Lyra menepuk jidat, wajar Gin dan Sharif pulang, memang sudah jamnya.
Mata Lyra bergerak gelisah. Pertama-tama ia harus menyingkirkan guru beladiri anak-anak terlebih dulu. "Kau bisa keluar, soal anak-anak, biar aku yang urus."
Anggukan singkat diberi, setelahnya selesai.
Bersikap seolah tak terjadi apapun, Lyra melambaikan tangan, interaksi wajar menyuruh Gin dan Sharif masuk. "Kemari sayang."
Eksistensi Martin hilang bagai ditelan bumi. Tak ada artinya. Hilang tak berbentuk.
"Tadi Mom dan Dad ngapain?"
Sharif bertanya polos, di mulut ada kembang gula. Sharif suka yang manis-manis. Martin berdiri, agar mudah meyakinkan Sharif, ia duduk dekat sang anak, berjongkok demi menyamakan posisi mereka.
Tangan Martin ia letakkan di kepala Sharif kemudian menepuk perlahan.
"Pelukan kasih sayang. Ingat sayang, pelukan jenis ini hanya boleh dilakukan Mom dan Dad."
"Oh ya?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com