I am a fighter. I fight for what i want, I fight for what's right, and for what i love always. I never give up for what I want.
You must tell yourself. No matter how hard it is or how hard ot gets. I'm going to make it. ~ Tom
"Jadi... Collins juga mafia?" Tanya Draco
"Yup, bahkan dia juga masuk mafia Sisilia saat dia muda. Sebelum dia menghancurkan dan menghianati keluarga Changretta. Dia juga termasuk mafia terhebat dan terbaik selain John dan tentu saja John lebih muda darinya dulu. Meskipun Collins lebih tua, John selalu mengalahkannya. Bahkan John, Lucas, dan beberapa dari kita mengira telah membunuhnya beberapa kali. Dia benar benar sulit mati rupanya." Jelas Vincent sambil memperlihatkan foto Collins saat masih muda dengan mengenakan jas mafianya dan memakai senjata Thompson.


"Ayahku sangat mempercayainya dulu. Tapi kami tak pernah menebak dia bisa menghianati kami. Karena dia benar benar sepeeri keluarga. Dia sangat baik dan taat pada semua peraturan tapi dibalik semua itu hanya ada kemunafikan. Tapi kebaikannya yang ia tunjukkan itu berbeda dengan kebaikan asli yang John lakukan. John hampir tak pernah menunjukkan kebaikannya ke anggota anggota Sisilia. Dia malah menunjukkan kebaikannya kepada anak anak dari anggota Sisilia. John sangat suka anak anak, dia sangat baik pada anak anak dan aku benar benar melihat ketulusannya. Berbeda dengan Collins yang menunjukkan kebaikkannya pada anggota anggota tertinggi Sisilia, hanya untuk menyanjung mereka dan memilihnya menjadi salah satu anggota Sisilia. John berasal dari anggota CIA terbaik sama seperti Vincent, Tom dan Ray. Kemudian ayahku merekrutnya dan menjadikannya salah satu Sisilia. Aku, Collins, dan John bersaing untuk saling memperebutkan kursi tertinggi Sisilia. Jujur mungkin aku yang terburuk dari mereka saat itu tapi ketika aku menyerah dan berhenti berlatih, John bukannya saling menjatuhkan namun John malah membantuku berlatih dan menjadikanku yang terbaik tapi tentu saja, John selalu lebih hebat dariku. Ayahku melihat semua ketulusan dan kebaikan dari hati John jadi dia memilihnya dan memilihku. Semua itu membuat Collins marah dan karena itu Collins melakukan penghianatan. Aku benar benar mengutuk Collins." Kata Lucas
"Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?" Tanya Draco
"Robert menemukan Collins terlihat di sebuah hotel di Italia. Kita harus pergi ke Atlanta besok untuk mencari sebuah gudang yang ditinggalkan The Black Hawk, Lalu setelah itu kita akan mendapatkan lokasi yang terbaru Collins, karena kita semua akan berangkat menuju ke sana dan membunuhnya. Tapi kita akan berbeda pesawat. Kita akan punya tim masing masing. Robert bilang dia punya firasat buruk tentang perjalanan ini. Tapi mungkin itu tak akan jadi masalah untuk kita." Kata Ray
"Aku akan menyusul Grace sekarang. Jaga anak anakku Tom, Bhahahahahahaha." Kata Vincent sambil menatap Ray dengan tatapan mengejek.
Ray langsung menarik nafas panjang dan mencoba untuk bersabar.
"Bisakah kau berhenti meledekku, Vincent? Aku kira aku hampir mati dan aku tak tahu bahwa ayah Draco punya darah yang bisa menyembuhkan orang orang. Aku sudah bilang aku tarik kata kata dari naskah kematianku karena aku tidak jadi mati. Entah kenapa aku sekarang malu dan menyesal mengatakan semua naskah kematianku. Aku masih ingin hidup dan tidak mau mati jadi tolong jangan ejek aku dengan kata kata kematian yang aku ucapkan tadi jadi aku tak punya keinginan bunuh diri karena dipermalukan terus menerus olehmu, Vincent Travolta! Aku harap kau kena karma karena mengejekku." Kata Ray sambil menyipitkan mata kepada Vincent
"Oh, aku tidak akan terkena karma, Ray. Santailah, bung. Seharusnya aku bersedih kemarin tapi sekarang mengingat kejadian itu akan selalu membuatku tersenyum dan tertawa terbahak bahak."
Ray langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena geram pada Vincent.
"Aku benar benar mengutukmu, Vincent." Kata Ray dengan tatapan musuh.
"Ya, ya, ya kutuklah aku menjadi platipus sekalian jika kau mau." Kata Vincent dengan nada yang mengejek.
"Kau tahu Vincent berada disekitarmu hanya akan membuatku hipertensi."
"Bagus kalau begitu, kau bilang kau ingin mati kan?" Kata Vincent sambil tertawa.
"Hrgghhh!" Geram Ray sambil meninggalkan ruangan.
"Entah, kenapa ketika aku melihat Ray aku selalu ingin tertawa melihat wajahnya yang hampir mati." Kata Vincent dengan tertawa ketika Ray pergi.
"Vincent, tolong jangan ganggu Ray. Kita seharusnya bersyukur Ray masih hidup bukan malah mengejeknya, Vincent." Kata Draco sambil menggeleng gelengkan kepala. Lalu pergi meninggalkan mansion untuk menuju mobil dengan buru buru karena dia ingin segera bertemu dengan ayahnya di mansion Kingstone.
"Uggh, Vincent sialan! Sungguh tak dapat dipercaya aku mengatakan naskah kematianku ketika aku belum mati." Kata Ray pada dirinya sendiri sambil memasuki mobilnya.
"Well, sepertinya aku harus pergi ke mansion Kingstone untuk berterima kasih pada Charles dan kenapa Draco pergi terburu buru seperti ingin balapan saja." Gumam Ray
Dalam perjalanan ke mansion Kingstone. Ia tak sengaja melihat rumah tua besar yang sudah tak ditinggali lagi. Hal itu membuatnya menarik perhatiannya dan membuatnya tiba tiba berhenti mendadak. Kemudian keluar dari mobilnya dan menatap rumah itu.
"Draco."
Suara serak yang berasal dari rumah itu memanggilnya. Karena penasaran ia pun segera memasuki rumah itu.
Suara tersebut berkali kali memanggilnya dan Draco mencari sumber suara itu berasal. Suara itu makin dekat dan dekat. Kemudian Ia mengetahui bahwa suara itu berasal dari balik pintu. Ia pun membuka pintu perlahan tapi tidak ada apa pun disana. Hanya sofa tua dan cermin kuno besar.
Entah kenapa cermin itu menarik perhatiannya. Ketika ia mendekat ke cermin. Tiba tiba di hadapannya muncul Diablo dan menariknya ke dalam cermin.
Draco pun langsung terbangun dan menemukan ia berada di ruangan yang sangat gelap hanya ada beberapa api melayang yang meneranginya dan menunjukkan jalan ke sebuah tempat. Ia pun kemudian mengikuti api api itu karena Ia tahu api api itu akan membawanya ke suatu tempat.
Ia berjalan dan terus berjalan sampai ia sampai di sebuah sel. Hampir saja itu tak menyerupai sel sangking gelapnya.
Ketika ia mendekat. Tiba tiba muncullah Diablo.

"Ah, Draco sudah lama kita tak berjumpa. Sungguh suatu keberanian kau beraji datang kesini. Padahal kau bisa lari seperti pengecut." Kata Diablo dengan suara seraknya
"Kenapa kau memanggilku. Kau mau mengendalikan tubuhku lagi dan menghancurkan manusia? Apa maumu?"
"Mungkin, kemanusian itu jahat dan harus dimusnakan. Sebenarnya aku sangat ingin menguasai semesta, dan dimensi dan menghancurkan sebagian makhluk hidup yang ada. Tapi aku terhubung dengan tubuhmu dan Leo menyegelku jadi aku terperangkap selamanya di tubuhmu dan tak akan bisa keluar selamanya dari tubuhmu tapi kau bisa memanfaatkan kekuatanku ketika kau membuka penjara ini."
"Apa untungnya bagiku jika aku membuka selmu ini? Mungkin itu akan menjadi ide buruk jika aku membebaskanmu Diablo. Kau mungkin tak bisa keluar dari tubuhku dan tak bisa jauh jauh dariku tapi kau akan bisa mengendalikanku dan mengacaukan semesta. Membebaskanmu akan memperburuk keadaan."
"Tapi kau tak punya pilihan selain membebaskanku." Kata Diablo sambil tersenyum jahat.
"Memangnya apa yang terjadi jika aku tak membebaskanmu."
"Collins Skyfall telah memiliki kekuatan besar dan kuat yang berasal dari kekuatan gelapan, sihir gelap, dan ribuan iblis didalam tubuhnya. Kami bertiga lahir dari kegelapan. Teman temanmu akan berencana membunuhnya kan? Kurasa kau hanya mengantarkan teman temanmu pada maut jika kau tak membebaskanku. Yang pastinya dia meminta bantuan dari iblis penguasa dunia bawah. Karena itu Collins sulit dibunuh dan tak pernah mati. Mata dan rambutnya berubah bukan? Teman temanmu beruntung Collins tidak membunuh mereka namun jika teman temanmu ingin mengejar mautnya maka ucapkan selamat tinggal pada teman temanmu."
"Kukira hanya ada 2 iblis terkuat."
"Sebenarnya ada tiga. Hampir tak ada yang tahu karena sang iblis dunia bawah hampir tak pernah muncul ke dunia."
"Kalau soal teman temanku akan mati aku bisa memperingatkan mereka agar tak perlu membuka selmu."
"Mereka tak boleh tau kau membebaskanku dan tak boleh tau kalau aku berbicara padamu secara langsung. Cepat atau lambat kau pasti terpaksa membuka selku. Tapi jika kau mendadak langsung membukanya ketika kau membutuhkan aku mungkin saja tak berjalan sesuai keinginanmu ditambah kau tak akan bisa berafaptasi secara langsung dengan kekuatanku dan keberadaanku. Dibutuhkan waktu untuk menyesuaikan semua itu."
"Memangnya apa yang terjadi nanti? Kenapa aku harus membuka selmu? Dan jika aku bisa membuka selmu apa yang dapat kau lakukan nanti?"
"Inevitable Future. Kehancuran masa depan yang disebabkan oleh darahmu sendiri. Kau membutuhkanku untuk itu. Jika kau membebaskanku maka oita bisa berbicara lewat batin. Kau bisa mengeluarkan wujudku dan memakainya, memakai seluruh kekuatanku kapan saja. Dan aku bisa mengambil alih tubuhmu kapan saja, jika kau lemah ataupun kau sendiri yang mengijinkan. Aku selalu melihat apa yang kau lakukan begitu juga sebaliknya. Meskipun aku mengambil alih tubuhmu kau selalu dapat melihat apa yang aku lakukan begitu juga sebaliknya."
"Baiklah, aku akan membuka selmu. Tapi syaratki kau harus mengikuti semua peraturanku yaitu kau boleh mengendalikan tubuhku jika aku butuh saja, kita terhubung jadi kau pasti tahu kapan aku membutuhkannya atau tidak, kau tak boleh membunuh orang sembarangan, dan semua tindakanmu harus kau bilang dulu padaku, karena kau tak boleh bertindak semena mena."
"Baiklah, aku terima syaratmu itu. Tapi ada satu syarat dariku yaitu kau harus mendengarkan saran saranku dan jangan menjadi keras kepala. "
"Bagaimana aku bisa mempercayaimu?"
"Lihatlah kertas dan pena disampingmu itu. Itu adalah perjanjian dan syarat kita. Jika aku melanggar. Maka kepalaku akan kesakitan dan kembali dalam keadaan seperti ini. Aku sudah metujuinya. Tinggal kau tanda tangani perjanjian itu. "
Draco pun kemudian menandatangani perjanjian yang tertulis di kertas merah yang tiba tiba muncul di sampingnya. Ketika Ia selesai menandatanganinya tiba tiba kertas dan penah itu terbakar habis dan dipergelangan tangannya muncul tatto api begitu pula di tangan Diablo.
"Hanya aku dan kau saja yang bisa melihat tatto itu. Hanya yang melakukan perjanjian saja yang bisa melihat tatto itu."
"Tapi aku tak tahu bagaimana caranya membuka selmu."
"Ini pikiranmu, kau bisa melakukan apapun di dalam pikiranmu. Cukup kau pikirkan saja. Pejamkan matamu."
Draco maju lebih dekat ke ruang sel memegang sel itu dengan kedua tangannya dan memejamkan matanya. Tak lama kemudian sel iu menghilang. Kini ia bisa melihat seluruh tubuh Diablo yang dirantai dan ada tulisan tulisan sihir yang Ia tak mengerti."
"Lalu, aku harus apa?"
"Lakukan hal yang sama, pegang rantainya dan pejamkan matamu, namun kali ini sambil ucapkan Aku Lucious Draco Kingstone membebaskan El Diablo dari semua segelan ini."
Draco pun memegang rantai itu dengan kedua tangannya dan berkata
"Aku Lucious Draco Kingstone membebaskan El Diablo dari semua segelan ini."
Semua rantai itu pun menghilang. Kini Diablo bebas.
"Terimakasih nak, namun kita tak akan bisa keluar dari sini kecuali aku mengembalikan semua ingatanmu. Percayalah ini akan sakit tapi kau akan bisa menahannya."
"Apa!?"
Diablo pun langsung memegang kepala Draco dan mengembalikan semua ingatannya.
"Aaarrrrrgggggghhhhhhhhh!!!"
Ray mendobrak pintu dan menemukan Draco berteriak kesakitan sambil terbaring melayang dengan api di kedua tangannya.
"Draco!" Seketika itu Draco terjatuh dan api ditangannya pun menghilang."
Mata Draco tiba tiba terbuka dan menyala seperti api persis seperti mata Diablo, kemudian Draco menutup matanya dan membuka matanya lagi. Kini matanya menjadi hijau dan normal seperti semula. Ia langsung bangkit dari pangkuan Ray.
"A-aku harus pergi. Kau tak seharusnya disini."
"Tunggu, apa? Tentu aku tak akan meninggalkanmu kalau kau baru saja berteriak kesakitan dan melayang di udara dengan mata api dan tanganmu berapi. Katakan apa yang terjadi."
Aku akan menghapus ingatannya jika kau mau.
Apa? Tidak! Kau tak boleh melakukannya!
Hanya ingatannya saja tentang kau melayang di udara dan ingatan kalau kau pernah ada disini. Kupikir itu juga perjanjian kita? Bahwa kau akan mendengarkan nasehatku?
Baiklah, kau boleh melakukannya dan silahkan ambil alih tubuhku sebentar untuk menghapus ingatan Ray tentang kita.
"Kau baik baik saja?" Tanya Ray
"Ya, aku baik." Seketika itu Diablo mengambil alih tubuh Draco dan memegang kepala Ray dan menghapus ingatannya.
Saat sudah selesai menghapus ingatan Ray. Ray pun pingsan dan tergeletak di lantai. Seketika itu Diablo mengangkat tubuh Ray dan meletakkannya di sofa. Kemudian Diablo keluar dari rumah tua itu, membuat mobil Draco menghilang, mengeluarkan sayap api dari tubuh Draco dan terbang menghilang ke langit.
Ugh... sial. Bagaimana aku bisa disini? Tempat apa ini? Padahal tadi aku kan ada di mobil? Bagaimana aku bisa duduk di sofa ini? Aku tak ingat pernah kesini. Batin Ray sambil berdiri lalu duduk di pinggiran sofa. Kemudian menatap jendela luar.

"Sebenarnya apa yang terjadi denganku hari ini?"

Kemudian Ia bangkit dari sofa dan menatap cermin yang ada di belakangnya.
Tiba tiba Ia melihat beberapa penglihatan tentang dirinya sebagai werepanther. Sebagian dari werepanther itu memiliki kekuatan kematian dan sebagian lagi memiliki kehidupan.

Ray langsung mundur beberapa langkah hingga ia terjatuh. Kemudian Ia bangkit dan melihat lagi ke cermin itu namun yang ia lihat sekarang hanyalah dirinya.
"Mungkin aku hanya berhalusinasi. Itu hanya kaca biasa Ray, apa yang kau pikirkan?" Gumam Ray dan seketika itu ia pergi dari rumah tua itu.