"Ken, aku harus segera pergi," ucap Alona begitu panggilan telepon dari ayahnya sudah berakhir.
Kenzo menahan napasnya sejenak dan mengantupkan bibirnya kembali dengan rapat-rapat. Dia mengangguk pelan seraya menundukkan kepalanya namun, genggaman tangannya semakin erat.
"Pergilah, ayahmu pasti sedang menunggumu saat ini. Aku sudah membayangkan betapa ayahmu sangat bahagia saat ini meski mungkin jauh di dalam lubuk hatinya dia akan merasa bersalah atau sedih berkepanjangan karena kini kau mulai jauh dari perhatiannya," jawab Kenzo dengan terbata-bata.
"Ken, berjanjilah setelah ini kau tidak boleh sedih. Kapanpun nanti kau merindukanku, aku juga merindukanmu, kita harus bertemu! Oke?" ujar Alona dengan senyuman meski air mata masih tetap mengalir dengan deras saat ini.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com