"Pertama-tama tunggu Martin di pintu Ra. Usahakan jangan buat keributan. Bila perlu tunggu Martin di teras rumah." Lyra bertekad. Tangan mengepal di udara. Keputusan Lyra sudah bulat.
Cepat-cepat Lyra pergi menuju teras rumah. Di perjalanan Lyra bertemu sang ibu. "Lho, mau ke mana, Ly?"
Lyra sempat gelagapan, bingung mencari jawaban pas. "Eum... itu Buk." Mata Lyra melihat ke sana-kemari. "Ah ya, aku mau lihat bintang. Sekalian bawa cokelat." Di tangan Lyra memang ada cokelat, bukan hanya satu, akan tetapi tiga.
Lyra tidak kepikiran soal cokelat, sejatinya bucin cokelat, tangan refleks meraih cokelat yang berserakan di tempat tidur. Lyra orang jorok, Ketika di kamar sendiri, sifat jorok tersebut semakin menjadi-jadi.
"Ya sudah, sini Ibuk temani. Hari sudah larut malam."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com