Hadyan langsung terjaga merasakan adanya gerakan di sampingnya yang berasal dari Tasia. Ia bangkit duduk dan menatap gadis itu.
"Ngg.." Tasia bersuara serak. Wajahnya menunjukkan betapa ia merasa tidak nyaman atas apa yang sedang tubuhnya rasakan sekarang.
"Tasia.." Panggil Hadyan pelan. Ia mengelus kening berkerut permaisurinya dengan sayang. Jika bisa, ia akan menyerap semua rasa sakit itu masuk ke dalam tubuhnya sendiri. Ia tidak akan berpikir dua kali untuk menggantikan posisi Tasia merasakan sakit tersebut.
Nafas Tasia terdengar berat, tubuhnya agak menggeliat, namun tangannya tetap menggenggam jemari Hadyan dengan kuat. Mungkin ia sedang bermimpi buruk.
"Tasia.. Jangan takut. Aku ada disini. Kau sudah di rumah sekarang. Tidak ada lagi yang bisa menyakitimu." Ujar Hadyan sebelum mengecup bibir istrinya yang terasa kering.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com