Calvino tampak mencibirkan bibirnya. "Bisa jadi sih, Ma." Setelah itu dia pun kembali menguncikan tatapannya pada layar ponsel. Entah sudah berapa lama memanjakan mata dengan kecantikan wanita tercinta, yang jelas manik coklatnya tak akan pernah bosan dibuatnya. "Kecantikan mu memang luar biasa memikat, Manis. Mata mu, bibir mu, semua yang melekat kuat di dalam dirimu bagai magnet yang menarikku dengan sangat kuat." Lirihnya.
--
"Lihat apa sih, Vin?"
Calvino langsung mendongakkan wajahnya berpadukan dengan seulas senyum. "Bukan apa – apa, Ma."
Tanpa sengaja ekor mata Dreena menangkap sang manager yang berjalan mendekat dengan diekori oleh para pelayan. "Tuh dia Vin makanannya datang."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com