webnovel

BAB 102

Dia perlahan menurunkan kertas itu. Matanya lembut saat dia membawaku masuk, senyum kecil tersungging di bibirnya. "Kamu bangun terlambat."

Bunuh aku sekarang. Aku meluncur ke kursi dan kemudian meluncur lebih jauh ke bawah saat rasa malu melandaku. "Ya, yah… aku perhatikan kita kehabisan bagel lagi."

Dia tersedak kopinya dan menyeruputnya. "Sentuh."

Aku mendentingkan cangkir kopiku dengan miliknya saat kami berdua saling menyeringai.

"Aku punya sesuatu untuk ditanyakan" Aku mengerutkan kening. Dia memiliki perban yang melilit tangannya. "Apakah kamu terluka?"

"Hanya luka daging." Dia mengedipkan mata. "Apa yang perlu kamu tanyakan, sayang?"

Addi memilih saat itu untuk melompat ke dalam ruangan, tetapi dia melihat Ayah dan aku sekali dan berbalik.

"Duduk," Ayah membentak.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com