki di berbagai negara. Kami menyetujuinya, karena kami pikir ini pasti bisa membantumu saat kami meninggalkan Nostra Santino. Akan kuhubungi jika dia ditemukan oleh Robert. Tapi aku tak bisa menjamin semua anggota Nostra Santino bisa ikut dalam perpisahan ini." Kata John sambil tersenyum.

"Baiklah, aku menerimanya. Meskipun aku sejujurnya tidak terlalu mengerti dengan kesempatan kedua yang kalian maksud. Tapi bagaimana dengan Arthur Alfero? Dia masih hidup, bukan? Apa dia sudah ditemukan?"

"Sayangnya belum, tapi kurasa dia mengasingkan diri ke pulau kotoran burung karena taku." Canda Charlie sambil meneguk martininya.

***

Setelah berada di kapal cukup lama, Draco memperhatikan kompasnya mulai berputar-putar tanpa henti. Ia pun segera menutup kompasnya.

"Sepertinya dia berada disini. Aku harus menyelam ke bawah."

"Kau yakin?" Tanya Steven

"Ya, jika kompasnya mulai berputar-putar tanpa henti itu artinya dia berada disini, kan?"

"Sebaiknya kita tidak diserang oleh kraken atau makhluk laut mengerikan yang lainnya karena aku bawa anak-anak disini." Kata Steven

Tiba-tiba kapal terguncang, dan tak lama kemudian muncullah tentakel-tentakel kraken dari segala sisi kapal yang membuat semuanya focus ke arah tentakel itu. Kemudian tentakel-tentakel tersebut seperti mengajak Amellia putri Steven bermain.

"Hydra ada disini?"

Tentakel itu sepertinya mengangguk seperti mengerti ucapan Draco.

"Aku baru ingat kau bisa bicara di dalam air dan mengerti semua makhluk itu." Gumam Steven

Draco langsung dengan cepat melompat keluar dari kapal dan menyelam ke bawah. Tak lama kemudian Draco bertemu dengan naga laut berkepala Sembilan itu.

"Apa tujuanmu datang kesini? Apa kau akan mengirim kami kembali ke Deconcytus?" Tanya salah satu dari Sembilan kepala Hydra itu.

"Tidak, kalian bebas berkeliaran kemana pun. Aku sama sekali tidak melarangnya. Aku kemari karena Zurtmotrius bilang kau bisa membantuku dengan kekuatan yang kukeluarkan tanpa sengaja."

"Kami sudah mendengarnya, bahwa kau tak mau memakai kekuatanmu. Tetapi kau seharusnya tidak memikirkan apapun agar kau tak mengeluarkan kekuatanmu tanpa sengaja."

"Apa maksudmu?"

"Kau tahu persis apa maksudku. Seperti saat kau tak sengaja membangkitkan manusia, kau seharusnya tidak memikirkan manusia itu bangkit agar itu tak terjadi." Kata salah satu kepala naga itu.

"Rasanya itu sulit dilakukan, karena aku tak bisa berhenti memikirkan semua hal itu."

"Hmmm... sepertinya yang kami bisa lakukan adalah memberimu sesuatu untuk menahan kekuatanmu." Kata Sembilan kepala itu sambil menyapu pasir di dalam lautan itu dengan halus sehingga tampaklah kedua cincin tergeletak disana.

"Kau bisa melepaskan kedua cincin itu saat kau sudah tak membutuhkannya lagi.

"Terimakasih." Kata Draco sambil memakai kedua cincin itu.

"Tidak kami yang justru berterimakasih karena kau telah membiarkan kami keluar dari Deconcytus dan membiarkan kami mengakses ke segala tempat yang kami mau."

"Aku mementingkan kebebasan orang-orang Cycrotonictus."

"Tetapi kenapa kau tak melepaskan dirimu sendiri?"

"Karena aku takut segala sesuatu menjadi tambah parah. Terkadang aku takut, marah, dan seidh karena diriku. Jadi aku menahan diriku sendiri. Andai saja aku bisa saja mengembalikan semua yang sudah kuambil. Andai saja aku bisa menarik kembali semua itu."

"Belum terlambat untuk memperbaiki semua hal yang terasa salah." Kata Sembilan kepala naga itu secara bersamaan. Seketika itu Draco sambil berenang ke permukaan. Setelah Draco muncul di area kapal, saat itu Steven langsung membantu Draco naik kembali ke dalam kapal. Sedangkan kapal itu langsung berguncang Karen tentakel-tentakel itu melepaskan pegangannya di sebagian sisi kapal untuk kembali masuk ke dalam lautan.

"Draco! Syukurlah monster-monster laut itu tak memakanmu!" Kata Amellia, adik sepupunya itu sambil memeluk Draco yang basah kuyup.

"Para monster tidak akan memakanku, karena aku berteman baik dengan para monster." Kata Draco sambil mengusap rambut adik sepupunya itu.

"Aku juga baru saja berteman baik dengan monster gurita! Dia memberiku sekotak harta karun dan berlian kuning!" Kata Amellia sambil menunjukkan harta karun yang terbuka dan menampilkan koin emas dan berlian kuning.

"Bagus... Tunggu? Apa?" Tanya Draco bingung sambil mengahmpiri kotak harta karun itu.

"Ini kan berlian Berlian Florentine dan kurasa ini adalah Emas Leon Trabuco."

"Berlian Florentine?" Tanya Amellia.

"Berlian kuning besar dari keluarga Medici awalnya berasal dari India dan dikatakan seberat 137,27 karat. Pada akhir abad ke-17, ketika Medicis terakhir meninggal, Berlian Florentine diteruskan ke Keluarga Kekaisaran Austria; pada saat itu dihargai USD 750.000 setara Rp 10,5 miliar. Setelah jatuhnya Kekaisaran Austria, selama Perang Dunia I, keluarga membawanya bersama mereka ke pengasingan di Swiss. Keberadaannya setelah itu tidak diketahui. Beberapa orang berpikir jika berlian itu dicuri oleh seseorang yang dekat dengan keluarga. Beberapa berteori bahwa berlian itu dipecah menjadi batu yang lebih kecil dan karenanya tidak akan pernah terlihat lagi. Sedangkan emas ini bermula pada awal 1930-an, milyuner Meksiko Leon Trabuco mengatur beberapa penerbangan misterius ke padang pasir New Mexico. Dikatakan Trabuco dan beberapa mitra bisnis menyembunyikan emas dan menunggu harga naik sebelum menjualnya. Namun ketika AS menerapkan Undang-Undang Emas tahun 1934, membuat kepemilikan pribadi atas emas ilegal, Trabuco dan mitranya kurang beruntung. Dalam beberapa bulan, semuanya meninggal dalam keadaan misterius, dan lokasi emas itu ternggelam bersama mereka." Jelas Draco.

"Wow... Aku tidak akan pernah menjualnya karena ini adalah pemberian dari temanku yang berharga."

"Jangan lihat ke arah paman, karena sejujurnya paman juga terkejut." Kata Steven ketika Draco menoleh ke arahnya.

"Jangan menunjukkan ini atau memberikan harta karun ini kepada teman-temanmu yang lainnya. Simpanlah dengan aman di kamarmu." Kata Draco sambil menatap mata coklat adik sepupunya itu.

"Baiklah aku berjanji! Kapan kita bisa menemui tuan monster gurita baik itu?"

"Segera, kita mungkin akan kesini lagi." Kata Draco sambil tersenyum tipis.